TRIBUNNEWS.COM - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dinilai terlalu bergantung pada pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh kementerian/lembaga. Hal ini menjadi keresahan bagi Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Imin).
Menurut Gus Imin, setiap pelaku UMKM harus memaksimalkan pelatihan dari pemerintah untuk mengembangkan usaha mereka agar naik kelas. Ia melarang keras UMKM menjadikan ajang pelatihan sebagai sarana menyambung hidup, alias ingin menerima akomodasi atau fasilitas pelatihan.
“Tolong UMKM dengarkan, banyak UMKM yang kerjaannya dari pelatihan ke pelatihan. Modus tidak pernah produksi tapi latihan aja, jadi ikut latihan kementerian aja sudah hidup dia. Nah ini enggak boleh terjadi,” kata Gus Imin dalam Talkshow Perintis Berdaya di Bandung, Sabtu (21/6/2025).
Untuk menghindari hal-hal tersebut, Gus Imin menyatakan nantinya akan dibuat pembatasan jumlah pelatihan di kementerian yang bisa diikuti UMKM. Jadi, nanti benar-benar dipastikan pelatihan tersebut bertujuan untuk memberdayakan pelaku usaha.
Oleh karena itu, Gus Imin memastikan Kemenko PM akan melakukan pendataan UMKM untuk memantau pelatihan yang mereka ikuti dan bagaimana dampak pelatihan tersebut.
“Setiap UMKM pelatihan sekali dua kali dan harus mandiri paling banyak boleh lima kali, ini harus diintegrasikan Pak Leon (Deputi I Kemenko PM) UMKM tidak boleh hidup dengan pelatihan, hidup dengan subsidi, hidup dengan ketergantungan,” ujar dia.
“Kalau yang berapa kali (ikut pelatihan) dan berapa waktu masih bergantung kamu coret aja, enggak usah kamu jadi UMKM jadi pekerja saja jadi workers,” imbuhnya.
Gus Imin menegaskan upaya penguatan UMKM penting untuk terus dilakukan ditengah ketidakpastian global imbas adanya perang Israel-Iran yang terus memanas setelah Amerika Serikat juga ikut terlibat. Ia menegaskan Indonesia tidak bisa bergantung kepada negara mana pun.
“Nah, dari kondisi itu kita ingin kuat kokoh dan berdaya karena itu UMKM menjadi salah satu tulang punggung yang akan kita terus berdayakan,” sambungnya.Di sisi lain, Gus Imin memastikan Kemenko PM akan terus konsisten memberikan pelatihan sebagai upaya pemberdayaan terhadap UMKM agar berkembang dan naik kelas.
Salah satunya, Kemenko PM akan menjadikan program Perintis Berdaya yang turut melibatkan pihak swasta dalam pelatihan sebagai standar baru dalam melakukan upaya pemberdayaan terhadap UMKM.
“Pelatihan yang baru saja dilakukan bootcamp itu akan menjadi standarisasi dari semua pelatihan yang ada di pemerintah, termasuk pelatihan-pelatihan di daerah,” ujarnya.
“Nah, insya Allah dari kerja ini ekonomi Indonesia kuat, ekonomi Indonesia mandiri berbasis kepada tulang punggung ekonomi kita yaitu usaha menengah kecil dan mikro,” imbuhnya.
Adapun program Perintis Berdaya yang digelar Kemenko PM ini selaras dengan paradigma baru pemberian bantuan sosial yang fokus dalam pembuatan program produktif untuk pengentasan kemiskinan.
Melalui program ini, Kemenko PM berharap bisa mewujudkan 0 persen kemiskinan ekstrem pada 2026 mendatang yang juga sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.