Saat Mr Sasakawa Ungkapkan Rahasia Tak Berhenti Belajar kepada Santri Genggong Probolinggo
GH News July 10, 2025 10:03 AM

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pesantren Putri Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Rabu (9/7/2025). Hari itu menjadi momen tak terlupakan bagi para santri putri pesantren ini.

Di aula pesantren yang biasanya hening di siang hari, mendadak hidup dan penuh tawa. Semangat membuncah dari ratusan santri yang duduk berjejer rapi.

Mereka mendengarkan nasihat tamu istimewa: Mr. Yohei Sasakawa, Chairman dari The Nippon Foundation sekaligus tokoh kemanusiaan dunia dan utusan WHO.

Didampingi langsung oleh KH. Moh. Mutawakkil Alallah, pengasuh pesantren sekaligus Ketua Umum MUI Jawa Timur, kehadiran Mr. Sasakawa bukan hanya kunjungan kehormatan. Itu juga menjadi momen berbagi inspirasi hidup, penuh semangat dan ketulusan.

Semangat Belajar Tak Mengenal Usia

Mengawali pertemuan hangat tersebut, Mr. Sasakawa yang kini berusia 90 tahun, berdiri dengan penuh wibawa namun tetap bersahaja. Dengan senyum ramah, ia menyapa para santri yang terlihat antusias.

"Apa rahasia saya bisa tetap sehat dan bahagia di usia 90 tahun?" tanya Mr. Sasakawa sambil tersenyum. 

Aula sontak hening. Beberapa santri menebak. Ada yang 70, 80. Tidak ada yang menyebut angka 90. Mereka pun menanti jawaban dari sang tokoh dunia.

"Saya berusia di atas 90 tahun," ucapnya. 

Apa rahasianya? “Belajarlah tanpa henti. Tetaplah rajin belajar. Itulah kuncinya,” tuturnya mantap.

Kalimat sederhana itu langsung menyentuh hati para santri. Sebuah pesan yang mengakar kuat pada nilai-nilai pondok: ilmu sebagai cahaya kehidupan. 

Belajar bukan hanya rutinitas. Tapi nafas dari keberlanjutan hidup. 

Pesan yang disampaikan dengan bahasa sederhana itu justru membekas dalam. Terlebih diiringi teladan nyata dari sosok berusia nyaris seabad, namun masih bertenaga, penuh cinta kasih, dan terus mengabdikan diri pada kemanusiaan.

Dialog Penuh Canda dan Inspirasi

Pertemuan itu tak berhenti pada ceramah satu arah. Mr. Sasakawa justru memilih mendekat. Berdialog dengan para santri. Pertanyaan-pertanyaan ringan dan candaan-candaan khasnya memecah tawa dan mencairkan suasana. 

Suasana menjadi gayeng, penuh energi positif. Para santri tidak hanya menjadi pendengar, tapi juga pelaku dalam sesi yang interaktif dan menggugah. Ada canda, ada ilmu, dan yang paling penting: ada nyala semangat baru.

KH. Mutawakkil Alallah juga menyampaikan bahwa kehadiran Mr. Sasakawa menjadi inspirasi bukan hanya bagi para santri, tetapi juga bagi seluruh keluarga besar pesantren. “Inilah contoh hidup yang produktif, bermanfaat, dan tetap bahagia di usia lanjut. Beliau tokoh kemanusiaan yang tak kenal lelah membantu sesama,” ujarnya.

Keliling Pesantren, Dialog Mahasiswa

Setelah menginspirasi para santri, rombongan Mr. Sasakawa kemudian melanjutkan kunjungan dengan berkeliling lingkungan pesantren. Mereka melihat langsung aktivitas keseharian para santri.

Kunjungan berakhir di Universitas Hafsawaty (Unhasa) Genggong, lembaga pendidikan tinggi kesehatan yang lahir dari rahim pesantren. Di sini, Mr. Sasakawa kembali berdiskusi. Kali ini dengan para mahasiswa dan dosen.

Diskusi tersebut membahas tentang peran generasi muda dalam membangun masa depan yang sehat, damai, dan beradab. Para mahasiswa menyampaikan gagasan-gagasan mereka dengan antusias, dan Mr. Sasakawa meresponsnya dengan bijaksana. 

“Masa depan bangsa ada di tangan kalian. Jangan pernah berhenti belajar, karena dunia terus berubah,” pesannya.

Kunjungan Mr. Sasakawa ditutup dengan sesi foto bersama dan pemberian cenderamata khas pesantren. Di tengah kesederhanaan acara, tersimpan makna besar. 

Makna bahwa belajar adalah jalan menuju kesehatan, kebahagiaan, dan kebermanfaatan bagi sesama.

“Saya jadi makin yakin bahwa belajar itu bukan beban. Tapi bekal untuk masa depan saya, keluarga, dan bangsa,” ucap salah satu santri.

Genggong, Pusat Inspirasi Dunia

Pesantren Zainul Hasan Genggong sekali lagi menunjukkan posisinya sebagai titik temu peradaban. Antara tradisi dan kemajuan. Antara lokal dan global. Juga, antara ilmu dan akhlak.

Kunjungan Mr. Sasakawa bukan sekadar seremoni kehormatan. Ia adalah bentuk penghargaan dunia atas nilai-nilai luhur yang hidup di pondok pesantren; ikhlas belajar, sabar berproses, dan tulus berkhidmat.

Hari itu, aula Genggong tidak hanya dipenuhi suara tawa. Ia dipenuhi harapan. Bahwa siapa pun, di mana pun, dan pada usia berapa pun, masih bisa bahagia. Asal tak pernah berhenti belajar dan berbagi. (*)

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.