Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJOMBANG.COM, JOMBANG - Fenomena sepinya pendaftar di puluhan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Jombang memunculkan keprihatinan dari kalangan akademisi.
Setidaknya 47 SDN di wilayah tersebut dilaporkan mengalami kekurangan peserta didik, bahkan beberapa di antaranya sama sekali tidak menerima siswa baru pada tahun ajaran ini.
Akademisi Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Najihul Huda, menyebut kondisi ini sebagai sinyal krisis yang serius dalam sistem pendidikan dasar, khususnya pada aspek tata kelola dan pemerataan kualitas.
“Masalah ini tidak bisa hanya disederhanakan sebagai akibat dari penurunan angka kelahiran. Kita harus melihat lebih dalam, apakah sekolah-sekolah tersebut masih mampu memberikan kualitas yang layak dan menarik minat masyarakat,” ucap Huda saat dikonfirmasi pada Senin (7/7/2025).
Ia menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap fasilitas, tenaga pendidik, dan pendekatan belajar yang diterapkan di sekolah-sekolah negeri. Menurutnya, hilangnya kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan dasar merupakan ironi yang menyakitkan, mengingat sekolah dasar adalah fondasi penting dalam pembangunan karakter generasi bangsa.
Huda mendorong Pemerintah Kabupaten Jombang dan Dinas Pendidikan setempat untuk menjadikan persoalan ini sebagai prioritas strategis. Upaya pembinaan intensif dan pendampingan khusus bagi sekolah-sekolah yang terdampak menjadi langkah awal yang sangat mendesak.
“Guru-guru harus diberi pelatihan yang relevan dengan tantangan zaman. Sementara kepala sekolah perlu diarahkan menjadi lebih inovatif, misalnya melalui kemitraan dengan masyarakat, tokoh lokal, atau lembaga pendidikan anak usia dini di sekitarnya,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa solusi atas persoalan ini tidak cukup dengan menunggu pagu terpenuhi atau menutup sekolah yang kekurangan murid. "Sebaliknya, dibutuhkan keberanian untuk melakukan refleksi dan reformasi kebijakan yang berpihak pada pemerataan mutu pendidikan di seluruh pelosok daerah," bebernya melanjutkan.
“Semoga kondisi ini menjadi titik balik, bukan penutup harapan. Kita tidak boleh membiarkan anak-anak di pedesaan kehilangan akses terhadap pendidikan yang layak hanya karena sistem yang gagal menyesuaikan diri,” pungkas Huda.
Diberitakan sebelumnya, dunia pendidikan dasar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tengah menghadapi tantangan serius. Sebanyak 47 Sekolah Dasar Negeri (SDN) mencatat jumlah pendaftar siswa baru sangat minim pada tahun ajaran 2025/2026. Ironisnya, tiga sekolah di antaranya bahkan nihil pendaftar.
Data yang dihimpun dari laman resmi https://spmbsd-jombangkab.com/ menunjukkan bahwa jumlah siswa baru di puluhan sekolah tersebut berkisar antara 0 hingga 9 orang. SDN Kertorejo 1 (Ngoro), SDN Glagahan 2 (Perak), dan SDN Sumberaji 2 (Kabuh) menjadi sekolah yang paling terdampak, dengan masing-masing hanya memiliki 0 dan 2 siswa.
Fenomena ini tersebar di berbagai kecamatan. Kecamatan Jombang tercatat sebagai wilayah dengan jumlah sekolah terbanyak yang mengalami kekurangan siswa, yakni 9 SD.
Sementara Kecamatan Wonosalam menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak dengan 6 sekolah masuk daftar, termasuk SDN Wonokerto 3 yang hanya memperoleh 3 siswa.
Selain itu, sejumlah sekolah lain seperti SDN Jabon 2 (Jombang), SDN Tapen (Kudu), dan SDN Sumberaji 2 (Kabuh) juga mencatat jumlah siswa sangat minim, yakni hanya 2 hingga 3 siswa saja.
Minimnya murid baru menjadi sorotan karena mengancam keberlangsungan sekolah-sekolah negeri, terutama di wilayah pinggiran maupun pusat kota.