Sosok Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim Raih Gelar Doktor di Unissula, Berikut Isi Disertasinya 
Samsul Arifin June 22, 2025 05:30 PM

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Mabes Polri Kombes Pol dr. Erwin Zainul Hakim resmi menyandang gelar doktor Ilmu Hukum dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, pada Sabtu (21/06/2025). 

Mantan Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jatim itu, baru saja memperoleh predikat Summa Cumlaude dan IPK 3,9 setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor di Unissula Semarang. 

Dalam disertasinya, Perwira Tinggi Polisi asal Surabaya itu, mengusulkan pentingnya rekonstruksi regulasi unsur pimpinan rumah sakit (RS) yang berlandaskan keadilan yang bermartabat.

Menurut dr Erwin, pemimpin RS idealnya tak hanya memiliki latar belakang medis, tetapi juga harus memiliki kompetensi manajerial yang kuat agar bisa mengelola tantangan RS modern secara profesional.

Saat ini, RS dihadapkan pada berbagai dinamika, mulai dari pembiayaan, sistem rujukan, klasifikasi, hingga tata kelola berbasis kompetensi.

"Untuk itu, dibutuhkan figur pimpinan yang tidak hanya paham klinis, tapi juga kuat dalam manajemen," ujar dr Erwin pada awak media di Surabaya, pada Minggu (22/6/2025). 

Melalui regulasi terserah, dr Erwin meyakini 'Clinical Good Governance' dapat diterapkan secara maksimal, menciptakan sistem pelayanan yang lebih efisien, transparan, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.

Sehingga ia sangat berharap, gagasannya bisa segera diimplementasikan di jajaran RS Bhayangkara di seluruh Indonesia, sekaligus menjadi pendorong perubahan sistemik dalam pengelolaan RS di Tanah Air.

"Ini bukan hanya untuk RS Bhayangkara, tapi bisa menjadi masukan nasional untuk semua RS baik milik pemerintah maupun swasta," pungkas Alumni Fakultas Kedokteran Unair itu. 

Sementara itu, Rektor Unissula, Prof Gunarto mengapresiasi atas capaian Kombes Pol Erwin, menurutnya, hasil penelitian dr Erwin bisa menjadi contoh sinergi ideal antara akademisi dan praktisi. 

"Yang membawa dampak nyata bagi pelayanan publik, khususnya di sektor kesehatan," kata Prof Gunarto. 

Sekadar diketahui, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim pernah menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), lalu menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Jatim, sebelum akhirnya kini menjabat sebagai Waka Rumkit Bhayangkara TK I Pusdokkes Polri.

Selama menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim berkali-kali menorehkan prestasi dengan terobosan layanan kesehatan inovatif yang tak cuma dapat dinikmati Anggota Korps Bhayangkara, namun juga diakses masyarakat umum. 

Salah satunya, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim pernah meluncurkan aplikasi android Sistem Informasi Cegah Stunting Jawa Timur (Si Centing Jawi Wetan Apps), dalam perayaan HUT ke-77 Bhayangkara tahun 2023, silam. 

Aplikasi tersebut menyediakan segala informasi mengenai stunting, mulai dari pengetahuan umum mengenai ciri pengidap stunting, beserta cara pencegahannya.

Termasuk dilengkapi fitur akses layanan kesehatan; medical checkup atau konsultasi yang terhubung dengan RS Bhayangkara se-Jatim. 

Aplikasi itu, terintegrasi dan bersifat holistik dalam penangganan stunting dengan basic pelayanan medis yang tersedia di RS Bhayangkara. 

Diiharapkan penanganan kasus kesehatan stunting dapat diselesaikan dari hulu hingga ke hilir. Mulai dari faktor penyebab hingga solusi atau penangganan yang perlu diberikan, secara cepat.

Aplikasi itu, juga tersedia fitur memperoleh layanan informasi dan konsultasi gratis untuk masyarakat. Masyarakat dapat membuat jadwal bertemu dengan tenaga kesehatan; dokter ke RS Bhayangkara.

Masyarakat yang telah mendaftar melalui fitur layanan akan dilakukan assesmen dari RS Bhayangkara yang nanti akan masuk dalam Program 'Hospital Parenting Stunting'.

Kemudian, pihak rumah sakit akan memberikan pelayanan holistik keseluruhan mulai dari pemeriksaan kesehatan, pengobatan, terapi, pemberian makanan tambahan bahkan pemberian santunan bagi keluarganya jika di rasa perlu.

Sehingga diharapkan, bukan hanya perbaikan gizi anaknya. Namun juga edukasi keluarganya  dan solusi dalam rangka perbaikan ekonomi.

"Aplikasi ini mendigitalisasi proses-proses yang dilakukan di posyandu. Orang cukup menimbang dan memasukkan data habis itu tahu tabelnya dimana. Hasilnya akan dibaca dan dievaluasi oleh dokter gizi dan dokter anak," ujar dr Zainul Hakim, kala itu menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Jatim, di Mapolda Jatim, Selasa (27/6/2023). 

