Danantara Buka Peluang Investasi di Proyek Ekosistem Baterai Listrik RI-China
kumparanBISNIS June 30, 2025 02:20 PM
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia membuka peluang ikut berinvestasi di megaproyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terintegrasi konsorsium Indonesia-China.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan proyek tersebut memiliki prospek yang baik dari segi penciptaan nilai tambah.
Proyek ini merupakan pengembangan industri dari hulu ke hilir yang terdiri dari 6 proyek secara terintegrasi yang dikembangkan oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL Brunp dan Lygned (CBL) yang merupakan anak perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
"Kalau dari sisi kita pasti mengevaluasi semua proyek seperti ini, ini bagus banyak nilai tambahnya, banyak job creation-nya, tentu kita akan evaluasi dan semuanya secara komersial dilihat," katanya saat ditemui usai groundbreaking proyek Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Antam-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) Karawang, Minggu (29/6).
Proyek ini memiliki nilai investasi USD 5,9 miliar atau setara Rp 96 triliun. Pada fase pertama, pabrik tersebut akan memproduksi baterai 6,9 gigawatt per hour (GWh) mulai tahun 2026, dan mencapai kapasitas penuh sebanyak 15 GWh pada tahun 2028.
Danantara Chip In Tidak Langsung Melalui IBC
Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengatakan sejauh ini Danantara secara tidak langsung chip in (menambah modal) kepada proyek ekosistem baterai tersebut melalui IBC.
"Enggak langsung, Danantara masuk ke IBC. Setahu saya USD 50 juta kurang lebih. Kecil lah," ungkap Tri.
Sementara itu, Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan total investasi proyek tersebut disetor oleh masing-masing konsorsium. Untuk proyek di hulu pertambangan, porsi saham mayoritas dipegang Antam sebesar 51 persen, sementara di hilir seperti proyek smelter hingga pabrik baterai sel mayoritas dipegang konsorsium China sebesar 70 persen dan 30 persen milik IBC.
"(Pendanaan) kan ada dari pihak partner, misalnya 70-30, artinya mereka 70 persen, 30 persen di BUMN. Di BUMN kami, IBC itu kan ada 4 pemegang saham. Ada Inalum, Antam, PPI dari Pertamina, dan PLN. Nah ini yang mengkontribusi untuk kita chip-in yang 30 persen," jelas Toto.
Toto menyebutkan peran pendanaan dari Danantara masih terbuka lebar ke depannya. Namun untuk saat ini, Danantara sebagai pengelola seluruh aset dan dividen BUMN, masuk ke proyek baterai tersebut secara tidak langsung.
"Dengan adanya Danantara juga saya rasa lihat tadi akan sangat berperan untuk pendanaan ke depannya. Sekarang ini kita sudah Danantara juga. Jadi nilai total yang kemarin masuk 30 persen itu, ya kuasinya memang dari Danantara melewati pemegang saham kami," tuturnya.
Perbesar
Groundbreaking proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Antam-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) Karawang, Minggu (29/6/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Dengan demikian, dia memastikan belum ada rencana penyuntikan modal seperti shareholder loan (SHL) dari Danantara kepada proyek ekosistem baterai.
"Belum, kita belum lihat ke sana. Yang penting kalau ini kan artinya bukan shareholder loan, tapi penyertaan modal dari pemegang saham ke IBC," tegas Toto.
Porsi Saham RI Berpeluang Naik
Senada, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria menyebutkan Danantara belum ada rencana menyuntik modal dengan skema SHL kepada megaproyek tersebut.
"Enggak ada SHL. Karena kan bukan dari Danantara. Tapi langsung dari MIND ID, Jadi MIND ID lah yang punya kewajiban untuk melakukan restrukturisasi di dalam anak perusahaan (IBC)," ujar Dony.
Di sisi lain, Dony membuka potensi ada kenaikan porsi saham BUMN Indonesia di proyek tersebut, yang otomatis memperbesar chip in Danantara ke dalam IBC. Hal tersebut masih dalam pembahasan dengan pihak konsorsium China.
"Mengenai kepemilikan kita sedang berdiskusi dengan CATL, kemungkinan untuk kita menambah porsi kita. Jadi masih tahap diskusi dengan CATL. Kemungkinan kita menambah porsi kepemilikan kita di joint venture baterai ini," jelasnya.
"Saat ini kita punya 30 persen, kita harap ke depannya hasil negosiasi kedua belah pihak harus memiliki satu kesepahaman," kata Dony.