Kronologi Kasus Lenyapnya 17 Ventilator RSUD Ir Soekarno Babel, Terungkap Peran 5 Pelaku
fitriadi July 23, 2025 06:30 AM

BANGKAPOS.COM - Kasus pencurian 17 unit ventilator di RSUD Dr. (HC) Ir. Soekarno, Air Anyir, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) akhirnya terungkap.

Total sudah ada lima orang yang ditangkap dalam kasus tersebut ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepulauan Bangka Belitung.

Para pelaku ditangkap di lokasi berbeda di Babel dan luar Babel. Pelaku memiliki peran masing-masing.

Terbaru, dua orang pembeli alat-alat kesehatan itu yakni Jerry Ardiles dan Asep Yanto ditangkap di Bekasi dan Tasikmalaya, Jawa Barat.

Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka yang dijerat pasal penadahan.

Sebelumnya, tim Ditreskrimum Polda Babel mengamankan tiga pelaku pencurian ventilator RSUD Ir Soekarno Babel.

Mereka masing-masing berstatus PPPK, PHL alias honorer dan satu lagi mantan pegawai RSUD Ir Soekarno Babel.

Tersangka Jopistarari Yandi (29) bekerja sebagai PPPK teknisi alkes.

Sedangkan Firmansyah (30) bekerja sebagai sopir ambulance berstatus eks honorer.

Satu lagi Riki Kurniawan (31) bekerja sebagai honorer bidang farmasi.

Peran ketiganya sebagai pelaku pencurian ventilator.

Kronologi Pengungkapan Kasus Pencurian Ventilator

Direktur Reskrimum Polda Babel, Kombes Pol M. Arvan Rivai mengungkapkan kronologi pengungkapan kasus pencurian 17 ventilator RSUD Ir Soekarno Babel bermula dari laporan yang masuk.

Tim Ditreskrimum kemudian melakukan pengecekan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) di RSUD Ir Soekarno Babel.

"Secara resmi tanggal 3 Juli 2025 itu kita berawal dari penanganan cek TKP dan olah TKP. Setelah kita cek TKP dan olah TKP kita mendapatkan beberapa informasi sehingga melalui pemeriksaan saksi-saksi kita periksa kurang lebih 10 orang," kata Arvan Rivai saat jumpa pers di Mapolda Babel, Selasa (22/7/2025) pagi.

Jumpa pers ini menghadirkan para tersangka beserta barang bukti.

Dari interogasi mendalam terhadap pelaku pertama, polisi mengembangkan kasus dan berhasil mengungkap dua pelaku lain sebagai pembeli alias penadah.

"Hasil dari pemeriksaan saksi kita curigai, kita interogasi secara mendalam akhirnya terlapor atau pelaku berhasil kita ungkap. Dari satu orang, akhirnya dari keterangan yang bersangkutan dibantu oleh dua orang," kata Arvan Rivai.

"Termasuk ada sopir ambulance, pegawai PHL RSUD tersebut secara keseluruan mereka semuanya adalah PHL rumah sakit. Namun, pada saat kasus ini terungkap sebagian pelaku sudah keluar atau resign, ada yang masih bekerja dua orang, kalau dirinci lagi ada satu pelaku berstatus PPPK," jelas Rivai.

Setelah mengamankan tiga orang pelaku, anggota kembali mengembangkan terhadap pelaku lain yang diamankan di luar Pulau Bangka, yang perannya sebagai pembeli barang ventilator.

"Kita telusuri mereka kirim lewat kurir atau jasa barang-barang itu secara online juga kepada orang-orang yang membeli barang. Dari situ kita berhasil mengamankan dua orang pelaku, yang membeli alat-alat tersebut yang berkisar 17 unit berdasarkan data yang kami himpun dari rumah sakit dan diamankan di wilayah satunya Bekasi dan satunya di Tasik," jelas Rivai.

Lima tersangka beserta beberapa barang bukti saat ini telah diamankan di Mapolda Babel.

Bermula dari Informasi Barang Hilang

Terungkapnta kasus pencurian 17 ventilator di RSUD Ir Soekarno Babel bermula dari adanya informasi kehilangan barang di rumah sakit milik Pemprov Babel tersebut.

