Sri Mulyani: Sisa Anggaran Negara pada 2024 Capai Rp 457,5 Triliun
kumparanBISNIS July 01, 2025 06:20 PM
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan saldo akhir pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang mencapai Rp 457,5 triliun.
Menurut Sri Mulyani, posisi saldo akhir tahun diperoleh setelah memperhitungkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) dalam tahun anggaran 2024. Ia menjelaskan, jumlah SAL yang tercatat dalam APBN 2024 mencapai Rp 459,5 triliun.
“Setelah dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan APBN dan memperhitungkan SILPA dari penyesuaian lain, saldo akhir tahun dari Kas Negara tahun 2024 adalah Rp 457,5 triliun,” sebut Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna DPR RI ke-21 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (1/7).
Dia menambahkan, saldo tersebut berada pada level memadai dan berfungsi untuk menyangga fiskal, terutama di dalam masa transisi pemerintahan dan menghadapi berbagai kemungkinan risiko dinamis global.
Untuk neraca pemerintahan per 31 Desember 2024, Sri Mulyani menyatakan bahwa jumlahnya mencerminkan posisi keuangan negara yang solid, dengan total aset mencapai Rp 13.692,4 triliun, posisi kewajiban Rp 10.269 triliun, dan posisi ekuitas Rp 3.424,4 triliun.
“Hal ini menggambarkan kekayaan bersih negara dan kapasitas fiskal yang tetap dapat terjaga dan diandalkan untuk menopang kebutuhan pembangunan nasional secara berkelanjutan,” tambah Sri Mulyani.
Kemudian untuk kondisi anggaran pemerintah sepanjang tahun 2024 menunjukkan adanya defisit, baik dari sisi operasional maupun keseluruhan.
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (kedua kiri) memberikan pemaparan pada konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/5/2025). Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
“Pendapatan tahun 2024 tercatat sebesar Rp 3.115,3 triliun, lebih rendah dibandingkan beban operasional yang mencapai Rp 3.353,6 triliun. Dengan demikian, terjadi defisit operasional sebesar Rp 238,3 triliun,” ujar Sri Mulyani.
Ia menambahkan, dari sisi non-operasional terdapat surplus sebesar Rp 22,7 triliun, sehingga secara keseluruhan, defisit anggaran pemerintah tahun 2024 tercatat mencapai Rp 215,7 triliun.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan bahwa laporan arus kas 2024 menunjukkan aktivitas pendanaan dan aktivitas transitoris mencatatkan arus kas positif. Sementara itu, aktivitas operasi dan investasi justru menunjukkan arus kas negatif.
“Meskipun arus kas dari aktivitas investasi negatif, hal ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk terus melakukan investasi yang produktif dalam rangka mendorong pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar dia.