Tips Aman Kenalkan Screen Time pada Anak dari Psikolog
kumparanMOM July 02, 2025 02:20 PM
Kehadiran teknologi dalam kehidupan anak-anak sudah menjadi hal yang tak terhindarkan. Ya, Moms, di era serba digital seperti sekarang, membatasi screen time anak bukan lagi soal durasi pemakaian saja, tapi juga apa yang diakses si kecil.
Lantas, bagaimana cara mengenalkan dunia digital kepada anak secara sehat dan sesuai dengan tahap perkembangannya?
Menurut Psikolog Anak dan Co-founder Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, bahwa perhatian orang tua saat ini sebaiknya tidak hanya fokus pada durasi waktu anak menggunakan gawai, tetapi juga pada jenis konten yang mereka akses.
“Kalau sekarang itu concern-nya bukan cuma jamnya atau waktunya sih, tapi juga apa yang mereka akses, isinya itu juga. Jadi somehow lebih penting sekadar dari jumlah waktunya, walaupun kita mesti balance semuanya,” ujar Saskhya dalam acara Keluarga Cerdas Berinternet bersama Google dan YouTube, di Jakarta Selatan, Selasa (1/7).
Ilustrasi anak balita belajar dengan gadget. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita belajar dengan gadget. Foto: Shutterstock

Usia Anak Diperkenalkan dengan Dunia Digital

Saskhya menyebut, dari sudut pandang perkembangan anak, pengenalan dunia digital idealnya dimulai pada usia dua tahun. Sebelum usia itu, yakni antara 18 bulan sampai dua tahun, anak dianjurkan untuk tidak terlalu banyak terpapar layar.
-Anak Usia Kurang dari 2 Tahun
Bila orang tua tetap ingin mengenalkan, interaksi yang lebih disarankan adalah melalui video call, karena bentuk komunikasi ini bersifat dua arah. Sehingga bisa membantu stimulasi sosial dan emosional anak.
“Jadi sebelum 2 tahun tuh 18 bulan sampai 2 tahun, kalaupun mau dikenalin, itu lebih yang kayak video call gitu. Kenapa? Karena kan lebih yang 2 arah. Sama seperti otot kita nih, kalau kita nge-gym kan, kalau kita lose sebulan juga dia tuh gak terbentuk. Semuanya kecerdasan baik secara intelektual, emosional, sosial tuh kayak otot sifatnya. Jadi otak kita tuh lahir gak langsung jadi. Nah itu harus dilatih terus, makanya mereka punya batasan, kapan-kapan aja baru masuk," ucapnya.
Ilustrasi anak balita belajar dengan gadget. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita belajar dengan gadget. Foto: Shutterstock
-Anak Usia 2-5 Tahun
Sementara memasuki usia 2 sampai 5 tahun, anak mulai bisa dikenalkan dengan penggunaan gawai secara lebih terstruktur. Saskhya menyarankan agar orang tua menetapkan rutinitas yang jelas, misalnya memberikan waktu layar hanya setelah mandi sore sampai azan maghrib. Rutinitas ini membantu anak memahami batasan dan mengelola ekspektasi terhadap penggunaan teknologi.
-Anak Memasuki Usia SD
Ilustrasi orang tua dan anak main gadget. Foto: Sorapop Udomsri/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua dan anak main gadget. Foto: Sorapop Udomsri/Shutterstock
Saat anak mulai memasuki sekolah dasar, durasi penggunaan gawai pun dapat ditingkatkan menjadi satu sampai dua jam per hari, dengan tetap dikontrol ya, Moms. Hal ini sejalan dengan kebutuhan anak untuk mengakses materi pembelajaran dan riset melalui platform seperti YouTube dan Google.
“Jadi kalau ditanya mulai dikenalin ya, sebenarnya 2 atau 3 tahun boleh, tapi dengan catatan waktunya hanya 30 menit sampai 1 jam dengan high quality content yang sesuai dengan kebutuhan perkembangannya,” pungkas Saskhya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.