Panduan Praktis Memulai Pertanian Hidroponik untuk Pemula
M Naufal Rauf Ibrahim June 21, 2025 06:40 PM
Jenis-jenis sistem hidroponik
Pertanian hidroponik menjadi semakin populer di kalangan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, terutama bagi mereka yang ingin bercocok tanam di ruang terbatas. Metode ini tidak hanya efektif, akan tetapi juga ramah lingkungan dan dapat dilakukan di rumah, misal di atap, dibalkon, ataupun di teras rumah. Media tanam yang digunakan pun menggunakan larutan nutrisi yang kaya dengan unsur hara tanpa menggunakan media tanah. Teknik ini memungkinkan tanaman mendapatkan semua nutrisi yang mereka butuhkan langsung dari air dan dapat memberikan pertumbuhan lebih cepat dan hasil panen yang baik.
Sebelum membahas lebih jauh terkait teknik menanam secara hidroponik, tentunya kita harus mengetahui keuntungan budidaya hidroponik, antara lain :
Hidroponik dapat dibudidayakan di ruang yang terbatas , seperti balkon, atap rumah, teras, atau halaman depan dan halaman belakang rumah.
Pertumbuhan tanaman dapat lebih cepat karena langsung mendapatkan nutrisi yang sudah diberikan ke tanaman setiap harinya
Penggunaan air lebih hemat dibandingkan dengan tanaman tradisional
Penggunaan pestisida dapat diminimalkan sehingga hasil panen yang didaptkan segar dan sehat jika dikonsumsi
Kualitas hasil panen dapat terjaga karena selama penanaman dilakukan kontrol yang tepat
Untuk memulai menanam secara hidroponik, tentunya kita harus mengetahu terlebih dahulu terkait macam-macam sistem yang dapat digunakan, antara lain :
NFT (Nutrient Film Technique) adalah sistem hidroponik aktif yang menggunakan pompa untuk mengalirkan lapisan tipis larutan nutrisi melalui saluran dangkal, tempat akar tanaman dapat masuk untuk menerima nutrisi. Hasilnya adalah sistem yang sangat efisien yang dapat mengurangi penggunaan air secara drastis. Ada beberapa komponen utama sistem NFT, antara lain : talang, pompa air dan larutan nutrisi. Beberapa keunggulan sistem NFT dibandingkan teknik hidroponik lainnya adalah prosentase konservasi air yang lebih tinggi, peningkatan oksigenasi, dan penyerapan nutrisi yang lebih baik.
DFT (Deep Flow Technique) adalah salah satu sistem hidroponik dimana akar tanaman diletakkan pada lapisan air dengan kedalaman berkisar antara 4-6 cm. Teknik hidroponik sistem DFT memiliki keuntungan saat aliran listrik padam, larutan nutrisi tetap tersedia untuk tanaman. Oleh karena itu, meskipun tidak ada aliran nutrisi, larutan hidroponik tetap tersedia. Kekurangan dari sistem DFT memerlukan larutan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan dengan sistem NFT
Perbesar
Sistem Hidroponik DFT. Sumber: dokumentasi pribadi
Hidroponik sistem sumbu (wick system) adalah sistem hidroponik yang paling sederhana karena sistem wick tidak memerlukan instalasi atau listrik untuk budidaya, alat dan bahan mudah didapat. Sistem ini dapat diterapkan pada skala rumahan, biasanya sistem kapilaritasnya menggunakan kain flanel. Keunggulan sistem wick adalah mudah, murah, dan hemat biaya maintenance. Akan tetapi, sistem wick ini, pengadukan dan pergantian nutrisi harus sering dilakukan.
Perbesar
Sistem Hidroponik Wick di UNPAD. Sumber: dokumentasi pribadi
Sistem rakit apung adalah sistem hidroponik sederhana dan mudah untuk dilakukan. Alat dan bahan juga sangat mudah untuk diperoleh dan tentunya biaya untuk membuatnya juga murah. Sistem rakit apung menggunakan metode yang hampir sama dengan metode wick system karena tidak melakukan sirkulasi nutrisi. Sistem rakit apung ini, akar langsung menyerap nutrisi tanpa menggunakan kain flanel melainkan mengikuti pergerakan panjang akar tamanan. Kebutuhan yang digunakan untuk rakit apung meliputi sterofoam, netpot, dan wadah nutrisi. Listrik yang digunakan hanya untuk aerator untuk penambahan oksigen pada tanaman. Metode ini sangat bagus dipakai untuk usaha hidroponik dalam skala besar dengan biaya murah
Sistem Dutch Bucket. Untuk menanam tanaman dengan akar tunggang, metode Dutch Bucket biasa digunakan. Dengan metode ini kita dapat menanam tanaman seperti melon, cabai, paprika, dan tomat. Sistem ini menggunakan nutrisi yang terserap langsung oleh akar tanaman. Nutrisi yang tersisa dibawa ke tandon untuk disirkulasi kembali. Media yang dipakai untuk sistem Dutch Bucket antara lain arang sekam, cocopeat, cocogrow, hidroton, dan pecahan batu bata. Kebutuhan nutrisinya menggunakan sistem irigasi tetes. Sistem ini juga mudah digunakandan menggunakan listrik. Kita dapat menggunakan timer untuk mengatur jumlah nutrisi dan memastikan bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan sistem ini terpenuhi dengan baik.
