Industri Furnitur Perlu Manfaatkan Teknologi Digital untuk Hasilkan Produk Lebih Presisi dan Efisien
Choirul Arifin June 30, 2025 05:32 PM

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perkembangan industri furnitur di Indonesia terus bergerak dinamis, seiring semakin tingginya permintaan konsumen terhadap produk furnitur yang dapat diproduksi dengan cepat dan harga lebih kompetitif.

Country Manager Coohom Indonesia, Leonard Dwiputra, mengatakan salah satu tantangan terbesar industri furnitur di Indonesia adalah proses kerja yang masih banyak bergantung pada metode manual, mulai dari perancangan desain hingga eksekusi produksi di pabrik.

Hal ini sering menyebabkan potensi kesalahan, waktu pengerjaan yang lama, hingga pemborosan biaya.

“Dengan teknologi digital, proses design-to-production bisa berjalan lebih cepat dan presisi. Data rancangan yang dibuat desainer secara digital akan langsung terhubung ke mesin produksi tanpa perlu konversi manual lagi,” ujarnya saat seminar terbatas bertajuk Revolutionizing Woodworking Efficiency di Jakarta belum lama ini.

Seminar ini merupakan kolaborasi Coohom, platform desain interior berbasis cloud, dengan Homag, perusahaan teknologi mesin pemrosesan kayu. 

Menurut Leonard, strategi ini cocok untuk perusahaan berskala besar dan bisa menjadi solusi bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang ingin meningkatkan daya saing di pasar lokal maupun internasional.

Platform berbasis cloud yang diperkenalkan dalam kolaborasi ini memungkinkan desainer atau produsen membuat visual 3D berkualitas tinggi dalam waktu 3–5 menit untuk setiap rancangan.

Pengguna dapat mengakses ribuan model furnitur yang tersedia secara gratis, sehingga memudahkan proses kreasi desain sesuai kebutuhan pelanggan. Salah satu inovasi yang dikenalkan adalah sistem Smart Link Suite untuk menjawab permasalahan integrasi data antara software desain dan mesin produksi.

Dengan sistem ini, rancangan kabinet atau furnitur yang dibuat secara digital dapat langsung dikonversi menjadi instruksi teknis seperti cutting list dan pola pengeboran yang kompatibel dengan berbagai jenis mesin manufaktur.

Teknologi ini sebelumnya telah diperkenalkan kepada publik dalam pameran industri di Surabaya. Dalam demonstrasi langsung, pengunjung dapat menyaksikan proses produksi kabinet secara otomatis hanya dalam beberapa langkah sederhana. Inovasi semacam ini diharapkan menjadi standar baru proses manufaktur yang lebih efisien, rapi, dan hemat biaya.

“Bayangkan proses yang dulu memakan waktu berminggu-minggu, sekarang bisa dilakukan dalam hitungan hari, bahkan jam, tanpa mengorbankan kualitas. Ini transformasi yang sangat berdampak,” ungkap Leonard.

Saat ini, layanan digital tersebut telah digunakan oleh lebih dari 700.000 pengguna di Indonesia, dengan cakupan layanan yang menjangkau lebih dari 200 negara.

Meski fitur produksi otomatis penuh baru tersedia untuk akun Enterprise, perusahaan optimistis teknologi ini akan semakin mudah diakses seiring meningkatnya kebutuhan pasar dan berkembangnya adopsi digital di kalangan industri.

Langkah kolaborasi ini menjadi contoh konkret bagaimana masa depan desain dan produksi furnitur akan semakin mengandalkan teknologi digital untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Leonard menekankan, perusahaan yang cepat beradaptasi dengan tren digitalisasi memiliki peluang lebih besar untuk tetap kompetitif, memenuhi ekspektasi konsumen, sekaligus mendorong pertumbuhan industri furnitur nasional.

Selain meningkatkan produktivitas, integrasi teknologi juga dinilai mampu membuka peluang kolaborasi baru, baik dengan penyedia bahan baku, pengembang software, maupun jaringan distribusi yang lebih luas.

Dengan ekosistem digital yang terhubung, proses bisnis tidak hanya lebih transparan dan efisien, tetapi juga lebih fleksibel dalam merespons perubahan pasar.

“Transformasi digital bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan agar industri furnitur Indonesia mampu bersaing dan berkembang lebih jauh di era industri 4.0,” kata Leonard.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.