TRIBUNNEWS.COM - Data radar terbaru yang dipublikasikan oleh The Telegraph Inggris menunjukkan enam rudal yang ditembakkan Iran secara langsung menghantam lima pangkalan militer Israel selama perang 12 hari pada Juni kemarin.
Menurut hasil analisis data radar dan citra satelit yang diperiksa akademisi Oregon State University, serangan tersebut menargetkan fasilitas militer Israel di wilayah utara, tengah, dan selatan negara itu.
The Telegraph mengidentifikasi beberapa pangkalan penting yang terkena serangan, meski tidak semua lokasi diungkap karena aturan sensor militer Israel:
Pihak berwenang Israel tidak mempublikasikan data resmi mengenai lokasi yang terkena serangan.
Sensor militer Israel melarang pemberitaan detail soal fasilitas militer untuk mencegah Iran mengkalibrasi rudal lebih akurat.
Menurut Telegraph, radar menunjukkan enam rudal mengenai lima pangkalan berbeda, dengan tingkat keberhasilan tembus pertahanan udara Israel sekitar 16 persen.
Angka ini relatif konsisten dengan klaim militer Israel bahwa 87 persen ancaman berhasil dicegat.
Perang dimulai 13 Juni 2025 ketika Israel meluncurkan serangan udara ke sasaran militer, nuklir, dan sipil Iran.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 935 orang, menurut Kementerian Kesehatan Iran, dan melukai lebih dari 5.300 orang.
Iran membalas dengan salvo rudal balistik dan serangan drone besar-besaran.
Data yang dirilis Universitas Ibrani Yerusalem mencatat Iran menewaskan sedikitnya 29 orang di Israel dan melukai lebih dari 3.400 lainnya.
Anadolu melaporkan selama perang 12 hari itu, Iran menembakkan lebih dari 500 rudal balistik, sementara sekitar 1.100 drone juga diluncurkan.
Dari jumlah itu, hanya satu drone yang berhasil menembus ke wilayah Israel, menurut Telegraph.
Selain enam rudal yang menghantam pangkalan militer, data radar menunjukkan 36 rudal lain juga menghantam sasaran di Israel.
Serangan tersebut menyebabkan 28 korban tewas dan merusak lebih dari 2.300 rumah serta infrastruktur sipil termasuk dua universitas dan sebuah rumah sakit.
Konflik berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat pada 24 Juni 2025.
The Telegraph mencatat tingkat intersepsi rudal Israel dan AS menurun selama delapan hari pertama perang.
Salah satu alasannya adalah jenis rudal yang lebih canggih digunakan Iran, serta dugaan bahwa Israel sengaja menyimpan rudal pencegat untuk menghadapi serangan di puncak eskalasi.
IDF membantah kekurangan stok rudal pencegat, meski laporan The Wall Street Journal sempat mengklaim Israel kehabisan rudal Arrow di tengah konflik.
Setidaknya satu serangan pada 19 Juni menggunakan hulu ledak bom cluster, yang melepaskan sekitar 20 submunisi ke area seluas 8 kilometer. Salah satu submunisi menghantam rumah di kota Azor dekat Tel Aviv.
( Andari Wulan Nugrahani)