Menkomdigi Sebut AI Bisa Dongkrak 12 Persen PDB Indonesia
kumparanBISNIS July 01, 2025 11:21 AM
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, ia menggarisbawahi bahwa potensi tersebut hanya akan tercapai jika pemanfaatan teknologi ini dilakukan secara efektif.
Meutya mengutip laporan terbaru dari Universitas Stanford yang memproyeksikan dampak besar dari adopsi AI terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
“Laporan AI Index 2025 dari Universitas Stanford mencatat bahwa jika teknologi AI sudah berkembang dan diterapkan secara efektif, pertumbuhan ekonomi kita bisa meningkat pesat dan berkontribusi 12 persen terhadap PDB ekonomi kita,” ujar Meutya dalam Economic Summit di Hotel St Regis Jakarta, Kamis (26/6).
Meski terdengar menjanjikan, Meutya menekankan efektivitas implementasi menjadi kunci utama. Pemerintah saat ini tengah menyusun strategi menyeluruh agar AI tidak hanya menjadi konsumsi teknologi, tapi juga menjadi bagian dari inovasi nasional yang berdampak pada produktivitas dan kesejahteraan.
Dia menjelaskan, AI telah menunjukkan kemampuannya mendongkrak efisiensi di berbagai sektor, mulai dari industri, kesehatan, pertanian, hingga layanan publik. Namun, agar berdampak luas dan adil, teknologi ini harus dibarengi dengan regulasi yang etis serta pembangunan sumber daya manusia (SDM) digital secara masif.
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dan Mantan Menteri Sekretaris Negara, Muhammad Hatta Rajasa dalam acara Asia Economic Summit, Kamis (26/6/2025).  Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dan Mantan Menteri Sekretaris Negara, Muhammad Hatta Rajasa dalam acara Asia Economic Summit, Kamis (26/6/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
“Teknologi AI juga telah dimanfaatkan tentunya di Indonesia untuk berbagai keperluan, untuk melindungi kepentingan masyarakat, termasuk di kementerian kami, untuk membantu mendeteksi hoax dan konten negatif di ruang digital, menggunakan buku cek lama, analisis big data,” jelasnya.
Pemerintah, lanjut Meutya, sedang merumuskan peta jalan atau roadmap nasional AI yang ditargetkan rampung pada Agustus 2025. Dokumen ini akan menjadi dasar pengembangan ekosistem kecerdasan buatan di Indonesia secara komprehensif, mencakup aspek regulasi, teknologi, dan penguatan talenta digital.
Selain sektor ekonomi, AI juga disebut berperan penting dalam mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto, khususnya di bidang ketahanan pangan dan layanan kesehatan berbasis teknologi. Meutya menilai, AI bukan sekadar alat bantu, tetapi akselerator pertumbuhan yang harus dijalankan secara inklusif dan bertanggung jawab.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.