Mengatasi Kemiskinan Melalui Partisipasi Masyarakat
GH News June 21, 2025 09:06 PM

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Belum lama Word Bank meliris persentase kemiskinan penduduk Indonesia. Penetapan jumlah persentase didasarkan pada garis kemiskinan negara berpendapatan menengah-atas berada di ambang batas pengeluaran perkapita sebesar Rp. 38.411, 37 per hari. 

Bersumber dari data tersebut mengandung arti, warga Indonesia yang pengeluarannya per kapita di bawah Rp. 38.411, 37 tergolong miskin berjumlah 60,3 persen sama dengan 172 juta warga Indonesia termasuk miskin.

Temuan  lain dari Bank Dunia yang mengejutkan adalah rangking persentase kemiskinan Indonesia terbesar ke dua di antara negara Asia Tenggara. Temuan ini ditunjukkan oleh data, yaitu Laos menduduki persentase terbesar penduduk miskin sebanyak 68,5%.

Disusul secara berturut-turut persentase penduduk miskin Indonesia 60,3%, Filipina 50,6 %, Vietnam 18,2 %, Thailand 7,1 %, dan Malaysia 1,3 %. Selanjutnya Singapura masih bertengger memuncaki jumlah penduduk miskin paling rendah dibanding negara Asia Tenggara yang lain. 

Besarnya persentase penduduk miskin di Indonesia tak terlepas dari kondisi geopolitik global, seperti terjadinya berbagai permusuhan antar negara di berbagai kawasan. Kondisi keamanan dunia internasional yang menegang itu dapat menghambat upaya menumbuhkan perekonomian di Indonesia.

Persentase penduduk miskin di Indonesia yang besar, juga dapat memperoleh kontribusi dari situasi dan kondisi dalam negeri yang secara keberlanjutan menuai badai masalah. Berturut-turut dimulai dari gelombang dahsyat pandemi covid-19. 

Belum tuntas menyelesaikan problem sebagai akibat dari pandemi covid-19, sudah disusul oleh berbagai kegaduan, yaitu peristiwa tahun politik, mega korupsi di berbagai institusi, ijazah palsu, ambruknya perusahaan papan atas, kerusakan lingkungan akibat pertambangan, dan belakangan masalah rebutan pulau. 

Kondisi kegaduhan yang terus berlanjut membuat investor hati-hati menanamkan modal. Bahkan tak sedikit perusahan menutup produksinya, lalu pindah ke luar negari yang situasinya lebih kondusif. 

Dampak lain dari kegaduhan adalah pemerintah tak sepenuhnya berkonsentrasi mengatur strategi mengatasi kemiskinan, karena energi sebagian dialokasikan untuk menyelesaikan beragaman kegaduhan yang terjadi di negeri.

Ketika pemerintah belum memiliki kekuatan penuh mengatasi kemiskinan membutuhan partisipasi masyarakat. Berdasarkan pendekatan psikologi komunitas menjelaskan, partisipasi masyarakat berupa keterlibatan aktif dari warga sebagai pribadi maupun kelompok melalui proses pengambilan keputusan dan tindakan kolektif, bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan komunitas. Salah satu agenda yang bisa diterapkan adalah melalui pengentasan kemiskinan.

Agar partisipasi masyarakat mengatasi kemiskinan dapat berjalan memerlukan pemberdayaan pada komunitas. Pemberdayaan yang dilakukan terutama pada komunitas adalah menekankan pada proses internal dengan mengkondisikan struktur sosial dan sistem yang ada di komunitas untuk menggerakkan partisipasi aktif secara komunal dari warga dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

Dalam mengimplementasikan pemberdayaan pada komunitas untuk menurunkan jumlah persentase kemiskinan dapat menyasar individu. Cara yang bisa dilakukan pada individu adalah mengembangkan kemampuan personal dengan memiliki kompetensi, kepercayaan diri, kesadaran kritis, dan berorientasi pada tindakan. Potensi sumber daya pribadi ini dapat menjadi suatu kemampuan memberdayakan diri sendiri sebagai usaha keluar dari jerat kemiskinan.

Aspek lain yang penting dalam proses pemberdayaan komunitas bertujuan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat adalah melibatkan organisasi. Pemberdayaan organisasi pada tingkat lokal yang perlu dijalankan adalah memupuk kemampuan pengambilan keputusan secara kolektif, melakukan tindakan secara bersama, dan melaksanakan kegiatan yang bersifat partisipatif. 

Hal lain yang perlu ditanamkan agar organisasi di komunitas berdaya membangun kesejahteraan ekonomi adalah menata organisasi secara internal melalui pembentukan struktur organisasi yang demokratis, kepemimpinan partisipatif dan mengedepankan pelaksanaan program yang adil bagi semua warga. 

Setelah melakukan pemberdayaan organisasi, langkah berikutnya memaksimalkan potensi komunitas. Potensi yang menjadi sumber daya komunitas dapat diandalkan untuk memperkecil jumlah kemiskinan dengan menempuh strategi mengorganisasikan diri, menghasilkan kesepakatan tujuan bersama, dan mencapai perubahan struktural dari realitas kemiskinan berubah menjadi lebih sejahtera. 

Pemberdayaan komunitas dilaksanakan dengan baik ditandai oleh terjadinya kerja sama antar warga, menggunakan sumber daya lokal dan kebijakan mewadahi kepentingan semua warga di komunitas.

Indikator keberhasilan partisipasi masyarakat melalui proses pemberdayaan individu, organisasi dan komunitas dicirikan oleh pelaksanaannya dari bawah ke atas, yaitu adanya kesadaran dari warga sendiri untuk meningkatkan perekonomian keluarga. 

Ciri yang lain pemberdayaan telah dikerjakan dengan baik, sehingga menggugah partisipasi masyarakat untuk memberantas kemiskinan, yaitu terciptanya kemandirian, dikerjakan secara kolaboratif, identitas komunitas menguat, mengedepankan kearifan lokal, dan terjadi transformasi sosial mengarah pada tumbuhnya kemakmuran di komunitas.

Semoga program mengedepankan partisipasi masyarakat melalui proses pemberdayaan komunitas menjadi bagian dari agenda pemangku kepentingan mengatasi kemiskinan. Ketika program ini dilaksanakan, harapannya Indonesia dapat naik kelas, tidak lagi berada pada rangking dua persentase kemiskinan terbesar di Asia Tenggara. (*)

***

*) Oleh : Hadi Suyono, Direktur Center For Community Empowerment Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.