Perbesar
Sistem Hidroponik Dutch Bucket di Ehime, Jepang. Sumber: dokumentasi pribadi
Langkah-langkah membuat sistem hidroponik
Dari beberapa sistem yang dijelaskan untuk menanam secara hidroponik, tentunya kita akan memilih sistem yang paling sederhana yang bisa diaplikasikan skala rumah tangga. Penulis disini memilih untuk menggunakan Sistem Wick karena menanam dengan sistem ini tidak memerlukan instalasi atau listrik untuk budidaya, alat dan bahan juga mudah didapat.
Sistem Wick ini juga cocok untuk pemula karena tidak ada komponen yang bergerak. Dengan bantuan sumbu, larutan nutrisi ditarik ke media tanam. Sumbu biasanya terbuat dari kain flanel atau bahan lain yang mudah menyerap air.
Langkah-langkah untuk membuat instalasi hidroponik sistem wick, antara lain:
Mempersiapkan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan bisa baki kotak dengan kedalaman 60-80 cm, gunting, pisau, atau cutter, gabus yang rata dipotong seukuran baki dan dilubangi sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengalirkan nutrisi kita menggunakan kain flanel, atau sumbu kompor, bibit tanaman yang mau dipakai (misal selada, kankung, bayam, romaine, dsb), media tanam rockwool, nutrisi AB Mix, Air, netpot (wadah kecil hitam tempat menanam tanaman)
Membuat sistem Wick
Gabus dipotong sesuai dengan ukuran baki kemudian dilubangi sesuai kebutuhan menggunakan pisau dan gunting. Sumbu yang akan digunakan disesuaikan kemudian dimasukkan ke dalam netpot dan susun sesuai kebutuhan lubang. Masukkan netpot yang sudah ada sumbu tadi ke dalam baki yang sudah diberikan air. Sumbu tadi akan menyerap air dan membasahi media tanam diatasnya
Memilih benih Hidroponik dan penyemaian benih tanaman
Tahapan selanjutnya adalah memilih benih tanaman. Jenis tanaman yang dipakai untuk sistem hidroponik adalah tanaman holtikultura. Beberapa tanaman tersebut antara lain sayur, buah, bunga, dan tanaman hias. Selanjutnya setelah selesai kita memilih tanaman, kita akan melakukan penyemaian dengan menggunakan rockwool. Potong rockwool 2,5 x 2,5 cm. Rendam rockwool dengan air. Buat lubang tengah media dengan kedalama kurang dari 2mm. Masukkan benih ke dalam lubang tersebut, tutup dengan plastik hitam lalu simpan di ruangan gelap. Setelah 1-2 hari akan terlihat hasil persemaian. Kemudian buka plastik dan letakkan dibawah sinar matahari secara langsung setiap hari dan apabila sudah muncul daun sejati maka benih siap untuk dilakukan pindah tanam dimasukkan ke dalam netpot
Perbesar
Tanaman siap pindah tanam. Sumber: dokumentasi pribadi
Menyiapkan laturan nutrisi
Nutrisi yang dipakai dalam hidroponik biasanya menggunakan nutrisi AB Mix. Nutrisi ini sudah banyak dijual di toko dalam bentuk cair maupun serbuk. Jika nutrisi dalam bentuk serbuk harus dilarutkan terlebih dahulu dengan cara mencampurkan larutan A dan B dengan air bersih 1 L setiap 5 ml larutan A dan B.
Perbesar
Larutan A dan B untuk di mix. Sumber: dokumentasi pribadi
Proses pindah tanam
Proses pindah tanam bisa dilakukan dengan melarutkan nutrisi di bagian bawah botol. Pindahkan rockwool yang berisi bibit tanaman. Letakkan bibit tanaman ditas media yang sudah dipasang sumbu dan masukkan netpot ke dalam lubang tanam baki yang sudah diairi air yang ada nutrisinya. Proses menanam pun selesai.
Merawat tanaman sampai panen
Setelah proses pindah tanam, selanjutnya adalah proses merawat tanaman dengan pemberian nutrisi, perawatan hama dan patogen, serta perawatan lainnya. Untuk sayuran biasanya panen berkisar antara 30-45 hari setelah tanam. Cara panen pun tergantung dengan tanamannya. Bisa dengan memotong daunnya saja atau mencabut sampai ke akarnya.
Demikian panduan tentang panduan praktis memulai bertanam dengan hidroponik untuk pemula. Harapannya setelah sukses mengaplikasikan bertanam hidroponik dengan metode wick system akan dilanjutkan dengan metode-metode yang lain seperti NFT, DFT, dsb. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman pembaca. Selamat berkebun !