Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Tulungagung telah 19 membantu warga yang kesulitan melepas cincin.
Petugas Damkar harus memotong cincin karena sudah terlalu sempit sehingga tidak bisa dilepas secara normal.
Pertolongan karena cincin sempit ini bukan hanya pada orang dewasa, namun ada juga anak-anak.
Menurut Kasi Operasional Dinas Damkarmat Tulungagung, Bambang Pidekso, mayoritas jenis cincin yang dipotong adalah jenis emas
“Ada juga cincin yang bahannya dari model atau perak. Tapi yang paling banyak jenis emas,” ujar Bambang.
Dia menambahkan, rata-rata cincin itu terlalu lama dipakai dan tidak pernah dilepas.
Tanpa disadari, ukuran jari semakin besar sehingga pada akhirnya cincin tidak bisa dilepas.
Mereka baru sadar setelah jari yang dilingkari cincin itu terasa sakit.
“Mungkin orangnya lebih gemuk, sehingga ukuran jarinya juga jadi lebih besar. Bahkan ada yang sampai bengkak karena cincinnya terlalu ketat,” ungkap Bambang.
Ada juga warga yang sudah ke rumah sakit karena kesakitan jarinya bengkak.
Oleh rumah sakit kemudian disarankan ke Damkar untuk melepaskan cincinnya.
Untuk cincin yang masih ada sedikit celah, petugas Damkar akan memasukkan gunting untuk memotongnya.
Namun juga terlalu ketat, petugas Damkar menggunakan alat pemotong mini dengan daya listrik.
“Asal gunting bisa masuk, pasti bisa dipotong. Tapi kalau terlalu sempit, dimasuki plat tipis baru cincinnya dipotong,” jelas Bambang.
Setelah cincin terhasil dipotong, petugas Damkar akan melonggarkan kedua ujungnya sehingga bisa dikeluarkan dari jari.
Upaya ini cukup sulit jika cincin terbuat dari monel karena lebih keras.
Upaya ini lebih ringan jika cincin terbuat dari emas, karena lebih lunak.
“Kalau cincin emas lebih gampang, tapi kan akhirnya rusak karena harus dipotong,” sambung Bambang.
Untuk cincin emas akhirnya harus diperbaiki di perajin emas, atau dijual karena sudah terpotong.
Meski tidak terlalu menurunkan harga jual, setidaknya pemiliknya harus mengeluarkan biaya ekstra.
Bambang menyarankan, warga yang menggunakan cincin agar sering-sering melepasnya.
Jika sudah terasa sesak, mungkin karena bertambahnya berat tubuh, lebih baik dijual atau ditukar dengan yang ukurannya yang lebih pas.
“Mungkin terlalu sayang sama cincinnya sehingga tidak pernah dilepas,” tandas Bambang. (David Yohanes)