Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) meresmikan laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) dalam upaya meningkatkan fasilitas kesehatan bagi masyarakat di provinsi ini.

Wakil Gubernur Sulteng Reny A. Lamadjido di Palu, Rabu, mengatakan peresmian Laboratorium BSL-2 merupakan sejarah baru yang menandai pertama kalinya fasilitas ini tersedia di UPT Laboratorium Kesehatan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng.

"Kami berharap dengan hadirnya fasilitas unggulan ini semakin memperluas cakupan pendeteksian berbagai penyakit, termasuk kanker serviks melalui pemeriksaan Human papillomavirus (HPV)-DNA," katanya.

Peresmian bangunan Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) ini juga dirangkaikan dengan peluncuran pemeriksaan kesehatan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pemeriksaan HPV-DNA, serta penandatanganan kerja sama (MoU) laboratorium kesehatan dengan BPJS Kesehatan.

Ia juga menyampaikan bahwa sebagai langkah penyelamatan untuk melindungi kaum perempuan dari bahaya kanker serviks, pihaknya akan mengagendakan vaksinasi gratis bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Program tersebut, lanjut dia, akan menyasar perempuan mulai usia remaja hingga produktif sebagai langkah pencegahan terhadap infeksi HPV.

Ia menambahkan bahwa layanan mobil laboratorium keliling milik laboratorium kesehatan juga akan mengunjungi setiap organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai jadwal untuk melakukan skrining kesehatan gratis kepada ASN.

Untuk itu, ia mengimbau ASN agar tidak takut mengecek kondisi kesehatan mereka, karena prinsip "mencegah lebih baik daripada mengobati" mesti diterapkan untuk meningkatkan kesadaran ASN dalam menjaga kesehatan diri.

"Kami jadwalkan kunjungan ke setiap kantor. Mari kita bersama-sama memeriksakan diri ke laboratorium kesehatan," ujarnya.

Wagub juga berpesan ke para Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota, puskesmas, dan Direktur Rumah Sakit Daerah untuk mendorong para dokter umum maupun spesialis di wilayah masing-masing agar mendaftarkan diri dalam program Dokter Spesialis 1 (Sp-1) dan Dokter Spesialis 2 (Sp-2).

"Langkah ini krusial guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan hadirnya sumber daya manusia (SDM) medis yang kompeten," katanya.