Perang Saudara Sesama Palestina Pecah di Gaza: Hamas Cs Cap Yasser Abu Shabab Pengkhianat
Hasiolan Eko P Gultom July 06, 2025 08:32 PM

Hamas Cs Cap Yasser Abu Shabab Pengkhianat, Perang Saudara Palestina Pecah di Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Faksi-faksi perlawanan Palestina, yang tergabung dalam Ruang Operasi Gabungan melawan Israel, mengeluarkan kecaman keras terhadap Yasser Abu Shabab dan kelompoknya.

Koalisi kelompok perlawanan yang diisi Hamas Cs tersebut menuduh Yasser Abu Shabab dan kelompoknya melakukan pengkhianatan dan kolaborasi langsung dengan pasukan Pendudukan Israel (IDF).

Pernyataan itu muncul setelah media berbahasa Ibrani mengutip wawancara dengan Abu Shabab di mana ia diduga secara terbuka mengakui kolaborasi dengan IDF.

"Kami bekerja sama dengan tentara Israel," katanya, dilansir RNTV, Minggu (7/7/2025).

Yasser Abu Shabab juga menyatakan tujuannya untuk "membasmi Hamas" serta bersumpah untuk terus berjuang bahkan jika gencatan senjata tercapai.

Ia juga mengklaim bahwa "Hamas sedang kepayahan dan berada pada tahap akhir."

Adapun kelompok perlawanan menggambarkan kelompok Abu Shabab sebagai "alat di tangan penjajah" dan "dilucuti identitas nasionalnya."

Mereka memperingatkan bahwa darah para pengkhianat ini sah dan berjanji untuk menangani mereka dengan keras, memperingatkan orang lain yang mengikuti jejak mereka bahwa mereka "akan berakhir seperti para pendahulu mereka di tong sampah sejarah."

Pernyataan itu juga memuji klan dan keluarga Palestina di Gaza karena menolak mendukung kolaborator mana pun, menekankan rasa hormat terhadap keluarga sambil meminta pertanggungjawaban individu atas pengkhianatan mereka.

DICAP PENGKHIANAT - Yasser Abu Shabab, sosok yang memimpin kelompok bersenjata yang didukung oleh Israel di Jalur Gaza. Shabab yang bersedia bekerja sama dengan Israel untuk melawan Hamas dicap sebagai pengkhianat oleh faksi-faksi milisi perlawanan Palestina.

Tak Keberatan Berkoordinasi dengan Israel

Adapun Yasser Abu Shabab, komandan milisi yang didukung Israel di Jalur Gaza, mengonfirmasi selama wawancara dengan Radio Israel kalau dia berkoordinasi dengan tentara Israel dan terus memberi informasi tentang pergerakannya.

"Kami berkoordinasi dengan tentara mengenai pergerakan dan misi yang kami lakukan di Gaza selatan," kata Abu Shabab.

Ia menyatakan tidak ada perselisihan antara dirinya dan Otoritas Palestina.

Pernyataan ini sekaligus megonfirmasi kalau gerakan yang dipimpinnya tersebut terafiliasi dengan gerakan Fatah, unsur utama Otoritas Palestina, entitas yang dilengserkan Hamas dari pemerintahan Gaza.

Shabab juga menambahkan kalau koordinasi di antara mereka berlangsung di luar sorotan.

"Dia menyatakan tidak berkeberatan memasuki perang melawan Gerakan Perlawanan Hamas," tulis laporan Khaberni.

SAYAP MILITER HAMAS - Personel Brigade Al Qassam, Sayap Militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, dalam sebuah parade militer di Jalur Gaza beberapa waktu lalu. Hamas membantah menyetujui usulan AS untuk memperpanjang gencatan senjata dan menyerukan Israel untuk melanjutkan negosiasi Tahap II gencatan senjata di mana pasukan Israel harus menarik diri dari Gaza dan membuka akses masuk bantuan kemanusiaan.
SAYAP MILITER HAMAS - Personel Brigade Al Qassam, Sayap Militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, dalam sebuah parade militer di Jalur Gaza beberapa waktu lalu. Hamas membantah menyetujui usulan AS untuk memperpanjang gencatan senjata dan menyerukan Israel untuk melanjutkan negosiasi Tahap II gencatan senjata di mana pasukan Israel harus menarik diri dari Gaza dan membuka akses masuk bantuan kemanusiaan. (RNTV/TangkapLayar)

Pecahnya Perang Saudara

Aksi kelompok Yasser Abu Shabab yang bekerja untuk tentara pendudukan Israel ini memicu pecahnya perang saudara sesama Palestina di Jalur Gaza.

Ruang Operasi Gabungan melawan Israel faksi-faksi milisi Palestina menganggap tindakannya sebagai "pengkhianatan nasional,".

Mereka juga menekankan bahwa darahnya dan darah kelompoknya "akan hilang," menurut pernyataan tersebut.

Agen Abu Shabab dan gerombolannya memanfaatkan kehadiran pasukan pendudukan dan persenjataan langsung yang diberikan oleh tentara Israel untuk bertindak melawan rakyat mereka sendiri, dalam upaya yang gagal untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai oleh pendudukan selama lebih dari dua puluh bulan agresi," tulis pernyataan Ruang Operasi Gabungan melawan Israel.

Koalisi milisi Palestina tersebut menegaskan kalau "mereka yang menyimpang dari garis nasional akan dilucuti identitas Palestinanya dan ditolak oleh semua kekuatan nasional dan rakyat Palestina,".

Mereka juga bersumpah kalau faksi-faksi perlawanan akan memperlakukan mereka dengan cara yang sesuai dengan mereka yang mereka sebut sebagai "pengkhianat dan agen."

Pernyataan tersebut memuji sikap klan dan keluarga Palestina yang menyatakan penolakan mereka terhadap tertuduh, menekankan kalau perlawanan tersebut membedakan antara "kelompok pemberontak" yang berkolaborator dan rakyatnya serta keluarga asli mereka.

Pujian terhadap klan dan keluarga Palestina itu dilakukan Ruang Operasi Gabungan melawan Israel dengan mengutip ayat Al-Qur'an: "Tidak seorang pun akan memikul dosa orang lain."

Ruang Operasi Gabungan juga memuji kesadaran rakyat Palestina, dengan menyatakan bahwa mereka "menolak pengkhianatan, mengecam mereka yang melakukannya, dan menghargai mereka yang mengabdi pada perjuangan mereka dengan ketulusan dan kesetiaan."

Pernyataan tersebut diakhiri dengan doa bagi para martir dan yang terluka, dan penekanan untuk melanjutkan jalan "perlawanan hingga meraih kemenangan," mengingat apa yang digambarkan sebagai "agresi Zionis yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina."

 

 

(oln/khbrn/*)

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.