Kemudian selama momen Pesta Demokrasi Pemilu Serentak 2024 silam, di wilayah Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim mengerahkan sekitar 1.000 orang medis Polri Biddokkes Polda Jatim dari 46 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) jajaran polres dan polresta se-Jatim. Termasuk, delapan RS Bhayangkara se-Jatim. 

Ribuan tenaga medis tersebut dikerahkan untuk memberikan pendamping kesehatan kepada para petugas Pemilu 2024, yakni Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) lalu petugas pengamanan dari TNI, Polri dan Linmas, guna mengantisipasi potensi kelelahan selama bertugas. 

Bahkan, secara internal, Biddokkes Polda Jatim menerapkan pemantauan kesehatan anggota Polri yang bertugas dengan aplikasi bernama 'Pengamanan Kesehatan Pemilu Jawa Timur'. 

Pada aplikasi tersebut, terdapat fitur laporan kesehatan secara cepat bernama 'panic button' yang dapat diakses melalui ponsel selama 24 jam. 

Jika fitur tersebut diaktivasi oleh personel anggota Polri yang mengalami kondisi kedaruratan medis, maka Biddokkes Polda Jatim akan mengerahkan tim medis terdekat menuju ke lokasi pasien berada di mana pun. 

Bahkan, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim pernah memimpin langsung misi kemanusian melalui layanan kesehatan gratis untuk operasi Ventriculoperitoneal (VP) Shunt terhadap pasien penderita Hidrosefalus, anak di bawah umur berinisial AH asal Kabupaten Sidoarjo, di RS Bhayangkara Surabaya, pada Jumat (27/5/2022) silam. 

Prioritas layanan kesehatan ini pun disambut haru oleh salah seorang ayah dari pasien berusia anak penderita hidrosefalus, Hermanto Dwi Prakoso. 

Warga asal Waru, Sidoarjo itu, akhirnya bisa bernafas lega. Doanya selama bertahun-tahun untuk melihat sang anak sembuh dari penderitaannya mengidap hidrosefalus, mulai terkabul. 

Putrinya berinisial AH, menjadi salah satu pasien hidrosefalus yang beruntung memperoleh layanan operasi gratis VP Shunt, yang disediakan oleh Biddokkes Polda Jatim di, RS Bhayangkara Surabaya, pada hari itu. 

"Saya bersyukur banget akhirnya anak saya ada jalan untuk sembuh," ujar Hermanto, di depan RS Bhayangkara Surabaya, Jumat (27/5/2022). 

Kemudian, termasuk saat Indonesia masih menghadapi Pandemi Covid-19, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim juga menginisiasi percepatan serapan vaksinasi dengan menyasar segmen masyarakat berusia remaja atau milenial. Bahkan dalam pelaksanaannya, Anggota Biddokkes Polda Jatim menggandeng mahasiswa kedokteran, pada Minggu (22/5/2022).

Tak cuma itu, dalam penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan banyak korban. dr Erwin Zainul Hakim berusaha memberikan asistensi maksimal dari segi medis, satunya saat pelaksanaan teknis autopsi terhadap dua jenazah Aremanita korban tragedi Kanjuruhan, Malang, yang dilaksanakan pada Sabtu (5/11/2022). 

Kedua jenazah yang akan diautopsi itu merupakan kakak beradik bernama, Natasya Debi Ramadhani (16), dan Nayla Debi Anggraeni (13), yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) kawasan Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

Terdapat enam dokternya ahli forensik yang hadir langsung dalam pelaksanaan autopsi pada pukul 08.00 WIB di TPU Wajak, Kabupaten Malang.

Ketua tim autopsi adalah dr Nabil Bahasuan SpFM SH MH, yang juga menjabat sebagai Ketua PDFI Cabang Jatim dan dokter forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.

Kemudian, lima orang anggota dokter pelaksana dalam autopsi tersebut, yakni:

1) dr Abdul Aziz SpFM (RSUD Dr Soetomo Surabaya)

2) dr Deka Bagus Binarsa SpFM (RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang/Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang).

3) dr Edy Suharto SpFM (RSUD Syarifah Ratoe Ebo Kabupaten Bangkalan Madura)

4) dr Nily Sulistyorini SpFM (Fakultas Kedokteran Unair Surabaya)

5) dr Rahmania Kemala Dewi Sp FM (RS Unair Surabaya).

"Untuk tim autopsi 6 orang sepenuhnya dari PDFI Jatim, yakni Ketua PDFI Jatim, dan 5 anggotanya hadir di lokasi. 2 penasehat, profesor dari Unair tidak hadir di lokasi," ujarnya saat dikonfirmasi TribunJatim.com (grup SURYA.co.id), Jumat (4/11/2022).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.