Maskapai Hindari Ruang Udara Israel-Iran Usai Serangan AS
kumparanBISNIS June 23, 2025 05:20 AM
Maskapai penerbangan terus menghindari sebagian besar wilayah Timur Tengah pada Minggu (22/6) waktu setempat, setelah serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran.
Dikutip dari Reuters, menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24, lalu lintas maskapai telah menghindari ruang udara di wilayah tersebut karena serangan rudal baru-baru ini.
"Setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, lalu lintas komersial di kawasan tersebut beroperasi sebagaimana mestinya sejak pembatasan wilayah udara baru diberlakukan minggu lalu," kata FlightRadar24 di platform media sosial X.
Situs webnya menunjukkan maskapai penerbangan tidak terbang di wilayah udara Iran, Irak, Suriah, dan Israel. Mereka telah memilih rute lain seperti utara melalui Laut Kaspia atau selatan melalui Mesir dan Arab Saudi, meskipun hal ini mengakibatkan biaya bahan bakar dan awak yang lebih tinggi serta waktu penerbangan yang lebih lama.
Serangan rudal dan pesawat tak berawak di sejumlah zona konflik yang terus bertambah di seluruh dunia menimbulkan risiko tinggi bagi lalu lintas penerbangan.
Pesawat Iran Aseman Airlines. Foto: Soos Jozsef/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Iran Aseman Airlines. Foto: Soos Jozsef/Shutterstock
Safe Airspace, situs web yang dikelola oleh OPSGROUP, organisasi berbasis keanggotaan yang berbagi informasi risiko penerbangan, mengatakan serangan AS terhadap Iran dapat meningkatkan risiko bagi operator penerbangan AS di wilayah tersebut.
"Meskipun tidak ada ancaman khusus yang ditujukan terhadap penerbangan sipil, Iran sebelumnya telah memperingatkan akan membalas dengan menyerang kepentingan militer AS di Timur Tengah-baik secara langsung atau melalui proksi seperti Hizbullah," kata Safe Airspace.
Sejak Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada tanggal 13 Juni, maskapai penerbangan telah menangguhkan penerbangan ke tujuan di negara yang terkena dampak, meskipun ada beberapa penerbangan evakuasi dari negara tetangga dan beberapa yang membawa pulang warga Israel yang terlantar.
Beberapa hari sebelum serangan AS, American Airlines (AAL.O), menangguhkan penerbangan ke Qatar dan United Airlines (UAL.O), melakukan hal yang sama dengan penerbangan ke Dubai.
Safe Airspace mengatakan ada kemungkinan risiko wilayah udara kini meluas ke negara-negara termasuk Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. "Kami terus menyarankan kewaspadaan tingkat tinggi saat ini," katanya.
Penyelamatan dan Evakuasi
Maskapai penerbangan terbesar di Israel, El Al Israel Airlines (ELAL.TA), Arkia and Israir (ISRG.TA), mengatakan bahwa mereka menangguhkan penerbangan penyelamatan yang memungkinkan orang-orang untuk kembali ke Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut.
El Al mengatakan pihaknya juga akan memperpanjang pembatalan penerbangan terjadwal hingga Jumat dan Israir mengatakan telah menghentikan penjualan tiket untuk semua penerbangan hingga 7 Juli.
Seorang juru bicara otoritas bandara Israel mengatakan bandara utama negara itu diperkirakan akan dibuka kembali untuk pendaratan penerbangan penyelamatan pada hari Minggu antara pukul 11.00 dan 17.00 GMT.
Tim penyelamat mengevakuasi warga setelah serangan rudal dari Iran di Tel Aviv, Israel, Minggu (22/6/2025). Foto: Tomer Appelbaum/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tim penyelamat mengevakuasi warga setelah serangan rudal dari Iran di Tel Aviv, Israel, Minggu (22/6/2025). Foto: Tomer Appelbaum/REUTERS
Puluhan ribu warga Israel dan lainnya yang telah memesan tiket ke Israel terjebak di luar negeri. Pada saat yang sama, hampir 40.000 wisatawan di Israel ingin meninggalkan negara itu, beberapa di antaranya melalui perbatasan Yordania ke Amman dan yang lainnya dengan perahu ke Siprus.
"Sesuai dengan arahan keamanan, kami berupaya memulangkan warga Israel secepat mungkin," kata Menteri Transportasi Israel Miri Regev dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan mereka telah mengevakuasi 21 orang, termasuk 16 warga negara Jepang, dari Iran melalui darat ke Azerbaijan. Mereka mengatakan bahwa evakuasi ini merupakan yang kedua sejak hari Kamis dan akan melakukan evakuasi lebih lanjut jika diperlukan.
Pemerintah Selandia Baru juga mengatakan bahwa mereka akan mengirim pesawat angkut militer Hercules ke Timur Tengah dalam keadaan siaga untuk mengevakuasi warga Selandia Baru dari wilayah tersebut.
Dalam pernyataan tertulisnya, disebutkan bahwa personel pemerintah dan pesawat C-130J Hercules akan meninggalkan Auckland pada hari Senin. Pesawat tersebut akan membutuhkan waktu beberapa hari untuk mencapai wilayah tersebut.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.