Salah satu raksasa mobil listrik, BYD dikabarkan tengah mengurangi aktivitas produksinya di sejumlah pabrik di China. Hal ini dikarenakan persediaan stok yang meningkat. Pabrikan tersebut akhirnya memberhentikan shift malam serta memangkas hingga sepertiga kapasitas produksi di sejumlah pabrik.
Diketahui, pada bulan Mei 2025, diler-diler BYD di China memberikan diskon hingga 53.000 yuan atau setara dengan Rp 119,9 juta. Langkah ini dilakukan guna mengurangi jumlah stok di diler yang sudah menumpuk. Meski telah memberikan diskon, surplus persediaan terus terjadi hingga harus memperlambat produksi.
Disitat dari Reuters melalui Car News China pada Sabtu (28/6/2025), dua orang narasumber menyampaikan kepada Reuters bahwa pabrikan tersebut mengurangi shift malam di beberapa pabrik, serta menunda rencana penambahan jalur produksi baru.
Alasan pabrik tersebut mengurangi produksi yakni untuk menghemat biaya dan gagal memenuhi target.
Namun, di lain sisi penjualan BYD di pasar domestik China masih positif. Menurut China EV Data Tracker, BYD sukses menjual 1.151.919 kendaraan hanya kurun waktu dari Januari hingga Mei 2025, naik 11 persen secara Year-on-Year (YoY) dibandingkan periode 2024.
Masalah ini muncul usai para diler BYD memiliki persediaan rata-rata selama 3,21 bulan. Jumlah ini jadi yang paling tinggi di antara semua merek Tiongkok dengan rata-rata 1,38 bulan.
Meski begitu, aktivitas ekspor dari China ke seluruh dunia mencapai 374.200 unit pada Januari-Mei 2025, naik 112 persen dari periode serupa tahun lalu.
BYD di Indonesia juga memiliki empat model andalan, yaitu BYD Dolphin, BYD Atto 3, BYD Seal, dan BYD M6. Saat ini, BYD M6 masih menjadi volume maker di Indonesia dengan konfigurasi tiga baris kursi dengan kapasitas 7-penumpang.