Kepsek SD Akui Kecolongan Muridnya Sawer Biduan di Acara Perpisahan, Ternyata Ide Ortu: Tidak Pantas
Mujib Anwar June 22, 2025 06:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Baru-baru ini, video siswa SD di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sawer biduan di acara perpisahan sekolah, viral di media sosial (medsos).

Adapun baru-baru ini beredar video yang memperlihatkan beberapa siswa SD berjoget sambil memberikan uang pada biduan atau penyanyi.

Hal ini sontak jadi sorotan karena berlangsung di acara perpisahan sekolah.

Dilansir dari Grid.ID, peristiwa terjadi pada Sabtu (14/6/2025).

Beberapa siswa SD yang ada di video merupakan murid SDN 1 Kenayan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Saat itu sedang berlangsung acara tasyakuran perpisahan siswa kelas 6 SD.

Akan tetapi, aksi sawer yang beredar di media sosial tersebut, kini jadi sorotan netizen.

Menurut keterangan kepala sekolah, acara tersebut digelar sangat sederhana.

Namun, yang menjadi sorotan justru aksi beberapa siswa yang berjoget sambil menyawer biduan.

"Acaranya sangat sederhana. Kita buka terop, terus pasang banner, hanya itu," ujar Kepala Sekolah SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina, dikutip dari Tribunnews.com.

"Tidak ada tampilan sama sekali, tandanya hanya paduan suara dan tidak masang panggung," imbuhnya.

Lebih lanjut, menanggapi soal aksi beberapa siswa yang menyawer biduan, pihak sekolah menegaskan bahwa hal itu merupakan inisiatif para wali murid.

Mereka tergabung dalam paguyuban kelas 6 SDN 1 Kenayan.

"Untuk yang video viral itu, itu adalah semuanya murni dari wali murid, dari paguyuban kelas 6 SDN 1 Kenayan," jelas Kholisina.

PERPISAHAN SEKOLAH VIRAL - Tangkapan layar video sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Kenayan Tulungagung, Jawa Timur sawer biduan saat acara perpisahan sekolah. Kepsek angkat bicara.
Tangkapan layar video sejumlah siswa SDN 1 Kenayan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sawer biduan saat acara perpisahan sekolah. Kepsek angkat bicara. (ISTIMEWA)

Setelah video tersebut viral, pihak sekolah pun langsung mengambil langkah tegas.

Mereka menghubungi para wali murid yang mengadakan acara perpisahan tersebut.

Para wali murid terkait pun telah menyampaikan permohonan maaf secara lisan dan tertulis.

Dalam surat juga disebutkan bahwa uang saweran merupakan uang para orang tua.

"Kemarin setelah kejadian itu, sudah viral itu, akhirnya wali murid dihubungi."

"Dan akhirnya wali murid sudah minta maaf secara lisan dan tertulis," jelasnya.

Buntut viralnya video siswa SD sawer biduan di media sosial, pihak sekolah berharap agar kejadian itu tak terulang kembali.

Mereka mengaku kecolongan dan perlu dilakukan evaluasi.

"Ya, ini semuanya apa ya, kita mengakui kalau kecolongan itu, dan kejadian itu adalah tidak pantas untuk anak-anak."

"Ke depannya semoga tidak ada kejadian yang begini lagi, dan harus tidak ada," tandasnya.

Di tempat lain, kejadian 11 anak TK di Bengkulu diduga dikucilkan dan tidak diikutsertakan dalam acara perpisahan, memicu kemarahan netizen.

Banyak netizen yang merasa jika tindakan tersebut tak pantas dilakukan kepada anak-anak.

Video berdurasi 3 menit 42 detik itu pun viral di media sosial. 

Dari penelusuran, permasalahan ini bermula dari miskomunikasi saat pembagian rapor, beberapa waktu lalu.

Sejumlah wali murid berinisiatif mengadakan acara makan-makan bersama.

Dari hasil voting, sebanyak 21 orang sepakat makan di Fhitoz, 11 orang memilih lokasi lain, dan sisanya memilih pulang ke rumah masing-masing.

Total siswa yang lulus tahun ini sebanyak 57 anak.

Kejadian ini juga langsung ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu.

Mediasi digelar pada Kamis (12/6/2025) pagi, mulai pukul 09.00 WIB, di TK yang berlokasi di Pagar Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.

Mediasi berlangsung di sekolah selama hampir dua jam, berakhir sekitar pukul 10.47 WIB, dan difasilitasi langsung oleh Plt Kepala Dinas Dikbud, Ilham Putra.

Setelah dimediasi oleh Pemkot Bengkulu melalui Dikbud Kota Bengkulu, polemik antara para wali murid ini akhirnya saling memaafkan dan sepakat untuk menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan.

Setelah mediasi selesai, seluruh pihak yang terlibat saling berpelukan dan memaafkan, baik antar wali murid maupun dengan pihak sekolah.

Menanggapi viralnya video ini, pihak TK Dharma Bakti Pagar Dewa tempat anak-anak ini bersekolah, akhirnya memberi klarifikasi.

Kepala TK Dharma Bakti Pagar Dewa, Dahlia, menyampaikan permohonan maaf.

Ia menjelaskan bahwa insiden ini terjadi karena miskomunikasi antar wali murid.

Menurutnya, kegiatan makan-makan tersebut bukan program resmi sekolah, melainkan inisiatif dari sebagian wali murid.

Selain itu, sekolah menyatakan bahwa pada hari itu memang tidak ada kewajiban menggunakan seragam tertentu.

"Kami tidak membuat acara perpisahan resmi," kata Dahlia, melansir Tribun Jateng.

"Yang mengadakan acara makan-makan itu wali murid, dan soal seragam hari itu memang bebas," jelasnya.

Menurut Kepsek, permasalahan tersebut telah diselesaikan secara damai dan video tersebut akan segera ditarik.

"Tadi kami sudah melakukan mediasi dengan para wali murid. Kami dari pihak sekolah meminta maaf atas terjadinya miskomunikasi."

"Masalahnya sudah diselesaikan secara damai, dan video itu nanti akan dihapus," jelas Dahlia.

ACARA PERPISAHAN TK - Tangkap layar video 11 orang siswa TK di Bengkulu ngamuk karena dikucilkan imbas tidak ikut acara perpisahaan dan momen mereka akhirnya berdamai pada Kamis (12/6/2025).
Tangkap layar video 11 orang siswa TK di Bengkulu ngamuk karena dikucilkan imbas tidak ikut acara perpisahaan dan momen mereka akhirnya berdamai pada Kamis (12/6/2025). (Facebook/Mamanya Kelvin Qayla - Tribun Bengkulu/Jiafni Rismawarni)

Sementara itu, perwakilan wali murid yang juga pemilik akun Facebook @Mamanya Kelvin Qayla, Renta Siskalia, juga akan menghapus videonya.

"Semua ini murni karena miskomunikasi. Sekarang sudah dimediasi oleh pihak Dinas Pendidikan."

"Kami, 11 orang itu, sudah bertemu langsung dengan pihak sekolah. Alhamdulillah, kami tidak mencari siapa yang salah dan siapa yang benar," ujarnya, Kamis (12/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa dari hasil mediasi tersebut, pihaknya akan menarik atau menghapus video viral yang menyoroti permasalahan usai pembagian rapor anak-anak.

"Semua sudah jelas. Dari pihak sekolah juga sudah memberikan penjelasan terkait keteledoran dan telah meminta maaf."

"Kami pun menerima dengan lapang dada. Insyaallah, video yang sempat viral itu akan kami tarik," ungkap Renta.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.