Wall Street Menguat, Investor Tunggu Data Pasar Tenaga Kerja
kumparanBISNIS July 01, 2025 07:40 AM
Indeks saham utama Amerika Serikat (AS) atau Wall Street naik tipis dengan S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada level rekor untuk sesi kedua berturut-turut pada penutupan perdagangan Senin (30/6).
Mengutip Reuters, rata-rata Industri Dow Jones (.DJI), naik 275,50 poin, atau 0,63 persen, menjadi 44.094,77. Lalu S&P 500 (.SPX), naik 31,88 poin, atau 0,52 persen, menjadi 6.204,95 dan Nasdaq Composite (.IXIC), naik 96,28 poin atau 0,48 persen menjadi 20.369,73.
Kenaikan saham dipimpin oleh sektor teknologi (.SPLRCT) yang naik lebih dari 1 persen, sementara konsumen diskresioner (.SPLRCD), merupakan sektor dengan kinerja terburuk dari 11 sektor utama S&P.
Investor akan mengamati serangkaian data pasar tenaga kerja di pekan ini, meski lebih pendek dengan adanya liburan Kemerdekaan AS pada Jumat, sehingga laporan penggajian pemerintah akan dirilis pada Kamis.
Beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan kekuatan pasar tenaga kerja memberi bank sentral keleluasaan untuk menunda pemotongan suku bunga sampai inflasi dapat dikatakan aman dari dampak tarif Presiden AS Donald Trump.
Kemarin, Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan ekonomi belum menghadapi dampak penuh dari tarif perdagangan Trump. Sehingga dia memperkirakan the Fed masih bisa memangkas suku bunga satu kali tahun ini.
Sementara Presiden Federal Reserve Bank Chicago Austan Goolsbee mengatakan dia tidak melihat tanda-tanda stagflasi tetapi ada kemungkinan pengangguran dan inflasi memburuk secara bersamaan.
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
Para investor juga memantau kemajuan rancangan undang-undang pemotongan pajak dan belanja AS yang besar. Beleid ini kabarnya tengah dibahas di parlemen secara diam-diam dan akan coba disahkan oleh Partai Republik pada hari Senin.
Kantor Anggaran Kongres memperkirakan RUU itu akan menambah USD 3,3 triliun pada utang negara dalam satu dekade, menguji selera asing terhadap Obligasi Negara AS.
Pengukur saham MSCI di seluruh dunia (.MIWD00000PUS), naik 3,88 poin, atau 0,42 persen, menjadi 918,67 dan berada di jalur untuk sesi kenaikan ketiga berturut-turut setelah mencapai rekor intraday di 919,47.
STOXX 600 pan-Eropa (.STOXX), Indeks ditutup turun 0,42 persen, tetapi berhasil mengamankan kenaikan kuartalan kedua berturut-turut meskipun turun lebih dari 1 persen pada bulan Juni.
Indeks dolar turun 0,41 persen menjadi 96,80, dengan euro naik 0,55 persen pada USD 1,1783.
Dolar AS telah melemah sepanjang tahun, sebagian karena meningkatnya ekspektasi bahwa Fed akan menjadi lebih agresif dalam memangkas suku bunga tahun depan ketika Powell digantikan sebagai Ketua.
Dolar AS turun 10,5 persen selama semester pertama, yang akan menandai penurunan terbesarnya selama enam bulan pertama tahun ini sejak 1973, ketika AS beralih ke nilai tukar mengambang bebas.
Terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,47 persen menjadi 143,97 sementara sterling naik tipis 0,08 persen menjadi USD 1,3725.
Imbal hasil obligasi acuan AS 10 tahun turun 4,9 basis poin menjadi 4,234 persen. Minyak mentah AS turun 0,63 persen menjadi USD 65,11 per barel dan Brent ditutup pada USD 67,61 per barel, turun 0,24 persen pada hari itu.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.