Grid.ID - Meninggalnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arya Daru Pangayunan masih menjadi misteri. Berikut ini 5 fakta kematian diplomat kemlu, ada indikasi bunuh diri?
Arya Daru Pangayunan (39) ditemukan tak bernyawa di dalam kamar kosnya di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. Saat ditemukan, jenazah Arya Daru dalam kondisi tidak biasa.
Beberapa kejanggalanmewarnai kasus kematian sang diplomat muda kemlu. Pasalnya mayat Arya Daru ditemukan dalam kondisi kepala dilakban.
Selain itu, tubuhnya tergeletak berselimut denganposisi di atas kasur. Berkut ini 5 fakta kematian diplomat Kemlu Arya Daru.
1. Kepala Dilakban
Saat ditemukan, kepala Arya Daru dipenuhi lilitan lakban. Ia terbaring dengan tubuh tertutup selimut di atas kasur.
Penemuan jasad diplomat kemlu ini berawal dari laporan warga sekitar pukul 08.30 WUB.
“Saat ditemukan, korban dalam posisi terbaring di atas kasur dengan kepala tertutup lakban dan tubuh tertutup selimut,” jelas Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, dikutip dari Kompas.com, Kamis (10/7/2025).
Kondisi jasad dengan kepala terlilit lakban membuat kasus kematiannya tergolong tidak wajar. Namun polisi belum menyimpulkan penyebab pasti tewasnya Arya Daru.
2. Sidik Jari di Lakban
Sejumlah barang bukti telah dikumpulkan oleh polisi, antara lain ada kantong plastik, bantal, sarung celana, lilitan lakban, dompet, hingga pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan. Polisi juga mengungkap soal temuan sidik jari pada lakban yang melilit kepala korban.
Polisi mengungkap bahwa sidik jari yang tertinggal adalah sidik jari korban sendiri. Terkait apakah ada sidik jari lainnya, polisi masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.
“Nanti kita bawa ke lab karena masih kumpulin alat bukti-alat buktinya dulu mengarahnya ke mana gitu. Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu,” kata Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, Rabu (9/7/2025).
3. Tidak Ada Tanda Kekerasan
Fakta kematian diplomat Kemlu Arya Daru berikutnya, polisi mengungkap tidak adanya tanda kekerasan pada tubuh korban. Karena itu, polisi belum bisa memastikan apakah Arya Daru dibunuh atau tidak.
"Tidak ada kekerasan sama sekali. Bahkan dari hasil visum luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ungkap Rezha.
Selain itu, barang-barang korban juga tidak ada yang hilang.
4. Obat Sakit Kepala dan Lambung
Selain barang-barang yang telah disebutkan di atas, polisi juga menemukan obat-obatan ringan di kamar Arya Daru, antara lain obat sakit kepala dan obat lambung. Namun belum ada indikasi bahwa korban memiliki riwayat penyakit serius.
"Ya, beberapa obat, kayak obat sakit kepala sama obat lambung. Itu aja sih. Tapi kalau dari pemeriksaan awal belum mengarah ke sana (ada penyakit serius)," lanjut Rezha.
Namun dari keterangan istri Arya Daru, korban diketahui memiliki riwayat sakit gerd (sakit asam lambung) serta kolesterol. Hingga saat ini polisi masih menunggu hasil pemeriksaan dan analisa laboratorium forensik untuk mengungkap penyebab pasti kematian diplomat Kemlu.
5. Panggilan Terakhir
Diplomat Kemlu Arya Daru sempat melakukan panggilan terakhirdengan sang istri sebelum ditemukan tewas di dalam kamar kos. Arya Daru menelepon sang istri pada Senin malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Kemudian pada pukul 05.00 pagi harinya, Selasa (8/7/2025), sang istri sudah tidak bisa menghubungi Arya Daru. Teleponnya tak kunjung direspons hingga pukul 8.00 WIB.
“Terakhir itu masih sempat teleponan jam 21.00. Terus jam 05.00 mungkin istrinya mengingatkan salat atau apalah, tapi enggak bisa-bisa (dihubungi) sampai jam 7.00 atau 8.00,” ujar Rezha.
Hingga pukul 8.00 WIB tak ada kabar, sang istri pun curiga. Ia lalu meminta penjaga kos untuk memeriksa kamar Arya Daru.
Saat dicek, pintu kamar Arya dikunci dari dalam. Petugas pun membuka paksa pintu kamar dengan didobrak.
Saat itu Arya sudah tak bernyawa, tergeletak di kasur dengan kepala dilakban. Temuan ini kemudian dilaporkan ke Ketua RW dan diteruskan ke Bhabinkamtibmas dan aparat kepolisian.
Dugaan Bunuh Diri
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala mengungkapkan adanya indikasi bunuh diri dalamfakta kematian diplomat kemlu Arya Daru. Ia meyakini hal ini karena tidak adanya pihak lain yang keluar masuk lokasi saat kejadian.
"Kalau dari analisis lingkungan, saya meyakini ini adalah salah satu tindakan bunuh diri karena tidak ada pihak lain yang keluar masuk saat kejadian," kata Adrianus, dikutip dari Tribun Tangerang, Kamis (10/7/2025).
Lebih lanjut, menurutnya bukti yang paling menguatkan dugaan bunuh diri adalah lakban yang melilit kepala korban. Pasalnya, sidik jari yang ditemukan di lakban adalah sidik jari Arya sendiri.
“Artinya, bisa diduga Arya sendiri yang melakban kepalanya untuk menutup jalur napas. Kemungkinan, ia lebih dulu menenggak obat tidur,” lanjutnya.
Dari kombinasi sidik jari, kamar terkunci dari dalam hingga tidak adanya orang lain yang datang ke lokasi, menurutnya menjadi indikasi kuat Arya mengakhiri hidupnya sendiri.
Sementara itu, kriminolog lainnya, yaitu dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Suprapto, menegaskan bahwa analisis terlalu dini bisa menyesatkan. Ia pun menyebutkan kemungkinan Arya memiliki tekanan mental atau penyakit yang berat.
"Kalau memang tidak ditemukan kekerasan, bisa jadi ini disebabkan penyakit tertentu atau tekanan jiwa berat," kata Suprapto.
Menurutnya, lakban bisa saja dipakai untuk menahan rasa sakit yang terlalu ekstrem atas kondisi medis yang diderita korban.
“Mungkin saja lakban digunakan untuk menahan rasa sakit ekstrem akibat kondisi medis yang diderita,” lanjutnya.
Selain itu, istri Arya juga mengaku tidak mengetahui permasalahan yang dihadapi sang suami. Hal ini mengindikasikan bahwa Arya menanggung bebannya sendiri, memendamnya dalam diam.
Hingga saat ini proses penyelidikan masih berjalan. Tim Inafis gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Pusat kembali menyambangi TKP pada Rabu (9/7/2025) siang guna melakukan pemeriksaan lanjutan terkait fakta kematian diplomat Kemlu Arya Daru.