Jakarta (ANTARA) - Pakar jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr. Vito Anggarino Damay, Sp.JP(K) mengingatkan warga termasuk di Jakarta bahwa jarang berjalan kaki bisa terkena insufisiensi vena kronis (CVI).
"Insufisiensi vena kronis ditandai dengan kaki bengkak. Faktor risikonya banyak berdiri, kebanyakan dukuk, jarang jalan kaki," kata dia melalui pesan elektronik yang diterima di Jakarta, Jumat.
Insufisiensi vena kronis disebabkan gangguan sirkulasi pembuluh darah kaki yang seharusnya mengarah ke jantung. Lalu, karena aliran terganggu maka tekanan meningkat dan kaki jadi bengkak.
Kondisi insufisiensi vena kronis dialami salah satunya oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump setelah dia mengalami pembengkakan di kaki bagian bawah. Menurut Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, Trump sedang menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh ketika ditemukan CVI.
Vito mengatakan ada sejumlah faktor risiko lainnya seseorang bisa terkena masalah kesehatan ini yaitu pernah mengalami sumbatan pembekuan darah kaki, bed rest atau beristirahat dalam waktu lama dan berusia lanjut.
Karena itu, menerapkan gaya hidup aktif termasuk rajin berjalan kaki menjadi cara mencegah terkena CVI. Bagi yang ingin memulai, bisa dengan mengikuti kegiatan Jakarta BERJAGA (Bergerak, Bekerja, Berolahraga, dan Bahagia) 2.0 Tahun 2025.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui kegiatan ini mengajak seluruh masyarakat memiliki gaya hidup yang sehat dan aktif dalam kegiatan sehari-hari.
Program "Jakarta BERJAGA 2.0." dirancang untuk menurunkan risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, stroke, diabetes dan kanker, sekaligus mendorong deteksi dini terhadap masalah psikologis yang seringkali luput disadari.
Dalam program ini, warga diajak menerapkan gaya hidup aktif dan sehat dengan jalan kaki 7.500 langkah setiap hari selama 21 hari berturut-turut.
Pendaftaran peserta "Jakarta BERJAGA 2.0" terbuka bagi masyarakat umum, Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai swasta, institusi pendidikan, komunitas dan tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta.
Pendaftaran dilakukan secara kolektif atau individu dengan mengunduh aplikasi MUFIT untuk membuat akun. Jika mengalami kendala teknis, silakan lapor melalui bit.ly/KendalaAppMufit_JakartaBerjaga.