Fakta Tahun KKN Jokowi, Berbeda dengan Pernyataan Bareskrim Polri, Rismon: Kami Sudah Datangi Kades
Azis Husein Hasibuan June 22, 2025 05:30 AM

TRIBUN-MEDAN.com - Polemik ijazah Jokowi terus berlanjut meski Bareskrim Polri sudah menyatakan keasliannya.

Kini ahli digital forensik Rismon Sianipar menemukan keanehan terkait dengan tahun Kuliah Kerja Nyata (KKN) Jokowi semasa berkuliah.

Rismon mengatakan ada perbedaan pernyataan antara Jokowi dan Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandani Rahardjo Puro soal tahun KKN tersebut.

Menurut Rismon, Bareskrim menyebut bahwa Jokowi melakukan KKN pada tahun 1983, sedangkan Jokowi mengaku pada awal tahun 1985.

Rismon Sianipar mengaku menemukan fakta bahwa pernyataan Bareskrim berkesinambungan dengan apa yang disampaikan oleh ibu kepala desa Ketoyan yang menyebut Jokowi melakukan KKN pada tahun 1983.

"Fakta yang kami temukan setelah Pak Dirtipidum mengumumkan bahwa lokasi KKN Pak Joko Widodo adalah Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali pada tahun 1983," kata Rismon Sianipar, dikutip dari kanal YouTube iNews, Sabtu (21/6/2025) melansir dari Tribunnews.com.

"Kami datangi kepala desa Ketoyan mengaku bahwa ada seseorang berkacamata diantarkan naik vespa dan diasumsikan itu Pak Joko Widodo. Bu Kepala Desa mengatakan hal itu terjadi tahun 1983. Jadi bersesuaian tahun di mana Pak Dirtipidum mengumumkan tahun KKN Pak Jokowi," jelasnya.

Pernyataan itu semua, menurut Rismon, dibantah oleh Jokowi karena eks Gubernur DKI Jakarta itu mengaku melakukan KKN pada tahun 1985.

"Hal itu dibantah oleh Pak Jokowi. Tahun KKN beliau adalah awal tahun 1985," tutur Rismon.

Rismon menilai kejanggalan-kejanggalan tersebut konsisten terjadi.

Salah satunya adalah penyangkalan Kasmudjo yang membantah dirinya adalah dosen pembimbing skripsi Jokowi, lalu dikoreksi langsung oleh Jokowi bahwa Kasmudjo adalah pembimbing akademik.

"Hal ini kan sama konsisten dengan kejanggalan, penyangkalan dari Pak Kasmudjo yang dikoreksi Pak Jokowi dari pembimbing skripsi yang di video tahun 2017 menjadi pembimbing akademik," kata Rismon.

"Keduanya dibantah. Bayangkan, jadi banyak sekali serpihan-serpihan kebenaran yang harusnya dicari oleh Bareskrim," tuturnya.

Rismon minta ijazah Jokowi diuji Bareskrim, BRIN, dan Puspom TNI

Rismon Sianipar meminta lembar pengesahan skripsi dan ijazah sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dianalisis di tiga laboratorium di Indonesia.

Ia ingin mengetahui apakah jenis tinta dan usia kertas dalam ijazah tersebut berusia 40 tahun atau dibuat pada tahun 1985.

Itu dilakukan Rismon karena ia menemukan beberapa kejanggalan dalam lembar pengesahan skripsi dan ijazah milik ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu.

Rismon Sianipar mengusulkan agar ijazah Jokowi diuji di 3 laboratorium yang ada di Indonesia, di antaranya yakni di Bareskrim Polri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI.

Menurut Rismon, Bareskrim, BRIN, dan Puspom TNI dapat menguji jenis tinta dan usia kertas ijazah Jokowi.

"Kalau memang ingin membuktikan secara materi dengan bukan lewat narasi-narasi, ayo kita uji lembar pengesahan skripsi maupun ijazah asli Jokowi di 3 tempat. Misalnya, Bareskrim Polri yang sudah menyatakan identik atau asli katanya. Kedua itu kan ada laboratorium BRIN di Serpong, itu bisa untuk menjawab. Ketiga di Puspom TNI," ujar Rismon, dikutip dari kanal YouTube iNews, Jumat (20/6/2025).

"Jadi 3 lab harus mengunci bahwa jenis dan usia kertas tahun 1985, itu dulu dikunci," tegasnya.

Rismon Sianipar tidak ingin dikatakan mencari perhatian dalam perkara ini.

Oleh karena itu, ia meminta ijazah Jokowi dianalisa di 3 laboratorium tersebut.

"Jenis dan usia tinta itu dengan gampang bisa dianalisa supaya tidak ada lagi narasi-narasi ingin pansos," kata Rismon.

"Saya bilang, kejanggalan-kejanggalan yang banyak ini dengan gampang dikunci diverifikasi dengan 3 lab di Indonesia gapapa. Di Puspom TNI, ada Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU) ada, di BRIN juga ada," ungkapnya.

Menurut Rismon, langkah Bareskrim menguji ijazah Jokowi dan menyebutnya identik tidak menjawab kejanggalan apakah usia ijazah tersebut 40 tahun.

Rismon menilai bahwa ijazah dan lembar pengesahan skripsi tampak sangat modern, sehingga ia meragukan ijazah tersebut dibuat sejak 1985.

"Ketika dilakukan hanya uji identik itu tidak menjawab keautentikan apakah barang itu usianya 40 tahun," ujar Rismon.

"Ijazah dan lembar pengesahan skripsi Joko Widodo yang sangat modern itu, itu belum dijawab oleh Bareskrim Polri usia kertas dan jenis tintanya," pungkasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.