Pihak RSUD Rr Soekarno melakui direkturnya saat itu yakni dr Ira Ajeng Astrid akhirnya buka suara terkait hilangnya ventilator ini.

Astrid menyebut saat itu ada 4 unit ventilator yang hilang.

Ventilator yang hilang ini merupakan bantuan hibah saat Covid-19.

"Update kami per hari ini, hasil dari penelusuran bidang aset rumah sakit terkait alat kesehatan bantuan dari hibah saat COVID-19, bahwa ada 4 (empat) unit alat kesehatan yang belum tahu keberadaannya, yakni berupa ventilator," kata Astrid ketika dikonfirmasi Bangkapos.com Rabu (23/4/2025).

Saat itu Astrid menyampaikan pihaknya terus menelusuri terkait keberadaan aset yang dikabarkan hilang ini.

"Saat ini kami masih terus melakukan pengecekan dan inventarisir alkes, yang berpindah ruangan dikarenakan kebutuhkan yang mendadak dan mendesak," ujarnya.

Astrid juga memerintahkan bidang terkait untuk melakukan penelusuran dan pencarian kembali terhadap alat kesehatan tersebut dilingkungan rumah sakit.

Pihak rumah sakit juga membuat langkah bakal berkonsultasi ke polisi untuk melakukan penyelidikan.

"Saya selaku Direktur RSUD Dr Ir Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah memerintahkan bidang terkait untuk melakukan penelusuran dan pencarian kembali terhadap alat kesehatan tersebut di lingkungan Rumah Sakit, dan selanjutnya kami lakukan konsultasi dengan pihak berwajib untuk dapat dilakukan penyelidikan terhadap aset-aset tersebut," tegas Astrid.

Kala itu, dr Astrid mengaku tak tahu sejak kapan ventilator tersebut bisa tak diketahui ke mana rimbanya.

Ditanya soal jumlah seluruh ventilator yang dimilliki RSUD Ir Soekarno Babel, Astrid saat itu belum memberikan keterangan detail. Termasuk kapan ventilator tersebut hilang.

Kasus hilangnya alkes atau alat kesehatan ini sempat jadi sorotan Komisi IV DPRD Bangka Belitung.

Sekretaris Komisi IV DPRD Babel Agam saat itu mengatakan pihaknya selaku komisi membidangi kesehatan sudah jauh-jauh hari mengingatkan manajemen rumah sakit.

"Kami sudah menanyakan pada pihak rumah sakit, kata mereka ventilator diservis. Kalau diservis, kami tanyakan di mana lokasinya, tetapi mereka tidak bisa jawab," ujar Agam kepada Bangkapos.com, Kamis (24/4/2025).

Agam menyayangkan pernyataan pihak RSUD Ir Soekarno Babel yang dianggap tidak mengetahui peristiwa tersebut.

"Kami DPRD Bangka Belitung mendesak pihak RSUD Ir Soekarno Babel agar terbuka kepada publik terkait masalah tersebut," kata Agam saat itu.

Inspektorat Turun Tangan

Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bangka Belitung, Ferry Afrianto menyatakan bahwa inspektorat telah turun tangan menangani kasus ini. Proses pemeriksaan telah dilakukan.

"Suda dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat, dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan," ujar Ferry Afrianto, Jumat (25/4/2025).

Gubernur Ambil Langkah Tegas

Satu bulan kemudian, Gubernur Babel Hidayat Arsani mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan dr. Ira Ajeng Astrid dari jabatannya sebagai Direktur RSUD Ir Soekarno Babel.

“Saya resmi menonaktifkan Direktur RSUD. Keputusan ini tidak main-main karena berkaitan langsung dengan nyawa masyarakat,” kata Hidayat Arsani saat menghadiri kegiatan di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja Provinsi, Senin (30/6/2025).

Menurut Hidayat, alat kesehatan vital tersebut hilang sejak lebih dari setahun yang lalu tanpa kejelasan penanganan.
 
“Ini alat bantu pernapasan, bukan benda biasa. Rumah sakit bisa anjlok reputasinya karena kehilangan seperti ini, dan nyawa orang dipertaruhkan,” kata Hidayat dengan nada geram.

Tak hanya soal kehilangan alat medis, RSUD Ir Soekarno juga mengalami penurunan status klaim layanan BPJS, yang sebelumnya berada di level B kini diturunkan ke tarif C.

