TRIBUNNNEWS.COM - Iran menyatakan pada hari Senin 923/6/2025) bahwa mereka telah menembakkan rudal ke pangkalan udara Al Udeid di Qatar.
Serangan ini disebut sebagai respons pembelaan diri setelah sebelumnya Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap sejumlah situs nuklir Iran
Karena lokasinya yang cukup dengan Doha, warga ibu kota Qatar tersebut pun dapat menyaksikan langsung datangnya rudal dari Iran tersebut menerangi langit malam.
Beruntung bagi warga kota Doha, sistem pertahanan Qatar beraksi dengan baik pada malam tersebut untuk menangkal datangnya sejumlah rudal dari Iran.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh pihak Kementerian Pertahanan Qatar.
Pihaknya menyebutkan bahwa serangan Iran ke kawasan Pangkalan Udara Al Udeid tidak menimbulkan korban jiwa.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa pasukan Qatar turut serta dalam mencegat rudal-rudal Iran yang ditujukan ke pangkalan Al Udeid tempat pasukan Amerika Serikat bermarkas.
Menilik viralnya kejadian tersebut, berikut adalah penjelasan seberapa penting peran Pangkalan Udara Al Udeid tersebut bagi armada militer AS.
Latar Belakang Pangkalan Udara Al Udeid
Pangkalan Udara Al Udeid sendiri bisa dibilang memiliki peran penting bagi militer AS di Timur Tengah.
Pangkalan ini menjadi markas utama Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM), yang mengawasi operasi militer di kawasan tersebut.
Adapun letak dari pangkalan udara ini berada di gurun pasir di barat daya kora Doha .
Pangkalan Udara yang juga dikenal sebagai Bandara Abu Nakhlah ini adalah salah satu dari dua pangkalan militer di barat daya Doha, Qatar,
Al Udeid juga menjadi markas bagi Angkatan Udara Emir Qatar, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), Royal Air Force Inggris (RAF), serta pasukan asing lainnya.
Pangkalan ini juga menjadi kantor depan CENTCOM di kawawsan teluk sekaligus menjadi kantor bagi Komando Angkatan Udara Pusat AS, No. 83 Expeditionary Air Group RAF, dan Sayap Ekspedisi Udara ke-379 USAF .
Menurut Layanan Penelitian Kongres AS (CRS), pangkalan ini mencakup luas 24 hektare dan biasanya ditempati sekitar 10.000 tentara AS.
Pangkalan ini telah digunakan pasukan AS selama lebih dari 20 tahun.
Sejak 2003, Qatar telah menghabiskan lebih dari $8 miliar atau sekitar Rp 131 Triliun untuk membangun dan meningkatkan fasilitas tersebut.
Kesepakatan penggunaan pangkalan oleh pasukan AS baru-baru ini diperpanjang selama 10 tahun lagi .
Al Udeid menjadi tempat berbagai peralatan militer, termasuk pesawat pengisian bahan bakar (KC-135 Stratotankers), pesawat kargo besar (C-17 Globemasters dan C-130 Hercules), pesawat pengintaian, serta sistem pertahanan rudal seperti Patriot.
Pangkalan ini juga dilengkapi radar canggih untuk mendeteksi serangan rudal .
Menurut laporan CRS, pangkalan ini memainkan peran kunci dalam upaya AS untuk mencegah segala inisiatif serangan Iran di kawasan teluk serta melawan kelompok ekstremis lainnya yang dinilai mengancam sekutu mereka.
Serangan Iran terhadap pangkalan ini menandai peningkatan signifikan dalam ketegangan.
Pangkalan ini merupakan titik sentral bagi aksi militer AS di kawasan dan berpotensi menjadi sasaran seterusnya jika eskalasi konflik berlanjut
(Bobby)