Perbandingan Regulasi Pemain Asing di Super League Indonesia & Malaysia, Nasib Sananta Terancam?
Muhammad Nursina Rasyidin July 11, 2025 02:30 PM

TRIBUNNEWS.COM - Perubahan regulasi pemain asing di sepak bola Indonesia musim depan 2025/2026 tengah menjadi sorotan.

Liga 1 yang kini resmi berganti nama menjadi Super League menerapkan standar regulasi yang baru.

Salah satunya, yakni setiap klub diperbolehkan mendaftarkan hingga 11 pemain asing pada musim depan dan hanya maksimal delapan pemain saja yang boleh masuk ke dalam daftar susunan pemain (DSP).

Tentu saja keputusan ini langsung menuai banyak kritikan. Pasalnya, regulasi ini dapat berdampak pada kesempatan bermain bagi pemain lokal.

Sehingga bakat-bakat mumpuni dan berpotensi menjadi kekuatan Timnas Indonesia di masa depan bisa menjadi sia-sia.

Perbedaan Regulasi Super League Malaysia

Bek Timnas Indonesia, Jordi Amat berhasil membawa klubnya, Johor Darul Takzim (JDT) menjuarai Piala Malaysia, Jumat (8/12/2023) malam WIB.
JDT JUARA - Bek Timnas Indonesia, Jordi Amat berhasil membawa klubnya, Johor Darul Takzim (JDT) menjuarai Piala Malaysia, Jumat (8/12/2023) malam WIB. (Instagram @officialjohor)

Sama seperti Indonesia, Operator Super League Malaysia juga baru saja mengubah aturan kompetisi untuk musim 2025/2026.

Salah satu yang diubah yakni regulasi pemain asing untuk musim depan.

Berdasarkan laporan dari Sinar Harian, Malaysian Football League (MFL) menetapkan kuota pemain asing dalam satu tim sebanyak 15 pemain.

Namun pemain yang diizinkan bermain hanya 6 plus 3 (cadangan) dengan komposisi 4 pemain asing bebas, 1 pemain Asia, dan 1 pemain ASEAN.

Regulasi ini tentu berbeda dari yang sebelumnya saat menggunakan format 7+2 (cadangan) yang terdiri dari 4 pemain bebas, 1 pemain Asia, dan 2 pemain ASEAN.

Adapun tujuan MFL merubah regulasi pemain asing di lapangan ini karena ingin menciptakan keseimbangan dalam susunan pemain inti.

Keputusan ini juga datang dari masukan-masukan klub-klub di Liga Super Malaysia.

Di sisi lain, alasan pengurangan kuota pemain ASEAN ini juga dianggap bahwa pemain asal ASEAN kurang berdampak besar pada performa tim.

Sehingga cukup rasional untuk mengurangi satu kuota ASEAN di Super League Malaysia musim depan.

Meski jumlah pemain asing yang bisa didaftarkan dalam satu tim 15 pemain. Namun MFL tidak mewajibkan setiap klub untuk memenuhi kuota tersebut.

Ramadhan Sananta Terancam

ABROAD SANANTA - Pemain Timnas Indonesia Ramadhan Sananta direkrut oleh klub asal Brunei Darussalam, Duli Pengiran Muda Mahkota (DPMM FC) untuk mengarungi kompetisi Liga Malaysia musim 2025/2026, Kamis (3/7/2025). (Instagram DPMM - 3/7/2025)
ABROAD SANANTA - Pemain Timnas Indonesia Ramadhan Sananta direkrut oleh klub asal Brunei Darussalam, Duli Pengiran Muda Mahkota (DPMM FC) untuk mengarungi kompetisi Liga Malaysia musim 2025/2026, Kamis (3/7/2025). (Instagram DPMM - 3/7/2025) (Instagram.com/officialdpmmfc)

Atas regulasi pemain ASEAN di Super League Malaysia ini tentu membuat nasib Ramadhan Sananta terancam.

Diketahui, Ramadhan Sananta saat ini bermain di DPMM FC, klub Brunei Darussalam yang kini tampil di Malaysia.

Ramadhan Sananta didatangkan DPMM FC dari Persis Solo dengan status bebas transfer untuk mengisi slot pemain ASEAN musim depan.

Jika melihat dari skuad DPMM saat ini, terdapat satu pemain ASEAN lainnya yakni Amani Aguianaldo yang merupakan bek asal Filipina.

Kondisi ini akan membuat Sananta akan berebut kuota ASEAN dengan Amani.

Jika Amani bermain, maka Ramadhan harus duduk di bangku cadangan.

Hal ini bisa membuat Ramadhan Sananta kurang mendapatkan menit bermain.

(Hafidh Rizky Pratama)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.