Timnas Indonesia di Semifinal AFF U23: Magis Jens Raven Pudar, Arkhan Cedera, Lini Serang Tumpul
Drajat Sugiri July 22, 2025 03:30 PM

TRIBUNNEWS.COM - Hasil Timnas Indonesia vs Malaysia lagi-lagi menunjukkan betapa digdayanya tim asuhan Gerald Vanenburg menguasai jalannya pertandingan, tapi tidak bisa menciptakan gol.

Untuk ketiga kalinya di babak penyisihan Grup A Piala AFF U23 2025, Timnas Indonesia selalu menguasai bola hampir 70 persen di tabel statistik.

Dominasi tersebut menghasilkan angka-angka yang besar dalam beberapa aspek, terutama percobaan ke gawang lawan. Tidak hanya Malaysia, tetapi juga Filipina, dan Brunei pada laga pertama.

PIALA AFF U23 - Pesepak bola Timnas U-23 Indonesia Jens Raven saat melawan Timnas Malaysia pada pertandingan penyisihan Grup A Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (15/7/2025). Sementara 0-0 pada babak pertama. Foto diambil menggunakan kamera Canon EOS R1 dengan lensa RF 100-500mm. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Magis Jens Raven

Timnas Indonesia mengawali start sempurna di Piala AFF U23 2025, yakni dengan kemenangan 8-0 atas Brunei.

Pemain keturunan Indonesia, Jens Raven yang menjalani debut bersama U23 langsung melesat dengan mencetak 6 gol.

Dalam pertandingan tersebut, Jens menghasilkan 11 tembakan dengan harapan gol (xG) mencapai 2.08 menurut statistik Lapangbola.

Rasio keberhasilannya mencetak gol dari statistiknya di pertandingan itu mencapao 54.5 persen.

Jens Raven pun langsung berada di daftar teratas pencetak gol terbanyak Piala AFF U23 2025.

Tapi, kemenangan telak Timnas Indonesia atas Brunei tidak bisa menjadi tolak ukur dari performa tim asuhan Gerald Vanenburg.

Laga sesungguhnya terasa ketika menghadapi Filipina dan Malaysia di mana Timnas Indonesia gagal menciptakan satu gol pun dari set play.

Dari dua pertandingan tersebut, Timnas Indonesia hanya menghasilkan satu gol dari bunuh diri pemain Filipina.

Gol tersebut berawal dari skema bola mati, lemparan ke dalam yang dilakukan Robi Darwis ke kotak penalti dan salah antisipasi oleh bek Filipina.

Selain itu, tidak ada gol yang tercipta.

Di laga melawan Filipina, Vanenburg mencoba peruntungan dengan memainkan Hokky Caraka sejak menit awal pertandingan.

Namun percobaan tersebut tidak membuahkan hasil. Jens Raven pun masuk di awal babak kedua dengan bekal 6 gol melawan Brunei.

Kualitas Brunei dan Filipina berbeda sangat jauh. Kedisiplinan lini pertahanan ditambah dengan Rodriguez Guimaraes di bawah mistar gawang membuat Timnas Indonesia kewalahan mencetak gol.

Kiper Filipina itu selayaknya menjadi man of the match kedua setelah Robi Darwis karena aksinya yang banyak menepis peluang Rayhan Hannan dan kolega.

Tercatat di ASEAN United, Filipina melakukan 7 penyelamatan saat melawan Timnas Indonesia.

Lalu bagaimana dengan Jens?

Selama 45 menit kedua melawan Filipina, Jens hanya mampu melepaskan satu tembakan. Pergerakannya terkurung oleh lini pertahanan Filipina.

Tidak banyak ruang yang bisa dieksplorasi, apalagi peluang yang dikonversi menjadi gol.

Harapan golnya (xG) hanya 0.08 gol per pertandingan.

Angka itu tidak jauh berbeda saat melawan Malaysia, meskipun saat dimainkan sebagai starter dan mendapatkan menit bermain yang lebih banyak hingga pertengahan babak kedua.

Jens hanya melepaskan satu tendangan dengan harapan gol (xG) 0.21. 

Magis pemain Bali United itu seakan hilang tak berbekas.

