TRIBUNNEWS.COM - Tiga fasilitas nuklir utama Iran, Fordow, Natanz dan Isfahan, mengalami serangan udara yang diklaim telah diluncurkan oleh Amerika Serikat.
Serangan tersebut diumumkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump pada Sabtu (21/6/2025) malam melalui unggahan di platform Truth Social, menyebut operasi sebagai “sangat berhasil” dan menargetkan inti dari program nuklir Iran.
Ketiga fasilitas tersebut bukan hanya simbol kekuatan sains dan teknologi Iran, melainkan juga elemen strategis dalam kebijakan energi dan pertahanan negara itu.
Mengutip dari CNN, berikut adalah penjelasan mendalam mengenai peran masing-masing situs nuklir tersebut:
Natanz adalah fasilitas nuklir paling dikenal Iran, terletak sekitar 250 kilometer di selatan ibu kota Teheran.
Lokasi ini menjadi pusat dari upaya Iran dalam pengayaan uranium, proses penting untuk menghasilkan bahan bakar nuklir.
Menurut Nuclear Threat Initiative (NTI), Natanz memiliki enam bangunan di atas tanah dan tiga bangunan bawah tanah, dua di antaranya cukup besar untuk menampung hingga 50.000 sentrifus.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebut bahwa Iran telah memperkaya uranium di sana hingga tingkat kemurnian 60 persen, mendekati ambang batas 90 persen untuk senjata nuklir.
Dalam serangan terbaru, 30 rudal Tomahawk diluncurkan dari kapal selam AS ke arah Natanz dan Isfahan.
Beberapa ledakan terdengar di sekitar fasilitas ini, dan pejabat regional Iran telah mengonfirmasi terjadinya penyusupan di kawasan tersebut.
Fordow, berlokasi di dekat kota suci Qom, merupakan fasilitas paling tersembunyi dan paling sulit diakses.
Terletak 80 hingga 90 meter di bawah permukaan tanah di antara pegunungan, situs ini telah lama dianggap sebagai tempat yang hanya bisa diserang dengan bom penghancur bunker, senjata yang hanya dimiliki oleh militer Amerika.
Ruang-ruang utama diperkirakan berada 80 hingga 90 meter (sekitar 262 hingga 295 kaki) di bawah tanah.
Laporan IAEA terkini menunjukkan Iran telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga level 60 persen di Fordow.
Fasilitas tersebut kini memiliki 2.700 sentifus.
Menurut laporan media Iran, sistem pertahanan udara Qom diaktifkan beberapa jam sebelum serangan, namun sebagian wilayah sekitar situs Fordow tetap terkena serangan udara.
Presiden Trump menyebut Fordow sebagai "lokasi utama" dalam operasi ini, dan bahkan mengklaim bahwa “Fordow sudah hilang.”
Isfahan adalah rumah bagi kompleks penelitian nuklir terbesar di Iran dan menampung sekitar 3.000 ilmuwan.
Didirikan pada 1984 dengan bantuan teknis dari China, kompleks ini memainkan peran penting dalam eksperimen, produksi bahan bakar nuklir, dan konversi uranium.
NTI menyebut bahwa fasilitas ini mengoperasikan tiga reaktor riset kecil, serta berbagai laboratorium dan pabrik pelapis zirkonium, bahan penting dalam teknologi reaktor.
Menurut pejabat keamanan Iran, serangan terhadap Isfahan memicu aktivasi sistem pertahanan udara, namun beberapa ledakan tetap terjadi di dekat fasilitas tersebut.
Lokasi ini juga menjadi salah satu target dari 30 rudal Tomahawk yang diluncurkan dalam operasi tersebut.
Presiden Trump menyampaikan bahwa seluruh pesawat penyerang telah meninggalkan wilayah udara Iran dan kembali dengan selamat ke pangkalan mereka.
Ia juga menjadwalkan pidato resmi dari Gedung Putih pada pukul 10 malam waktu setempat, menyebut serangan ini sebagai "Momen Bersejarah bagi Amerika Serikat, Israel dan dunia."
Trump menyatakan, “Iran sekarang harus setuju untuk mengakhiri perang ini,” sembari mengunggah ulang pernyataan bahwa “Fordow sudah hilang.”
Pejabat Iran sejauh ini hanya mengonfirmasi serangan terhadap tiga fasilitas utama tersebut, namun belum memberikan pernyataan resmi terkait jumlah korban atau respons balasan militer.
Media Iran melaporkan bahwa fasilitas-fasilitas tersebut telah dievakuasi sebelum serangan terjadi.
(Farra)