“Kalau sudah bermasalah dan tidak ada pembenahan, harus ada reformasi. Kita akan cari pemimpin baru yang bisa membawa perubahan. Ini bukan soal perasaan, tapi soal integritas dan tanggung jawab,” ujar Hidayat.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa seorang pemimpin harus berani bersikap ketika ada kelalaian yang berdampak besar bagi masyarakat.

“Kalau tidak bisa bekerja maksimal, silakan mundur. Kita butuh pemimpin yang punya keberanian dan kejujuran,” tegasnya.

Polda Babel Lakukan Penyelidikan

Tidak lama setelah Direktur RSUD Ir Soekarno nonaktif, Polda Babel menerima laporan terkait dugaan hilangnya alat kesehatan ventilator di RSUD Ir Soekarno pada Kamis (3/7/2025).

"Ya, informasi yang kita terima, saat ini kasus tersebut sudah ditangani oleh Subdit III Ditreskrimum Polda Babel," terang Kabid Humas Polda Babel, Kombes Pol Fauzan Sukmawansyah saat dikonfirmasi Bangkapos.com, Selasa (8/7/2025) malam.

Tim penyidik dari Ditreskrimim kemudian mendatangi RSUD I. Soekarno untuk melakukan olah TKP dan pengecekan terkait dugaan hilangnya alkes jenis ventilator.

Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Babel berhasil menangkap 3 orang pelaku pencuri ventilatir pada Selasa (8/7/2025) malam.

"Ya benar, informasi yang kita terima barusan, Ditreskrimum berhasil mengungkap kasus yang sempat viral yakni dugaan hilangnya alat kesehatan jenis ventilator di Rumah Sakit Provinsi," ujar Kabid Humas Polda Babel, Kombes Pol Fauzan Sukmawansyah saat dikonfirmasi, Rabu (9/7/2025).

Menurut Fauzan, penangkapan dilakukan setelah penyidik melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah pihak dari RSUD Soekarno.

Hasil penyelidikan sementara mengarah kepada tiga terduga pelaku yang saat ini telah diamankan di Mapolda Babel untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Apa Itu Ventilator?

Melansir laman Alodokter.com, ventilator adalah mesin yang berfungsi untuk menunjang atau membantu pernapasan.

Alat ini umumnya dibutuhkan oleh pasien yang tidak dapat bernapas sendiri, baik karena suatu penyakit atau cedera yang parah.

Penggunaan alat ventilator bertujuan untuk memberikan asupan oksigen kepada pasien agar lebih mudah bernapas.

Mesin ini akan mengatur proses menghirup dan mengembuskan nafas pada pasien.

Ventilator bekerja dengan cara memompa udara selama beberapa detik untuk menyalurkan oksigen ke paru-paru pasien, lalu berhenti memompa agar udara keluar dengan sendirinya dari paru-paru.

Sebelum memasang ventilator pada pasien, dokter akan melakukan intubasi untuk memasukkan selang khusus melalui mulut, hidung, atau lubang yang dibuat di bagian depan leher pasien.

Prosedur ini disebut juga trakeostomi. Setelah intubasi selesai, ventilator akan dihubungkan ke selang tersebut.

Penggunaan ventilator cukup rumit, sehingga pemasangan dan pengaturannya hanya boleh dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi untuk merawat pasien kritis.

Alat ini sering digunakan di ruang perawatan intensif (ICU) karena kondisi yang membutuhkan ventilator biasanya merupakan kasus yang berat.

Selama terhubung dengan ventilator, pasien yang masih sadar tidak dapat bicara atau makan melalui mulut, karena keberadaan selang yang masuk ke dalam tenggorokan. Meski begitu, pasien masih dapat berkomunikasi dengan tulisan atau isyarat.

Umumnya, pasien akan merasa tidak nyaman ketika ada selang yang masuk melalui mulut atau hidungnya.

Pasien juga terkadang melawan udara yang dihembuskan ventilator dan membuat fungsi ventilator kurang efektif. 

Bila seperti ini, dokter akan memberikan obat penenang atau obat antinyeri agar pasien merasa lebih nyaman ketika terhubung dengan ventilator.

(Bangkapos.com/Adi Saputra)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.