TRIBUNNEWS.COM – Baru-baru ini, netizen dihebohkan dengan sebuah kabar terkait pembelian saham KFC yang dilakukan oleh Liana Saputri.
Liana Saputri diketahui mengakuisisi 15 persen saham di PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI), anak usaha PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), yang mengelola restoran cepat saji KFC Indonesia.
FAST sendiri telah menjual 15 persen saham JAI kepada PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN), yang dikendalikan Liana Saputri dengan nilai transaksi Rp54,44 miliar.
Aksi korporasi ini efektif per 30 Juni 2025.
Usai pembelian saham tersebut, nama Liana Saputri menjadi viral di media sosial.
Lantas, siapakah Liana Saputri tersebut?
Liana Saputri merupakan anak sulung dari pengusaha asal Sulawesi Selatan bernama Andi Syamduddin Arsyad atau yang dikenal dengan Haji Isam.
Haji Isam sendiri adalah konglomerat yang memiliki usaha di bidang pertambangan batu bara.
Mengikuti jejak ayahnya, Liana Saputri juga terjun sebagai seorang pengusaha.
Ia berkecimpung di bidang perkebunan kelapa sawit dan tambang batu bara di Kalimantan Selatan.
Bahkan Liana menjadi bos termuda di perusahaan kelapa sawit PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), yang beroperasi di Kalimantan Timur.
Selain mengelola bisnis kelapa sawit, Liana juga diketahui memiliki usaha di bidang transportasi tambang batu bara dan pabrik gula.
Maka tak heran, jika harta kekayaan putri sulung Haji Isam itu ditaksir mencapai Rp 2 triliun.
Sebelumnya, Liana juga dikenal sebagai pebalap offroad yang pernah menorehkan prestasi di kejuaraan IXSOR 2018.
Baca juga: Kadin Indonesia Kukuhkan Kepengurusan 2024-2029, Ada Nama Haji Isam
Liana Saputri sedang menjadi sorotan usai dirinya mengakuisisi 15 persen saham salah satu franchise makanan cepat saji di Indonesia.
Liana Saputri diketahui membeli 15 persen saham di PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI), anak usaha PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).
FAST sendiri telah menjual 15 persen saham JAI kepada PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN), yang dikendalikan Liana Saputri dengan nilai transaksi Rp54,44 miliar.
Manajemen FAST menyebut transaksi ini bertujuan memperkuat struktur permodalan JAI sekaligus membuka peluang kerja sama strategis. Salah satu fokusnya efisiensi rantai pasok ayam.
“Dengan struktur kepemilikan baru, kami berharap fleksibilitas dan efisiensi operasional JAI meningkat, namun tetap sejalan dengan arah strategis FAST sebagai pemegang kendali,” tulis FAST dalam keterbukaan informasi, Kamis (3/7/2025).
(David Adi) (Bangkapos.com/Fitri Wahyuni)