TRIBUNJATIM.COM - Nasib istri bernama Eminingsih (37) alias Emi sampai merangkak demi bisa lolos dari sekapan suami.
Diketahui, suami berinsial NH (31) diduga menyekap dan menyiksa istrinya akibat masalah sepele.
Peristiwa itu diketahui terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Eminingsih (37) disekap di rumah kontrakannya selama lima hari gara-gara membahas biaya sekolah anak.
Selama penyekapan, korban mengalami penganiayaan seperti dipukuli dan dirantai kakinya.
Kanit Reskrim Polsek Jenggawah, Aiptu Akhmad Rinto mengungkapkan, pelaku melakukan penyekapan tersebut sejak Senin (23/6/2025) hingga Jumat (27/6/2025) lalu.
"Korban disekap di dalam kamar dengan kaki dirantai dan digembok," kata Rinto, Senin (30/6/2025).
Rinto mengungkapkan, polisi mengamankan tersangka di rumahnya tanpa ada perlawanan.
Sementara korban langsung dibawa ke Puskesmas Jenggawah untuk perawatan medis.
"Korban mengalami luka-luka di bagian punggung dan tangan akibat penganiayaan oleh pelaku," tambah Rinto.
Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), lanjut Rinto, polisi juga mengamankan bukti kekerasan yang meliputi satu buah palu besi, selang rem motor, gembok, dan rantai besi yang digunakan untuk menyekap korban.
“Pelaku saat ini sudah kami tahan dan dijerat Pasal 44 Ayat (1) UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga,” tambahnya.
Selama penyekapan berlangsung pelaku beberapa kali memukuli istrinya menggunakan palu besi.
"Ia juga mencambuk dengan selang rem motor, sampai menginjak-injak," tutur korban Emi.
Emi mengungkapkan, suaminya memang suka memukul dan gampang emosi selama mereka membina rumah tangga.
“Dia memang kasar, waktu itu emosi gara-gara ngobrol soal sekolah anak. Saya hanya minta pendapatnya, tetapi ia malah emosi,” ujarnya.
Kasus ini terungkap setelah Emi berhasil kabur dari sekapan tersebut, ketika suaminya sedang keluar rumah.
Emi mengaku harus merangkak keluar kamar dengan kondisi kaki terikat rantai.
Kemudian perempuan tersebut berteriak meminta tolong.
"Warga sekitar yang mendengar teriakan ini langsung datang menolong dan melaporkan kejadian ke kepolisian," ujarnya.
Sementara itu, kasus penyekapan lainnya juga pernah terjadi di Probolinggo, Jawa Timur.
4 orang satu keluarga di Dusun Bago Kidul, RT 012 RW 003, Desa Bago, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur disekap oleh kawanan perampok, Minggu (1/6/2025) dinihari.
Penyekapan itu terjadi di rumah Nurul Fatah (48) setelah rumahnya dimasuki 6 orang perampok yang membawa senjata tajam jenis celurit serta senjata api sekitar pukul 2.15 WIB.
Perampokan di Probolinggo terjadi saat korban sedang tidur di ruang tamu bersama anaknya, sedangkan istrinya tidur di kamar juga bersama anaknya.
Kemudian korban dibangunkan oleh pelaku yang sudah masuk ke rumahnya.
"Semua pelaku mengenakan teropong atau kupluk dan membawa celurit yang meminta korban untuk tidak berteriak, lalu mengikat tangan korban," kata Kapolsek Besuk AKP Suhartono.
Setelah mengikat tangan korban, lanjut AKP Suhartono, pelaku lalu mengajak korban ke kamarnya untuk menunjukkan barang berharganya.
Di kamar tujuan pelaku, terdapat istri dan anak korban.
"Para pelaku juga kemudian mengikat tangan istri dan anak korban dengan tali rafia sambil memaksa menunjukkan tempat uang dan barang berharganya disimpan," terang AKP Suhartono.
"Korban sempat bilang kepada para pelaku jika tidak memiliki uang. Akan tetapi ada salah satu pelaku menepis dan berkata jika ada saudara korban yang memberi tahu kalau korban punya uang," tambahnya.
Karena tidak memberitahu keberadaan uangnya, para pelaku kemudian memukul bibir korban menggunakan punggung celurit yang dibawanya.
Kemudian pelaku langsung mengobrak-abrik lemari di kamar korban.
"Karena melihat ada yang membawa pistol meskipun tidak dikeluarkan, jadi istri pelaku memberitahukan jika di dompetnya ada sejumlah uang. Karena tidak puas, pelaku lain juga mencari di tempat lain," ujar AKP Suhartono.
Saat mencari barang berharga korban di tempat lainnya, menurut AKP Suhartono, pelaku menemukan 2 unit Handphone merk Samsung tipe A7 dan Oppo tipe A18.
Pencarian dilanjutkan ke dapur, namun tidak menemukan barang berharga lainnya.
"Para pelaku kemudian keluar melalui pintu depan dan meninggalkan para korban dengan tangan diikat.
Selang 20 menit kemudian ikatan korban dilepas oleh anak dan istrinya," tutur AKP Suhartono.
"Setelah ikatan itu lepas, baru korban keluar dan berteriak maling, kemudian warga berdatangan dan melapor ke Polsek Besuk.
Saat ini masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Probolinggo," pungkasnya.