TRIBUNJATIM.COM - Kurangnya jumlah murid baru dirasakan banyak sekolah negeri, di antaranya Sekolah Dasar (SD) Negeri 137 Palembang, Sumatera Selatan.
Hal ini membuat kepala sekolah atau kepsek cemas.
Diketahui, sekolah itu hanya memperoleh 10 peserta didik baru dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.
Sekolah yang berlokasi di Jalan Kapten Cek Syeh, Kelurahan 24 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, ini kalah saing dengan sejumlah sekolah negeri dan swasta di sekitarnya yang memiliki bangunan lebih representatif.
Kepala SD Negeri 137 Palembang, Emi Rosmita, mengatakan sepinya minat orangtua untuk mendaftarkan anak mereka disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari kondisi bangunan sekolah hingga jumlah anak usia SD di wilayah sekitar yang semakin menurun.
“Di sini banyak orang tua. Kemudian kondisi sekolah bisa dilihat sendiri, ada satu cagar budaya yang tidak boleh direnovasi. Namun kondisi bangunannya masih layak pakai. Bangunan dua lantai juga cuma seadanya,” kata Emi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (25/6/2025).
Selain itu, pelaksanaan SPMB secara daring dinilai turut mempersulit pendaftaran. Banyak wali murid kesulitan karena tidak memiliki gawai atau akses internet.
“Banyak orangtua yang daftar di sini, tidak bisa online dan tidak ada HP. Sehingga, pendaftaran dibantu dari sekolah. Jumlah siswa yang mendaftar baru 10 orang. Jumlah itu pun termasuk pendaftaran langsung ke sekolah,” ujarnya, melansir dari Kompas.com.
Pada tahun ajaran sebelumnya, 2024/2025, sekolah ini juga hanya mendapatkan 19 murid baru, sementara 29 siswa kelas 6 telah lulus tahun ini.
“Tahun kemarin yang 19 orang itu juga muridnya bukan dari lokasi terdekat. Wilayahnya jauh-jauh,” jelas Emi.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Palembang, Adrianus Amri, menyatakan pihaknya akan melakukan evaluasi.
“Kami akan evaluasi terkait penyebab sedikitnya pendaftar di sekolah, dan kami tetap menerima pendaftaran bagi sekolah yang belum memenuhi kuota,” jelasnya.
Menurut Adrianus, letak SD Negeri 137 yang berada di kawasan padat sekolah juga memengaruhi minat masyarakat.
"SD di sana banyak, ada beberapa sekolah, negeri dan swasta," katanya.
Sementara itu, proses Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB) tingkat SMP di Kabupaten Madiun terus berjalan.
Namun, realita di lapangan menunjukkan perbedaan mencolok antara satu sekolah dengan lainnya.
Salah satunya SMP Negeri 1 Mejayan, jumlah pendaftar nyaris menyentuh batas daya tampung.
Berdasarkan data spmb.madiunkab.go.id, Senin (16/6/2025), dari pagu 320, pendaftar jalur domisili sebanyak 212, pendaftar jalur afirmasi 50, dan pendaftar jalur mutasi 19. Sehingga totalnya mencapai 281 pendaftar.
Berbeda dengan SMP Negeri 1 Mejayan, SMP Negeri Satu Atap Gemarang yang menyediakan pagu 32 murid, total baru 8 pendaftar saja.
Rinciannya hanya 6 pendaftar jalur domisili, 2 jalur afirmasi. Sedangkan jalur mutasi masih nihil pendaftar.
Koordinator PPDB SMPN 1 Mejayan, Rahmawati Fadilah, menjelaskan, angka ini berpeluang terus bertambah karena masih ada satu jalur tersisa yang belum dibuka.
“Kami masih menunggu pendaftar dari jalur prestasi, yang baru akan dibuka pada 20 Juni mendatang,” ujarnya,Senin (16/6/2025).
Menurutnya, angka ini berpeluang terus bertambah karena masih ada satu jalur tersisa yang belum dibuka.
Kendati jumlah pendaftar cukup tinggi, pelaksanaan PPDB tak luput dari kendala teknis.
Pada awal masa pendaftaran, sempat terjadi gangguan pada sistem online akibat padatnya pengguna.
“Akses ke website sempat lambat. Tapi sejauh ini masih bisa diatasi. Kami juga buka posko PPDB bagi wali murid yang kesulitan, setiap hari rata-rata ada lima orang yang datang minta bantuan teknis,” jelasnya.
Sementara itu, situasi berbanding terbalik terjadi di SMP Negeri Satu Atap Gemarang.
Sampai sejauh ini, dari total 32 kursi yang tersedia, baru delapan siswa yang tercatat mendaftar.
Menurut Salah Satu Guru Dian Widiyawati, meski ada satu jalur yang belum dibuka, yaitu jalur prestasi, namun pihaknya memilih realistis.
“Kemungkinan jumlah pendaftar tidak akan bertambah banyak. Angka tersebut tetap lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya menjaring 4 siswa baru,” pungkasnya.