Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Utara Badan Amil Zakat Nasional/Badan Zakat Infak Sedekah (Baznas/Bazis) Jakarta Utara memfasilitasi 100 warga mengikuti program hapus tato gratis.

“Layanan hapus tato gratis ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiga kali setahun yang bertujuan memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin melakukan perubahan positif atau hijrah,” kata Asissten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat (Asminra) Sekretaris Kota Jakarta Utara, Muhammad Andri di Jakarta, Selasa.

Untuk menghapus tato, kata dia, memerlukan beberapa kali sesi perawatan serta sesuai dengan ukuran gambar tato. Bahkan, hapus tato ini memerlukan biaya yang mahal apabila dilakukan secara mandiri, pada umumnya kisaran Rp500 ribu per sentimeter (cm).

Menurut dia, butuh kesabaran dan konsisten dari peserta hapus tato. Diharapkan, mereka yang sudah menghilangkan tatonya tidak berniat untuk membuat tato lagi.

"Alhamdulillah hari ini kami adakan kembali kegiatan hapus tato yang kedua. Kita layani mereka yang berniat untuk hijrah atau berubah," kata Andri,

Sementara itu, Koordinator Wilayah Baznas Bazis Jakarta Utara Wisnu Cakraningrat mengatakan program hapus tato gratis merupakan implementasi penggunaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang ditunaikan muzakki (orang yang mengeluarkan zakat).

Dana ZIS tersebut dikembalikan kepada masyarakat dengan program yang bermanfaat.

"Dalam kegiatan ini melibatkan 16 petugas Baznas Bazis DKI dan Jakarta Utara. Program dilakukan atas kerja sama dengan Islamic Manajemen Service," kata Wisnu,

Ia menjelaskan sebelum melakukan proses penghapusan tato dengan laser, setiap peserta diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan. Kemudian, disiapkan dokter konsultan dan melakukan anestesi sebelum pengerjaan.

"Rata-rata mereka ini sudah pernah ikut atau lanjutan dari sebelumnya. Insya Allah, pada akhir tahun nanti akan ada gelombang ketiga," ujarnya.

Salah seorang peserta hapus tato gratis, uhammad Habibi (32) mengaku baru pertama mengikuti hapus tato gratis tersebut dan program ini memberikan manfaat nyata ini.

"Saya hapus karena malu dengan anak-anak, ini sekaligus untuk memperbaiki diri ke depan," kata warga Muara Baru, Penjaringan itu.