Jakarta (ANTARA) - Seorang mahasiswa Desain Produk Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Sumatera Barat, Marchelia Indriyanti berhasil mengolah limbah kerang menjadi kemasan lipstik yang mewah.
Kemasan lipstik yang diberi nama Khepri tersebut sudah melewati uji kelayakan dan telah dipamerkan di depan umum dalam pameran karya mahasiswa di kampus ISI Padang Panjang pekan lalu.
Marchelia dalam keterangan di Jakarta, Minggu, mengatakan kemasan lipstik itu merupakan produk dari karya ilmiah yang berjudul Perancangan Primer Lipstik dengan Eksplorasi Material Limbah Kerang Berbasis Sustainable Design untuk Wanita Milenial Beauty Enthusiast.
Ide dasar produk ini berawal dari banyaknya limbah kerang laut di Pulau Batam, daerah asal Marchelia.
“Selain itu, saya melihat antusiasme kaum wanita akan kecantikan setelah masa pandemi, yang membuat berbagai produk kecantikan menjadi sangat digemari, terutama lipstik. Lipstik adalah kebutuhan primer bagi hampir semua wanita,” ujar Marchelia.
Batam yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau merupakan pulau kecil yang posisinya dekat dengan Singapura dan Malaysia. Biasanya turis maupun pendatang berburu makanan laut yang memang sangat terkenal di wilayah tersebut.
Berbagai jenis menu makanan laut termasuk hasil olahan kerang dapat dengan mudah ditemukan di tanah melayu tersebut. Bahkan, terdapat hidangan yang khas yang hanya bisa ditemukan di Kepulauan Riau yakni kerang mirip siput yang dikenal dengan gonggong.

Cangkang kerang tidak dapat dimakan karena struktur dan teksturnya yang keras, menyebabkan limbah cangkang kerang cukup banyak. Tak heran di pantai dan tempat-tempat lain dapat dengan mudah ditemukan cangkang kerang.
Selama ini, kerang hanya menjadi produk kerajinan tangan seperti pelapis tempat sabun, penghias bingkai foto, bunga dan lainnya. Belum ada yang memanfaatkannya sebagai bahan dasar industri.
“Padahal, kerang berpotensi diolah menjadi material alternatif mengandung kalsium, fosfor, dan mineral lainnya yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan material plastik,” ujar Marchelia.
Setelah melakukan berbagai macam percobaan dengan menggunakan bubuk kerang, akhirnya Marchelia berhasil mendapatkan komposisi campuran material yang dinilai layak dan kuat untuk menjadi wadah kemasan lipstik. Saat ini Marchelia kembali ditugaskan untuk membuat kemasan bedak.
Adapun pemilihan nama Khepri karena Batam berlokasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Selain itu, Khepri merupakan mitologi Mesir tentang dewi transformasi yang melambangkan matahari terbit, pencitraan dan pembaruan kehidupan. Ini sejalan dengan misi mengubah limbah dari sesuatu yang tidak berguna menjadi sesuatu yang berharga.
Bukan kali ini saja Marchelia berhasil mengubah limbah menjadi sesuatu yang berharga, sebelumnya mahasiswa tingkat akhir ini pernah menjuarai kategori Craft Based Design Solution pada Indonesia Industrial Design Student Award (IIDSA) yang diselenggarakan Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) di Jakarta pada 2024 dengan produk eco bee bag dengan material dasar pakaian bekas.