TRIBUNJATIM.COM - Kondisi mengenaskan tampak dari rumah yang dimiliki seorang warga di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Tumpal Simblolon begitu tak menyangka rumahnya malah digunduli oleh orang lain.
Rumahnya yang layak huni awalnya itu berakhir mengenaskan setelah disewa.
Setelah rumahnya dalam kondisi memprihatinkan, Tumpal Simbolon berencana melapor ke polisi.
Tumpal Simbolon segera membuat laporan ke Polsek Medan Tembung setelah rumahnya digunduli penyewa berinisial MT.
Rumah Tumpal yang ada di Dusun XI, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, hanya tersisa tembok batu bata setelah seng, pintu, hingga jendela hilang.
"Rencana mau melapor. Saya masih sibuk dan baru berduka, kan. Sudah jumpa orang Polsek. Disarankan melapor dan buat laporan kerugian dulu ke desa," ucap pria berusia 60 tahun itu saat diwawancarai wartawan, Sabtu (26/7/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dariKompas.com, Minggu (27/7/2025).
Tumpal juga mengatakan sudah bertemu dengan kepala lingkungan setempat. Dia berharap pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya.
Dia mengatakan, ini bukan soal status rumah, melainkan mengenai persoalan dirugikan.
Jika hal tersebut dipersoalkan, ia akan memberikan surat-surat yang dari notaris.
Berdasarkan surat-surat, mulanya rumah ini dibeli MT pada tahun 2014. Sudah 11 tahun dia menempati rumah tersebut.
Lalu pada tanggal 30 Juli 2024, Tumpal membeli rumah itu dari MT dan lengkap dengan surat-suratnya resmi.
Sebelumnya diberitakan, rumah milik Tumpal Simbolon terlihat berantakan setelah mengalami pembongkaran.
Kejadian tersebut pada Sabtu (26/7/2025) ketika Tumpal mendapati seng, pintu, dan jendela rumahnya hilang.
Pria berusia 60 tahun tersebut menduga penyewa rumahnya, yang berinisial MT, adalah pelaku utama dalam pembongkaran ini.
Tumpal meyakini bahwa MT tidak melakukannya sendiri, melainkan dibantu oleh tiga orang lainnya.
"Dibongkar pada tanggal 5 Juli," kata Tumpal saat diwawancarai.
Dalam kesepakatan, MT meminta untuk mengontrak rumah itu selama satu tahun.
"Boleh, saya bilang," ungkap Tumpal.
Namun, pada 29 Juni 2025, Tumpal mendatangi rumah tersebut untuk mengingatkan MT tentang jatuh tempo pembayaran sewa.
Ia juga ingin memastikan apakah MT dan istrinya masih tinggal di rumah tersebut.
"Ya udah Pak kan bulan 7, masih ada dua hari lagi. Nanti bulan 7 ya pak," ujar Tumpal menirukan ucapan MT.
Sayangnya, Tumpal tidak bisa kembali ke rumah itu karena pada 30 Juni 2025, ia pergi ke Jakarta untuk membawa anaknya yang ketiga berobat.
"Saya ke Jakarta bawa anak berobat cangkok ginjal. Rupanya kami belum beruntung, tanggal 2 Juli dia (sang anak) meninggal," ujar Tumpal.
Setelah membawa anaknya kembali ke Medan, Tumpal melaksanakan acara adat sebelum pemakaman pada hari Sabtu, 5 Juli 2025.
Ia menduga bahwa pelaku mengetahui adanya acara tersebut dan memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan pembongkaran.
"Diangkati atap, broti, kusen, daun pintu, daun jendela, habis semua," tuturnya.
Tetangga di sekitar rumah sewa tidak mengetahui tempat tinggal dan nomor telepon Tumpal sehingga tidak dapat memberikan informasi padanya.
"Kemudian Rabu, 23 Juli 2025, saya ke sana, ya maksud saya mau menagih, kan. Rupanya seperti itulah keadaannya. Sudah gundul rumah saya," ungkap Tumpal.
Sebelumnya, video mengenai kondisi rumah tersebut telah dibagikan di media sosial Instagram @tkpmedan pada Jumat (25/7/2025).