Sendiri Itu Damai, Kesepian Itu Sunyi: Dua Rasa yang Tak Selalu Sama
Kayla Dhiaul Haq June 22, 2025 06:00 AM
Ada perbedaan besar antara memilih sendiri dan merasa kesepian. Meskipun tampak mirip di permukaan dua-duanya soal ketiadaan orang lain nyatanya keduanya menyimpan makna yang sangat berbeda di dalam hati.
Sendiri adalah keadaan yang dipilih. Saat kita memutuskan untuk menepi dari keramaian, duduk di pojok kafe dengan segelas kopi dan buku, atau menonton film di kamar sambil mengenakan piyama favorit, itu bukan kesedihan. Itu adalah ruang yang kita ciptakan untuk mengenal diri sendiri. Di sana ada ketenangan, ada kedamaian. Tidak ada suara bising, tidak ada ekspektasi orang lain, hanya kita dan diri kita sendiri. Banyak orang yang justru menemukan kebahagiaan dalam keheningan itu. Sendiri menjadi tempat recharge, bukan tempat kabur.
Namun berbeda dengan kesepian. Kesepian datang tanpa diundang, seringkali saat kita dikelilingi banyak orang sekalipun. Kita bisa duduk di tengah keramaian pesta, tapi tetap merasa sepi. Kesepian adalah rasa kehilangan akan kehadiran yang mengisi hati. Bukan soal jumlah orang di sekitar kita, tapi soal koneksi yang tidak hadir. Saat kesepian melanda, ada kehampaan yang tak bisa dijelaskan, seperti berbicara tapi tak didengar, tertawa tapi terasa hampa.
Menjadi pribadi yang suka sendiri bukan berarti tak butuh orang lain. Kita semua manusia, dan manusia sejatinya makhluk sosial. Namun perbedaan mendasar adalah bagaimana kita menanggapi ruang hening itu. Sendiri memberi ruang bagi kita untuk tumbuh, untuk jujur pada diri sendiri, untuk merenung tanpa tekanan. Sementara kesepian bisa menjadi tanda bahwa kita sedang butuh didengar, dipeluk, atau sekadar ditemani.
Di era media sosial seperti sekarang, batas antara sendiri dan kesepian makin kabur. Kita bisa terlihat aktif, memposting banyak hal, tapi dalam hati merasa kosong. Maka penting bagi kita untuk mengenali: apakah kita sedang menikmati waktu sendiri atau diam-diam sedang merasa sangat kesepian?
Tak salah menjadi pribadi yang menyukai kesendirian. Tapi ketika rasa sunyi itu mulai terasa berat, jangan ragu membuka ruang untuk orang lain hadir. Karena hidup bukan tentang memilih sendiri atau bersama, tapi tentang tahu kapan harus menepi, dan kapan harus mencari pelukan.