Fenomena Sekolah Pinggiran di Kalsel Minim Pendaftar, Ini Kata Pengamat Pendidikan ULM
Irfani Rahman June 25, 2025 06:33 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Masih adanya sekolah yang belum memenuhi kuota pendaftaran di akhir masa Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di Kalimantan Selatan kembali menyita perhatian.

Salah satunya dialami SMAN 12 Banjarmasin yang hingga penutupan masih mencatat jumlah pendaftar jauh di bawah kapasitas maksimal.

Fenomena seperti ini, menurut Pemerhati Pendidikan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Reja Pahlevi, bukan hal baru.

Sekolah-sekolah yang berada di kawasan pinggiran, seperti SMAN 12, hampir setiap tahun berada dalam posisi yang sama, yaitu hanya menjadi pilihan kedua atau alternatif.

“Setiap tahun pola ini berulang, terutama karena letak geografis sekolah-sekolah di kawasan Alalak itu berdekatan. Akibatnya, jumlah pendaftar terbagi, dan sekolah seperti SMAN 12 seringkali sepi peminat,” ujarnya, Rabu (25/6/2025).

Namun, menurut Reja, yang lebih krusial adalah persoalan pola pikir masyarakat tentang sekolah favorit. Ia menyebut stigma tersebut sudah begitu melekat dan sulit diubah.

“Membuka mindset ini ibarat mencabut paku dari kayu ulin; sangat sulit, karena sudah mendarah daging,” ujarnya mengibaratkan.

Reja menjelaskan bahwa masyarakat cenderung mengukur kualitas sekolah dari tampilan fisik dan lokasi.

“Selama ini yang dianggap favorit itu sekolah yang gedungnya bagus, infrastrukturnya lengkap, dan letaknya di tengah kota. Akibatnya, sekolah pinggiran selalu jadi pilihan terakhir,” tambahnya.

Meski begitu, ia meyakini hal ini bisa diatasi. Kuncinya adalah komitmen serius dari pemerintah untuk benar-benar menerapkan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh daerah, baik kota maupun pinggiran.

“Kalau fasilitas di sekolah kota dan pinggiran disamaratakan, guru-gurunya juga merata, maka lambat laun stigma itu bisa berubah. Karena kalau kualitasnya sama, masyarakat tak lagi merasa perlu mengejar sekolah yang disebut favorit,” tegasnya.

Menurutnya, tanpa langkah konkret untuk pemerataan, kesenjangan persepsi ini akan terus terjadi setiap tahun dan merugikan banyak sekolah yang sebenarnya punya potensi dan kualitas yang tak kalah baik.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.