Mengenal Rudal Hipersonik Oreshnik, Senjata Rusia yang Bisa Jangkau AS dan Bikin NATO Ketar-ketir
Glery Lazuardi June 26, 2025 09:32 AM

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia mempercepat produksi massal rudal hipersonik jarak menengah Oreshnik, senjata generasi baru yang diklaim mampu menghancurkan target ribuan kilometer dalam hitungan menit.

Senjata ini membuat negara-negara anggota NATO ketar-ketir dan mengubah peta kekuatan militer global.

Produksi Massal Dimulai, Putin Puji Efektivitas Oreshnik

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan produksi serial rudal Oreshnik pada Senin (23/6/2025).

Dalam pidato yang disampaikan kepada para kadet militer, Putin menyebut rudal ini terbukti efektif dalam kondisi tempur saat digunakan melawan Ukraina pada 21 November 2024.

"Produksi serial sistem rudal jarak menengah Oreshnik terbaru sedang berlangsung," ujar Putin seperti dilansir Reuters.

Serangan perdana rudal ini menghantam perusahaan pertahanan di kota Dnipro, Ukraina, sebagai balasan atas penggunaan rudal Barat oleh Ukraina terhadap wilayah Rusia.

Kecepatan Mach 10 dan Teknologi MIRV: Kombinasi Mematikan

Rudal Oreshnik dilaporkan memiliki kecepatan hingga Mach 10 (sekitar 2,5 hingga 3 km/detik) dan dilengkapi dengan muatan hipersonik non-nuklir.

Kemampuannya bermanuver di udara serta membawa beberapa hulu ledak independen (MIRV) membuatnya sangat sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara.

Dalam serangan perdananya, rudal ini menembakkan sekitar 36 submunisi inert ke target di Dnipro, menunjukkan presisi tinggi terhadap sasaran bernilai strategis.

Rudal hipersonik Oreshnik milik Rusia.
Rudal hipersonik Oreshnik milik Rusia. (Belarusian Telegraph Agency)

NATO dalam Jangkauan: Penempatan di Belarus Jadi Alarm Bahaya

Putin juga mengisyaratkan bahwa Oreshnik dapat ditempatkan di Belarus pada paruh kedua tahun 2025.

Dengan jangkauan 1.000 hingga 5.500 kilometer, rudal ini bisa menjangkau seluruh Eropa dan sebagian besar Amerika Serikat dari wilayah Rusia atau Belarus.

Penempatan di Belarus membuat negara-negara anggota NATO seperti Polandia, Lithuania, dan Latvia berada dalam ancaman langsung, mempersulit NATO untuk memberikan respons cepat terhadap peluncuran rudal semacam ini.

Senjata Baru dari MIT Moskow: Mobilitas dan Presisi Tinggi

Rudal ini kemungkinan besar dikembangkan oleh Institut Teknologi Termal Moskow (MIT), yang sebelumnya membuat rudal Yars dan RS-26 Rubezh.

Oreshnik menggunakan peluncur bergerak MZKT-7930 buatan Belarus, memberikan fleksibilitas untuk diluncurkan dari berbagai lokasi strategis.

Karakteristiknya yang ringan, bermesin bahan bakar padat, dan mudah dipindahkan membuatnya sangat cocok digunakan dalam peperangan modern yang membutuhkan mobilitas tinggi dan waktu respons cepat.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut rudal ini sebagai senjata hipersonik non-nuklir yang mampu menempuh jarak jauh dan berkecepatan Mach 10, sepuluh kali kecepatan suara.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut rudal ini sebagai senjata hipersonik non-nuklir yang mampu menempuh jarak jauh dan berkecepatan Mach 10, sepuluh kali kecepatan suara. (Ist)

Era Baru Perlombaan Senjata Hipersonik Global

Pengembangan dan produksi Oreshnik terjadi setelah berakhirnya Perjanjian INF (Intermediate-Range Nuclear Forces) pada tahun 2019, yang sebelumnya membatasi pembuatan rudal jarak menengah.

Kini, tanpa batasan hukum internasional, Rusia memanfaatkan celah tersebut untuk meningkatkan kekuatan militernya melalui sistem rudal hipersonik.

Pakar menilai Oreshnik berpotensi digunakan tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga sebagai alat psikologis untuk menunjukkan dominasi Rusia di tengah konflik global yang memanas.

Dengan kecepatan, daya jangkau, dan efektivitas serangannya, Oreshnik menjelma sebagai simbol kekuatan strategis baru Rusia, sekaligus menjadi tantangan besar bagi keamanan NATO dan dunia internasional.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.