Uni Eropa Batalkan Rencana Sanksi Ekspor Minyak Rusia karena AS-Iran Memanas
kumparanBISNIS June 23, 2025 01:20 AM
Rencana Uni Eropa untuk memperketat sanksi terhadap Rusia dengan menurunkan batas harga ekspor minyak mentahnya batal dilanjutkan. Usulan pemangkasan batas harga dari USD 60 menjadi USD 45 per barel itu akhirnya ditangguhkan. Langkah ini diambil karena meningkatnya harga minyak dunia dan minimnya dukungan dari Amerika Serikat.
Mengutip Reuters, Minggu (23/6), kenaikan harga minyak yang terjadi usai serangan Israel terhadap Iran membuat 27 negara anggota Uni Eropa kesulitan mencapai kesepakatan. Beberapa negara menyatakan langkah penurunan harga hanya akan efektif bila mendapat dukungan penuh dari AS.
Sejumlah pejabat yang mengetahui jalannya diskusi, namun meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan bahwa AS menolak mendukung sanksi yang lebih keras terhadap Rusia. Posisi itu semakin jelas setelah pertemuan puncak negara-negara G7 pekan ini.
Sinyal bahwa Uni Eropa mulai melonggarkan dorongan untuk menurunkan batas harga minyak Rusia juga tampak dari pernyataan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Dalam pertemuan G7, ia mengatakan bahwa situasi pasar saat ini tidak mendesak untuk perubahan kebijakan harga.
Perbesar
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen saat tiba untuk pertemuan tatap muka kedua di Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Kamis (1/10). Foto: Francisco Seco/Pool via REUTERS
"Dalam beberapa hari terakhir, kita melihat harga minyak naik sehingga pembatasan harga minyak memang berfungsi. Saat ini, tekanan untuk menurunkan pembatasan harga minyak tidak terlalu besar,” kata von der Leyen.
Presiden AS Donald Trump juga menyatakan skeptisisme terhadap pengetatan sanksi. Dalam pertemuan di Alberta, Kanada, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa sanksi menguras banyak uang negara.
Paket sanksi ke-18 yang disiapkan Uni Eropa sejak Rusia menginvasi Ukraina tetap akan mencakup elemen lainnya. Di antaranya adalah pelarangan penggunaan jaringan pipa gas Nord Stream yang menghubungkan Jerman dan Rusia, serta perluasan pembatasan sistem keuangan seperti sanksi SWIFT ke lebih banyak bank Rusia. Rangkaian kebijakan ini akan dibahas para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels pada Senin mendatang.