Menag Nasaruddin Umar Sebut AICIS+ 2025 sebagai Evaluasi Pemikiran Islam
GH News July 09, 2025 04:04 PM

TIMESINDONESIA, JAKARTAThe 24th Annual International Conference on Islam, Science and Society 2025 (AICIS+ 2025) yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) telah menjadi forum keilmuan tahunan bagi para akademisi dari dalam dan luar negeri.

Berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya, AICIS+ 2025 yang digelar Kemenag ini tidak hanya membahas soal studi keislaman yang memusatkan kajian pada teks, pemikiran klasik, dan isu-isu internal dunia Islam saja, pada edisi ke-24 ini menjadi ruang dialog yang lebih luas antara Islam, sains, dan masyarakat. 

“AICIS+ 2025 adalah bentuk evolusi pemikiran Islam kita. Dengan menambahkan simbol ‘plus’, kita menegaskan bahwa konferensi ini kini mencakup ruang dialog yang lebih luas, antara Islam, sains, dan masyarakat,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam sambutannya pada peluncuran AICIS+ 2025 di Auditorium Kemenag Thamrin, Rabu (9/7/2025). 

Dalam agenda AICIS+ 2025 yang akan digelar pada 29-31 Oktober 2025 di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Jawa Barat, Menag Nasaruddin Umar mengajak para akademisi lintas disiplin untuk berdialog tentang masa depan umat manusia dan planet bumi. 

“Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari realitas global. AICIS+ adalah jembatan baru antara spiritualitas dan rasionalitas, antara iman dan inovasi,” ucapnya. 

Transformasi AICIS menjadi AICIS+ membawa perubahan signifikan diantaranya, S dari yang semula "Studies" kini menjadi "Science" dan penambahan satu "S" lagi untuk "Society" serta pendekatan interdisipliner dan transformatif dan penguatan relevansi terhadap tantangan global. 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag Amien Suyitno menjelaskan perubahan ini bukan sekadar pergantian label melainkan pergeseran paradigma. “Kita ingin agar kajian Islam terlibat langsung dalam diskusi global tentang sains, perubahan iklim, teknologi, dan keadilan sosial,” jelasnya.

UIII Sebagai Tuan Rumah

Pemilihan UIII sebagai tuan rumah AICIS+ 2025 ini bukan tanpa alasan. Sejak didirikan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional melalui Peraturan Presiden No. 57 Tahun 2016, UIII diposisikan sebagai representasi global wajah Islam Indonesia yang moderat, damai, dan inklusif.

“Kami merasa sangat terhormat menjadi tuan rumah AICIS+ 2025 pertama dalam sejarah, ini bukan hanya soal tempat, tapi tentang misi yang kami emban yaitu mempertemukan Islam, ilmu pengetahuan, dan masyarakat dalam percakapan global yang bermakna,” ungkap Rektor UIII Jamhari. 

Jamhari mengungkapkan, sebagai universitas yang memiliki mahasiswa dari 41 negara, 11 program studi magister dan doktor, serta empat fakultas yang mencakup Studi Islam, Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan, UIII telah menjadi pusat gravitasi baru dalam percakapan akademik Islam internasional.

“Transformasi AICIS menjadi AICIS+ 2025 menemukan momentum tepat di kampus kami. Sebagai kampus muda dengan komitmen pada riset unggul dan keterlibatan global, UIII siap menjadi ruang di mana masa depan Islam dibicarakan dan dirancang,” tandasnya. (*) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.