BNNK Tulungagung Bekali Calon PMI dengan Edukasi Anti-Narkoba Lewat Program HIDUP PMI
GH News June 25, 2025 07:04 PM

TIMESINDONESIA, TULUNGAGUNG – Upaya pencegahan narkoba kini merambah ke sektor migrasi tenaga kerja. Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tulungagung (BNNK Tulungagung) menggagas program inovatif bertajuk HIDUP PMI (Himbauan dan Edukasi P4GN kepada Pekerja Migran Indonesia) untuk membekali para calon pekerja migran (CPMI) dengan pemahaman dan ketahanan diri terhadap ancaman sindikat narkoba internasional.

Program ini rutin dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Tulungagung melalui kolaborasi dengan Layanan Terpadu Satu Atap Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (LTSA-PTKLN). Sejak diluncurkan pada Juni 2024, HIDUP PMI telah menyasar ratusan CPMI yang akan diberangkatkan ke negara-negara tujuan seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, hingga Polandia.

“Program ini hadir sebagai respons atas meningkatnya risiko CPMI menjadi target sindikat narkotika, baik secara sadar maupun tidak,” jelas Kepala BNNK Tulungagung, Rose Iptriwulandhani, Selasa (25/6/2025).

Dalam setiap sesi pelatihan, peserta mendapatkan edukasi mendalam tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan modus operandi sindikat narkotika lintas negara. Salah satu yang ditekankan adalah potensi eksploitasi pekerja migran sebagai kurir narkoba (drug mule), khususnya dari kawasan Golden Triangle—wilayah rawan di perbatasan Laos, Myanmar, dan Thailand—yang dikenal sebagai pusat produksi sabu dan heroin terbesar di Asia Tenggara.

“Jangan merasa terlalu pintar untuk tidak bisa ditipu. Sindikat narkoba tidak melihat siapa Anda, mereka melihat siapa yang paling rentan,” tegas Rose dalam sesi edukasi.

Tak hanya memberikan pengetahuan, program ini juga menggunakan pendekatan two-way communication agar para peserta lebih aktif dalam bertanya, berdiskusi, dan berbagi pengalaman. Mereka juga mengikuti pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman mereka.

HIDUP PMI bukan sekadar sosialisasi sesaat, melainkan strategi jangka panjang untuk menciptakan PMI yang sadar hukum dan memiliki literasi bahaya narkoba. Selain itu, kehadiran program ini juga selaras dengan agenda nasional Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba) dan visi Indonesia Emas 2045 dalam membangun sumber daya manusia unggul.

“Pekerja migran adalah aset bangsa. Memberi mereka pemahaman dan ketahanan diri adalah cara kita menjaga masa depan mereka dan martabat negara,” tandas Rose.

Dengan kolaborasi lintas sektor antara BNNK dan Disnakertrans, program ini diharapkan bisa menekan angka keterlibatan PMI dalam jaringan narkoba internasional dan memperkuat sistem perlindungan sejak dari daerah asal.(*) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.