Ngafe Rasa Warteg: Sensasi Unik di Tripplefeeling Semarang
M Syofri Kurniawan June 26, 2025 08:30 AM

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di tengah maraknya kafe modern yang berlomba menyajikan menu kekinian ala Barat, Tripplefeeling Coffee and Eatery justru mengambil jalur berbeda.

Berada di kawasan dekat kampus dan perkantoran Kota Semarang, kafe ini menawarkan konsep hybrid yang menggabungkan suasana ngopi santai dengan cita rasa rumahan melalui menu nasi rames ala warteg.

Tampak menu nasi rames disajikan dengan pilihan lauk berupa telur balado, ayam goreng, hingga ikan pindang. Tak ketinggalan, dilengkapi pula sayur.

"Menunya ganti-ganti tiap hari, biar pelanggan nggak bosan," kata front man Tripplefeeling, Kaleb baru-baru ini.

20250625_menu di Tripplefeeling
MENU ALA WARTEG: Salah satu menu di Tripplefeeling, Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pendrikan Kidul, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, baru-baru ini. Di tengah maraknya kafe modern yang berlomba menyajikan menu kekinian ala Barat, Tripplefeeling Coffee and Eatery mengambil jalur berbeda dengan menyajikan menu ala warteg. (Tribun Jateng/Idayatul Rohmah)

Tripplefeeling Coffee and Eatery buka mulai pukul 07.00 hingga 21.00 WIB.

Kaleb menjelaskan, kafe kecil di Jalan Imam Bonjol nomor 212 itu awalnya hanya menjual kopi dan nonkopi seperti kafe pada umumnya.

Namun, ide unik pun muncul dari obrolan dengan para pelanggan.

"Di sekitar sini kan banyak kantor dan kampus. Banyak yang request, ‘bisa nggak disediain menu kayak ramesan?’ Akhirnya kami coba, ternyata ramai juga," jelasnya mengingat.

Cafe tersebut, saat ini punya dua wajah berbeda dalam sehari. Pagi hingga sore, berubah jadi tempat makan siang yang menjadi daya tarik pegawai dan mahasiswa. 

"Harga mulai Rp 13 ribu.

Walau murah, nggak murahan," ungkapnya.

Sementara malam harinya, Tripplefeeling menyuguhkan kopi, es krim, snack, dan ruang santai ber-AC dilengkapi dengan Wi-Fi.

Tempat ini pun kerap jadi lokasi nongkrong mahasiswa atau pekerja lepas.

Minuman kopi dan nonkopi dijual mulai Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu.

Sementara snack, dijual dengan harga mulai Rp 7 ribu hingga 20 ribu. 

"Ibarat kata, makan kayak di warteg, tapi tempatnya seadem kafe. Bisa sambil kerja juga," kiranya.

Kombinasi inilah, menurut Kalab menjadikan Tripplefeeling sebagai daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Selain juga menawarkan pengalaman "ngafe" untuk berbagai kalangan.

"Makanan kita ready jam 10.00 WIB. Kalau jam 07.00 WIB kita baru sedia minuman dan snack. Siang-siang jam istirahat gitu biasanya ramai," bebernya.

Satu di antara pengunjung, Hani (26) mengatakan cukup sering mengunjungi cafe tersebut.

"Saya sering beli nasi sayur sop dan ikan. Kebetulan kerjanya di samping kafe, jadi siang sering ke sini," katanya.

Karyawan swasta itu menilai, Tripplefeeling menjadi pilihan alternatif saat dirinya ingin makan nasi sayur selain pergi ke warteg.

"Biasanya kalau mau makan nasi sayur harus ke warteg, tapi kan di sana panas dan banyak orang. Kalau ke kafe kayak gini kan ada AC-nya, nggak takut sumpek," tuturnya.

Pengunjung lain, Dila (24) yang merupakan mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, mengatakan, mengunjungi cafe tersebut untuk mengerjakan tugas sambil menikmati roti dan es coklat.

"Kafenya kan dekat kampus, jadi aku setiap mau nugas atau laper sering ke sini," ungkapnya. (idy)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.