Netizen Ini Dukung Serangan Israel yang Bunuh Direktur RS Indonesia di Gaza: Dokter Itu Bermasalah
Malvyandie Haryadi July 06, 2025 11:32 AM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan Israel yang menewaskan Direktur RS Indonesia di Gaza, Marwan al-Sultan, dan keluarganya, baru-baru ini memantik reaksi keras banyak pihak, terutama di Indonesia.

Misalnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, mengutuk serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia yang berada di Gaza, Palestina, hingga menyebabkan Direktur RS Indonesia, Marwan al-Sultan, meninggal dunia.

Sukamta menyebut apa yang dilakukan Israel merupakan serangan brutal dan genosida.

Kecaman juga datang dari Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI.

Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.

Namun, penilaian berbeda disampaikan netizen pemilik akun andi.prabowo @andipra76310029.

Ia justru menilai Dokter Marwan sebagai ancaman bagi keamanan Israel sehingga negara tersebut berhak menghabisinya.

"Tidak mungkin Israel yg terkenal akurat melancarkan serangan ke orang yang biasa-biasa saja. Pasti itu dokter bermasalah dengan keamanan Israel makanya disikat habis," tulisnya di platform media sosial X.

"Ya jelaslah. Kalau dia dokter yg lurus dan menjalankan tugas sbg seorang dokter, di manapun diterima karena bukan dia saja dokter di sana. Tapi karena ada agenda tersembunyi dan itu ketahuan, habislah dia. Termasuk keluarganya. Itu clear," tulisnya.

Tribunnews telah diizinkan untuk mengutip unggahan pemilik akun andi.prabowo @andipra76310029. 

"Ya silahkan saja. Itu hak anda gak perlu tanya saya kan ini media sosial sudah ditayangkan dimana-mana."

Sosok Dokter Marwan

Siapa dokter Marwan? Bagaimana rekam jejaknya di Gaza? 

Sejak awal bertugas di Rumah Sakit Indonesia, Dokter Marwan dikenal menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan kesehatan kepada warga Gaza yang terluka akibat konflik.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza Munir Al-Barash mengatakan selama ini aktivitas Marwan Al-Sultan merawat pasien dalam keadaan dikepung tentara Israel di RS Indonesia.

"Dan dia bersikeras melanjutkan operasi dan tidak berhenti. (Militer) Israel menargetkan tokoh medis," kata Al-Barash dikutip dari CBC News.

Awal bulan ini, Dokter Marwan Al-Sultan sempat berbicara kepada The Guardian tentang situasi kritis yang dihadapinya dan staf lain di RS Indonesia di Gaza.

Mereka terus berjuang berjuang mengatasi banyaknya korban sipil setelah meningkatnya serangan Israel pada Mei.

Di antara petugas kesehatan yang tewas dalam 50 hari terakhir adalah tiga dokter lainnya, kepala perawat RS Indonesia dan RS Al-Nasser, salah satu bidan paling senior di Gaza, seorang teknisi radiologi senior, dan puluhan lulusan kedokteran muda serta perawat magang.

RI Sampaikan Belasungkawa

Pemerintah Indonesia menyampaikan belasungkawa dan duka mendalam atas wafatnya Direktur Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, dr. Marwan Al Sultan dalam serangan udara Israel yang dilangsungkan pada Rabu, 2 Juli 2025. 

Serangan udara itu menargetkan Marwan dan keluarganya yang kala itu sedang berada di rumahnya, di Tal Al-Hawa, barat daya Kota Gaza.

Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan mengatakan, sosok almarhum diharapkan dapat menjadi teladan dan inspirasi terkait semangat kemanusiaan yang telah ditunjukan.

“Almarhum adalah sosok teladan—seorang dokter, pemimpin, dan pejuang kemanusiaan. Beliau mendedikasikan hidupnya untuk merawat sesama dalam kondisi yang sangat sulit dan berbahaya. Keberanian dan pengabdiannya menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai kemanusiaan melampaui batas negara, agama, dan konflik,” kata Budi dalam keterangannya, Jumat (4/7/2025) lalu.

Pemerintah Indonesia juga menyampaikan penghargaan yang tinggi atas jasa serta dedikasi almarhum karena memilih jalan pengabdian di medan sunyi tapi penuh makna kemanusiaan.

Indonesia kata Budi, juga terus menyerukan penghormatan atas prinsip kemanusiaan internasional, utamanya perlindungan bagi fasilitas kesehatan dan para tenaga medis yang beroperasi di wilayah konflik.

Sementara Kementerian Luar Negeri RI sendiri mengonfirmasi bahwa Marwan bukan merupakan warga negara Indonesia (WNI).

Namun Kemlu menyanjung tinggi atas jasa yang telah diberikan oleh almarhum selama hidupnya dan kepemimpinannya menjalankan misi kemanusiaan pada fasilitas kesehatan, RS Indonesia di Gaza.

“Kami turut berduka atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan. Almarhum bukan warga negara Indonesia,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.