Fakta Pramusim Liga Putri Dimulai 2026, 4 Klub Jadi Pelopor Lahirnya Sepak Bola Baru
Glery Lazuardi July 12, 2025 06:30 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PSSI Erick Thohir memastikan rencana dimulainya kompetisi sepak bola putri Indonesia akan dilakukan secara bertahap.

Menurut Erick, pre-season atau pramusim Liga Putri Indonesia dijadwalkan berlangsung pada pertengahan tahun 2026.

Empat klub perempuan akan dilibatkan dalam uji coba awal, sebagai proyek percontohan menuju liga penuh pada 2027.

Hal itu ia sampaikan saat konferensi pers Piala Pertiwi All Star 2025 di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (12/7/2025).

"Saya sudah memutuskan juga meminta Liga (LIB). Karena saya bilang 2027 (Liga Putri digelar), kami coba trial yang namanya Liga Putri. Saya sudah sampaikan," ujar Erick.

"Tetapi di 2026 saya akan minta Liga, saya akan tulis surat ke Liga, untuk mulai coba pre-season. Empat klub dulu. Seperti apa talentanya," jelasnya.

Menurutnya, empat klub yang akan menjadi pionir dalam pramusim Liga Putri adalah Persib, Persija, Tangerang, dan Dewa United.

"Saya akan minta Liga untuk memulai pre-season Liga Putri pada 2026. Mungkin empat klub dulu, seperti Persib, Persija, Tangerang, dan Dewa," kata Erick.

Dari uji coba ini, PSSI akan mengukur sejauh mana talenta pemain perempuan berkembang serta bagaimana antusiasme masyarakat terhadap Liga Putri.

"Nah ini yang kami mau coba tadi, bertahap. Jangan cepat-cepat. Tapi ya kami coba, empat klub dulu, nanti 2027 habis dari empat klub ini bisa nggak jadi enam klub?" katanya.

Talenta Ada, Tapi Panggung Masih Langka

Erick menegaskan bahwa pembangunan sepak bola putri tidak bisa instan.

Dibutuhkan pembinaan dari usia muda, infrastruktur kompetisi, hingga regenerasi pemain nasional secara bertahap.

"Timnas kita mulai bangun, dari U-16, lalu U-19, sampai senior. Tapi sekarang tim senior pun rata-rata pemainnya masih usia 22 tahun ke bawah. Artinya kita butuh waktu dan lebih banyak talenta," ujar Erick.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa bakat-bakat pemain putri Indonesia sebenarnya terus bermunculan, tetapi belum memiliki banyak ruang untuk berkembang. Terbatasnya kompetisi menjadi kendala besar.

Piala Pertiwi All Star 2025 menjadi bukti nyata. Turnamen ini memberi kesempatan bagi pemain putri dari seluruh Indonesia tampil dan bertanding, sesuatu yang sulit mereka temui di luar event ini.

"Kalau di daerah, turnamen bola perempuan sangat jarang. Kami butuh event seperti ini, karena di daerah kami hanya bisa nunggu PON atau Piala Pertiwi saja," kata Touskha Oktafia Stevelien Iba, asisten pelatih All Stars Papua.

Latihan Bareng Tim Putra, Bertanding Tetap Minim

Karena tak ada liga khusus, banyak pemain putri di berbagai daerah seperti Papua, terpaksa ikut latihan dengan tim sepak bola putra.

Mereka berusaha berkembang dalam sistem yang belum sepenuhnya mendukung perempuan.

"Kejuaraan khususnya di Papua itu harus ada. Kami ingin masuk Timnas, jadi harus terus main. Tanpa turnamen, sulit berkembang," tegas Jullysti Dayren Gianni Matui, bek All Stars Papua.

Hal serupa dialami pemain All Stars Tangerang.

"Di Tangerang, kalau ada turnamen ketemunya itu-itu saja. Kami kekurangan turnamen, harus ada kompetisi seperti Piala Pertiwi ini, untuk jam terbang dan pengalaman bagi kami," ujar Savaira Rizqin, gelandang All Stars Tangerang.

Minimnya turnamen membuat regenerasi tersendat.

Bagi sebagian pemain, satu pertandingan di Piala Pertiwi bisa menjadi satu-satunya kesempatan setahun untuk menunjukkan kemampuan.

Ke depan, hadirnya Liga Putri 2026 diharapkan dapat menjadi titik balik dari kebangkitan sepak bola wanita Indonesia yang selama ini menanti panggungnya sendiri.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.