Set Play Timnas Indonesia

PIALA AFF U23 - Pesepak bola Timnas U23 Indonesia,   Arkhan Fikri berebut bola dengan pesepak bola Filipina pada pertandingan penyisihan Grup A Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (18/7/2025). Indonesia sementara unggul 1-0 di babak pertama. Foto diambil menggunakan kamera Canon EOS R1 dengan lensa RF 100-500mm. TRIBUNNEWS/HERUDIN
PIALA AFF U23 - Pesepak bola Timnas U23 Indonesia, Arkhan Fikri berebut bola dengan pesepak bola Filipina pada pertandingan penyisihan Grup A Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (18/7/2025). Indonesia sementara unggul 1-0 di babak pertama. Foto diambil menggunakan kamera Canon EOS R1 dengan lensa RF 100-500mm. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Minimnya gol Timnas Indonesia saat melawan tim sulit tak lepas dari performa tim dan game plan pelatih Gerald Vanenburg.

Dari dua laga terkahir melawan Filipina dan Malaysia, Vanenburg melakukan sejumlah rotasi pemain, termasuk saat melawan Brunei.

Hal yang dirasa palng krusial adalah hilangnya sosok Arkhan Fikri dan Muhammad Ferrari.

Arkhan Fikri membentuk kombinasi yang solid di lini tengah Timnas Indonesia bersama Robi Darwis dan Toni Firmansyah. Mereka menghasilkan lebih dari 40 progresive passing atau umpan yang bertujuan memajukan bola ke gawang dengan melewati pertahanan lawan dalam dua pertandingan pertama.

Absennya Arkhan Fikri karena cedera menjadi boomerang bagi Timnas Indonesia. Vanenburg harus menarik Reyhan Hannan ke lini tengah dari posisi sebelumnya di pos penyerang sayap yang fleksibel.

Kesempatan itu memberikan ruang untuk Victor Dethan tampil saat melawan Malaysia.

Percobaan Vanenburg belum berhasil.

Timnas Indonesia hanya melakukan 54 pasing ke sepertiga akhir lapangan atau sepertiga pertahanan Malaysia.

Bandingkan dengan Malaysia, Tierney dan kolega mampu menghasilkan 40 pasing to final third meskipun hanya sedikit memegang kendali permainan.

Dari 10 peluang yang dihasilkan Malaysia, satu di antaranya tepat sasaran.

Angka tersebut mencerminkan bagaimana efektivitasi anak asuh Nafuzi Zain memanfaatkan momen ketika memegang bola.

Di sisi lain, Vanenburg juga mengganti Ferrari dengan Kakang Rudianto. Keduanya tampil solid di lini pertahanan, tampi dalam hal umpan progresiv ada perbedaan yang mencolok.

Ferrari menghasilkan 84 pasing, 13 di antaranya menuju sepertiga akhir lapangan.

Sementara Kakang lebih membentuk kombinasi yang baik antarpemain dalam memegang kendali permainan.

Hal itu tercermin saat menghadapi Malaysia dan Filipina, Kakang seakan menjadi poros dalam melakukan umpan kombinasi. Baik melebar ke sisi sayap, bek, maupun pemain tengah.

Perbedaan dari laga ke laga begitu kompleks rasanya. Timnas Indonesia yang memegang kendali permainan dan penguasaan bola masih kesulitan menembus pertahanan lawan.

Terlebih jika tim tersebut bermain dengan blok pertahanan yang dalam dan rapat.

Dengan minimnya angka progresiv pasing dan sentuhan di sepertiga akhir lapangan itu membuat kecilnya peluang Timnas Indonesia mencetak gol, dan terbukti saat melawan Filipina dan Malaysia hanya mencetak satu gol dari lemparan ke dalam.

"Saya kira hari ini pertandingannya sulit," ucap Gerald setelah melawan Malaysia, dikutip dari BolaSport.

"Malaysia bermain rapat dan defensif. Lalu kami juga kehilangan Arkhan Fikri. Padahal dia mampu bermain leluasa di antarlini."

"Saya rasa kami benar-benar kurang baik dalam penyelesaian (akhir)," tutupnya.

Vanenburg menyadari lemahnya penyelesaian akhir dari para pemain Timnas Indonesia, dan tentu masalah ini tidak bisa dibiarkan jika ingin juara Piala AFF U23 2025.

Lawan yang akan dihadapi Timnas Indonesia di babak semifinal adalah jawara Grup C dengan peluang terbesar dipegang Thailand.

Momen itu mengingatkan kejadian pada edisi sebelumnya tahun 2023, di mana kedua tim bertemu di babak semifinal. Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Thailand dengan skor 3-1 saat dipegang Shin Tae-yong.

Untuk kali ini, mampukah Gerald Vanenburg mengatasi masalah klinis lini serang Timnas U23 Indonesia dan mengangkat trofi juara Piala AFF u23 2025? Menarik dinantikan.

Untuk diketahui, Arkhan Fikri belum bisa dipastikan tampil di laga semifinal Piala AFF U23 karena sedang menjalani pengecekan medis akibat cederanya.

(Sina)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.