TRIBUNNEWS.COM - Terdapat tangga besi baru di area jalur pendakian Gunung Rinjani (3.726 meter di atas permukaan air laut atau mdpl) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tangga berbahan besi itu memang hal baru di jalur pendakian gunung manapun, namun kini dibangun di jalur gunung tertinggi ketiga di Indonesia, setelah Puncak Jaya (4.880 mdpl) dan Kerinci (3.805 mdpl).
Tangga tersebut dibuat vertikal di kontur tanah yang curam, terdapat sekitar 10 anak tangga disusun berundak dan terlihat kokoh.
Tampak petugas mengebor batu dengan alat bor, satu lainnya memasang dan mengelas besi padat di antara bebatuan.
Aktivitas tersebut diunggah dalam video cuplikan pada akun Instagram Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) @btn_gn_rinjani, pada Sabtu (26/7/2025).
Video berdurasi 1 menit itu memperlihatkan aktivitas tim gabungan gotong royong saling membantu untuk memperbaiki jalur pendakian Gunung Rinjani.
Mereka bekerja keras, termasuk membawa peralatan dan perlengkapan berat.
Seperti halnya mesin genset yang ditandu oleh dua orang dengan kayu.
Kegiatan tersebut merupakan kerjasama Balai TNGR dengan tim gabungan yang terdri dari TNI (Kodim 1615 Lotim dan Yon Zipur 18/YKR), Rinjani Squad, Porter lokal, Ojek Rinjani serta relawan lainnya dengan dukungan dari Forum Wisata Lingkar Rinjani, Consina dan FOne Sport Ultra Nusantara.
Demi jalur yang lebih baik, mereka mengklaim perbaikan jalur menargetkan titik-titik rawan, khususnya di jalur Pelawangan Sembalun - Danau Segara Anak.
"Langkah ini dilakukan demi memastikan keselamatan dan kenyamanan pendaki karena setiap pijakan yang diperbaiki adalah wujud tanggung jawab kita bersama untuk mendaki dengan aman dan kembali dengan selamat," tulis pernyataan tersebut.
Perbaikan jalur pendakian di titik Pelawangan Sembalun - Danau Segara Anak ini dikarenakan pengalaman pahit yang terjadi belakangan.
Kecelakaan beruntun melibatkan pendaki asing alias Warga Negara Asing (WNA).
Mengutip TribunLombok.com, pengelola TNGR mengambil keputusan menutup sementara akses pendakian di rute Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak menyusul terjadinya dua kejadian jatuh yang menimpa wisatawan asing dalam kurun waktu berurutan.
Insiden pertama menimpa pendaki Swiss bernama Benedikt Emmenegger pada Rabu (16/7/2025), diikuti kejadian serupa yang dialami wisatawan Belanda, Sarah Tamar van Hulten, pada hari berikutnya.
Bukan karena kejadian jatuhnya WNA asal Brasil, Juliana Marins pada 21 Juni 2025 dan jenazahnya bisa dievakuasi pada 24 Juni 2025.
Adapun Sarah, yang berdomisili di Denmark, mengalami kecelakaan saat menuruni jalur menuju danau sekitar pukul 13:00 WITA pada Kamis (17/7/2025).
Sebagai respons atas kedua kejadian tersebut, TNGR menerbitkan surat pengumuman bernomor PG.4/T.39/TU/KSA.04.01/B/07/2025 yang mengatur penghentian sementara sistem pemesanan tiket melalui aplikasi eRinjani dan aktivitas pendakian di rute tersebut.
Penutupan ini khusus berlaku untuk jalur Pelawangan Sembalun-Danau Segara Anak, sementara rute pendakian lainnya tetap beroperasi normal.
Otoritas pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas pendakian di seluruh rute menuju puncak tertinggi Pulau Lombok ini.
Penutupan berlangsung dari 1 Agustus hingga 10 Agustus 2025.
Keputusan ini merupakan bagian dari program perbaikan fasilitas dan peningkatan standar keamanan bagi para petualang yang hendak menaklukkan gunung berapi aktif setinggi 3.726 meter ini.
Yarman selaku pimpinan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengeluarkan surat keputusan resmi dengan nomor PG.5/T.39/TU/KSA.04.01/B/07/2025 pada 23 Juli 2025 silam.
"Seluruh aktivitas pendakian dihentikan mulai 1 Agustus 2025 hingga 10 Agustus 2025," ungkap Yarman dalam pernyataan resminya di hari Rabu, dikutip dari TribunLombok.com.
