TRIBUNJATIM.COM - Aksi tukang bangunan siram air ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi viral di media sosial.
Tak hanya sekali, tukang bangunan itu menyiram air dari botol sebanyak tiga kali.
Yang mengejutkan, ketika tas digeledah ada sebuah jimat.
Misteri sosok pria berjimat tiba-tiba melakukan aksi tak wajar kepada Dedi Mulyadi saat mengunjungi wilayah Bekasi, Jawa Barat.
Kunjungan dilakukan Kang Dedi Mulyadi alias KDM dalam acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga di Desa Wanasari, Cibitung, Kabupaten Bekasi pada Jumat (20/6/2025).
Pada momen tersebut, ada kejadian yang memicu perhatian lebih dalam kunjungan sang Gubernur.
Tiba-tiba ada seseorang pria misterius menyiram Dedi Mulyadi sebanyak tiga kali.
Sang pelaku saat diamankan mengaku menyiram Dedi Mulyadi bukan karena disuruh orang lain.
Tapi ada sesuatu hal kejepit yang membuatnya bereaksi.
Kejadian bermula saat Dedi Mulyadi didampingi para ajudannya berjalan menuju ke panggung.
Warga sangat antusias menyambut kehadiran KDM di lokasi acara.
Kondisi tersebut membuat Dedi Mulyadi harus ikut berdesakan dengan warga sekitar.
Tak disangka, pada momen itu juga terdapat kejadian yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Sesaat sebelum sampai panggung, rombongan Dedi sempat berhenti.
Tampak dari sisi kanan kerumunan warga ada tangan berbalut switer warna gelap menyiramkan air menggunakan botol air mineral.
Ia menyiram sebanyak tiga kali ke arah rombongan Dedi Mulyadi.
Saat airnya sudah habis, bahkan dia melemparkan botol air mineral ukuran besar itu ke arah yang sama.
Sontak petugas Satpol PP dan Polisi serta TNI yang berjaga langsung sigap mengamankan pelaku.
Pelaku merupakan seorang pria berbaju putih dengan tulisan 'Clasic' dalam bentuk sambung.
Ia dibawa menjauh dari kerumunan warga.
Kepada petugas pria itu mengaku berasal dari Narogong.
Ia mengaku pergi ke acara tersebut bersama anak dan istrinya.
Dia mengatakan menyiram air karena anaknya tergencet alias terjepit.
"Tadi bocah kegencet bang. 'Woi tolong woi'," katanya dikutip dari live YouTube PETUALANG DAN EXPLORE, Sabtu (21/6/2025), dikutip dari Tribun Jakarta.
Saat digeledah, polisi menemukan sebuah jimat dari tas milik pelaku.
Ia mengaku jimat itu bukan untuk kebal, melainkan usaha.
"Biasa usaha pak. Ya biasa yang namanya usaha apa aja yang penting halal," katanya.
Pria tersebut mengatakan berprofesi sebagai tukang bangunan.
Ia pun mengaku menyiram Dedi Mulyadi bukan karena disuruh.
"Gak Demi Allah. Kita percaya ada dua alam," katanya.
Sementara Dedi Mulyadi sama sekali tak menyinggung soal penyiraman tersebut saat memberi sambutan pada warga Bekasi.
"Jadi saya mencintai Bekasi, karena mencintai itu kadang sikapnya menyakitkan. Saya mencintai Bekasi lohat Bekasinya kumuh, kalau saya mencintai Bekasi, Bekasinya kumuh, Bekasinya banjir berarti saya harus menyelesaikan kekumuhan dan banjir," kata Dedi di atas panggung.
"Kalau kumuh berarti bangunan kumuhnya harus dibongkar dulu. Kalau banjir berarti penyebab banjirnya harus diberesin dulu karena saya mencintai," ucap KDM.
Ia mengatakan jika bukan karena mencintai untuk apa datang jauh dari Bandung ke Bekasi.
"Kalau saya jadi gubernur tidak mencintai ngapain datang ke Bekasi capek-capek, mending di Bandung cicing (diam). Dari Bandung saya pergi ke Singapur, dari Singapur saya pergi ke Perancis pulangnya saya cerita 'nih saya bawa investasi', padahal bohong," ucap Dedi.
Ia hanya menyinggung atas perlakuan warga saat berjalan tadi.
"Ngapain keringetan kayak gini. Dari situ lewat ke sini 2 jam. Aing teh ditarik ke belah dieu, dikereweuk, ditarik, beak aing (Saya ditarik ke sebelah sini, ke sebelah sana. Diremes, ditarik, habis saya)," kata Dedi Mulyadi.