Kebijakan ini muncul sebagai respons dari hasil rapat koordinasi yang membahas penanganan insiden kecelakaan wisatawan di kawasan Gunung Rinjani pada 18 Juli 2025 lalu.
Rute-Rute yang Terdampak Penutupan
1. Rute Sembalun
Jalur favorit para pendaki ini memulai perjalanan melintasi hamparan sawah dan padang savana yang menawan sebelum memasuki kawasan hutan dengan kemiringan yang menantang. Setiap pos peristirahatan menawarkan spot ideal untuk recovery sambil menyaksikan panorama alam yang memukau.
Pos kedua dilengkapi dengan sumber mata air dan shelter yang memadai untuk bermalam.
Perjalanan dari Pos 3 menuju Pelawangan Sembalun menghadirkan tantangan berupa trek berdebu dengan tingkat kesulitan yang meningkat.
Pelawangan yang terletak di ketinggian 2.400 meter menawarkan vista spektakuler Danau Segara Anak, menjadi base camp sebelum assault ke puncak di dini hari.
2. Rute Senaru
Jalur ini mengajak pendaki menjelajahi hutan lebat dengan trek pembuka yang relatif bersahabat.
Pos kedua menyediakan area istirahat yang memadai, namun ketersediaan air bergantung pada musim penghujan.
Segmen dari Pos 3 menuju Pelawangan Senaru menghadirkan medan berpasir dan berbatu yang memerlukan kehati-hatian extra.
Di ketinggian 2.500 meter, Pelawangan Senaru menjadi tempat ideal untuk beristirahat sambil menikmati keindahan Danau Segara Anak.
3. Rute Aik Berik
Keunggulan jalur ini terletak pada ketersediaan sumber air yang melimpah di setiap pos, menjadikannya pilihan tepat bagi pendaki yang mengutamakan akses hidrasi sepanjang perjalanan.
Sepanjang rute, mata akan dimanjakan dengan pemandangan kebun kopi, jeruk, dan vegetasi hutan seperti pakis yang rimbun. Dari Pos 3 menuju Pelawangan Umar Maya, trek melintasi hamparan savana luas dengan panorama menawan Puncak Rinjani dan Danau Segara Anak.
4. Rute Timbanuh
Jalur ini membawa pendaki menyusuri hutan dan area perkebunan milik warga lokal. Di Pos 2 terdapat bekas aktivitas babi hutan, sehingga tidak disarankan untuk mendirikan tenda di sekitar lokasi tersebut.
Dari Pos 3 ke Pelawangan Timbanuh, pendaki akan menghadapi medan curam dengan reward berupa pemandangan spektakuler kawah dan Gunung Baru Jari di ketinggian 2.700 meter. Untuk melanjutkan eksplorasi ke Danau Segara Anak, sangat dianjurkan menggunakan guide lokal yang berpengalaman.
5. Rute Torean
Jalur melalui Desa Torean di Lombok Utara ini dikenal sebagai salah satu rute paling menantang menuju Gunung Rinjani.
Para pendaki sering menyebutnya sebagai "Jurassic World" karena lanskap dramatis dan tingkat kesulitan yang ekstrem.
Rute ini terbentang di antara dua bukit besar yaitu Plawangan Sembalun dan Plawangan Senaru, menghadirkan jalan setapak berliku di sepanjang tebing terjal.
Dengan durasi pendakian hingga 14 jam, jalur Torean hanya cocok untuk pendaki veteran yang telah menguasai karakter medan Gunung Rinjani.
6. Rute Tetebatu
Jalur alternatif ini dapat diakses dari Desa Loloan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Pendakian dimulai dari ketinggian sekitar 600 meter dan berakhir di kawasan Danau Segara Anak pada elevasi kurang lebih 2.000 meter.
Jalur ini tersohor sebagai salah satu rute paling ekstrem dan berisiko tinggi, karena mengharuskan pendaki melintasi lembah-lembah curam dengan jalan setapak yang sempit dan terjal. Kondisi medan yang menantang dan penuh risiko menuntut persiapan fisik dan mental yang optimal.
Estimasi waktu untuk menyelesaikan jalur ini minimal 14 jam, menjadikannya salah satu rute terpanjang dan paling menguras stamina di kawasan Gunung Rinjani.
Selama periode penutupan, seluruh calon pendaki diimbau untuk menunda rencana ekspedisi mereka dan menunggu pengumuman resmi pembukaan kembali dari pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. Langkah ini diambil demi menjamin keselamatan dan memberikan pengalaman pendakian yang lebih berkualitas di masa mendatang.
( Chrysnha)(TribunLombok.com/ Robby Firmansyah, Toni Hermawan)