TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Duka mendalam menyelimuti Desa Pedamaran 5, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), setelah seorang anak perempuan berinisial RDP (6) ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di area perkebunan karet pada Sabtu (26/7/2025) malam.
Sebelum jasad korban ditemukan, ribuan warga dari berbagai desa di Kecamatan Pedamaran turut serta dalam pencarian.
Heru, salah satu warga yang ikut mencari, menceritakan bagaimana proses pencarian berlangsung.
“Sejak siang sekitar pukul 12.00 WIB, ribuan warga dari berbagai desa ikut mencari keberadaan korban,” ujar Heru saat ditemui di lokasi kejadian.
Setelah menyisir berbagai titik, jejak keberadaan korban mulai terdeteksi sekitar pukul 19.00 WIB.
Pencarian dilanjutkan hingga malam hari, dan akhirnya jasad RDP ditemukan di kebun karet Desa Pedamaran 5, tak lama setelah waktu salat Isya.
“Saya dan warga lainnya mengelilingi kebun karet, dan benar saja, korban ditemukan dalam keadaan telah meninggal dunia,” lanjut Heru.
Heru juga mengungkapkan bahwa kondisi tubuh korban saat ditemukan sudah menunjukkan tanda-tanda kaku dan lebam, yang mengindikasikan bahwa korban telah meninggal beberapa jam sebelumnya.
“Tubuh korban sudah kaku semua. Kalau meninggalnya baru saja, pasti masih terasa hangat. Tapi ini sudah kaku, saya menduga korban meninggal sejak siang hari,” jelasnya.
Firasat Ibunda RDP
Firasat yang dirasakan Melis (37) ibu RDP, bocah perempuan asal Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI yang dibunuh pemuda yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.
Melis merasakan firasat itu sekitar satu pekan yang lalu, ketika ia mengantar RDP ke sekolah.
"Ada (firasat), waktu itu aku lihat dia pas di sekolah sedih rasanya, secara tiba-tiba," katanya.
Ia seolah tidak percaya dan sulit menerima kenyataan RDP anaknya yang baru saja masuk sekolah di kelas 1 SD selama dua minggu sekarang sudah tiada.
"Barulah dua minggu pak, Rania tu masuk sekolah. Satu minggu saya antar jemput, satu minggu selanjutnya dia tidak mau dijemput pulang sama temannya," katanya.
RDP dikenal sebagai anak yang periang dan aktif bicara, yang menjadi kesedihan Melis dan suaminya Indra, adalah keinginan almarhumah memiliki handphone karena sering rebutan dengan kakaknya.
"Ceria, nyenyes anak ini orangnya. Ada lah satu keinginan dia, katanya mau HP karena sering berebut sama kakaknya yang SMP. Mak aku nak HP katanya, saya jawab iyo kagek kito cari yang seken," katanya.
Ibu RDP MInta Pelaku Dihukum Setimpal
Orangtua RDP (6) tak mau memaafkan pelaku Rozi (20) yang sudah menghabisi nyawa anaknya dengan cara dirudapaksa terlebih dahulu. Jasad korban ditemukan di sebuah perkebunan karet Desa Pedamaran V, Kecamatan Pedamaran Kabupaten OKI, pada Sabtu (26/7/2025).
Melis (37) ibu korban mengatakan, pelaku harus mendapat hukuman setimpal atas apa yang diperbuat kepada anaknya.
"Hukum setimpal, mau itu hukuman mati atau penjara seumur hidup. Tolong ditegakkan keadilan pak, hukum budak (orang) itu. Bukan dak waras budak itu, tidak mungkin (dak waras)," kata Melis saat dijumpai di Rumah duka, Desa Menang Jaya, Pedamaran, Minggu (27/7/2025).
Ia sama sekali tidak terima dengan apa yang dilakukan pelaku terhadap bocah malang tersebut hingga meregang nyawa dengan cara menyedihkan.
"Tidak ikhlas aku pak. Badan dia di kaki lecet lebam semua, anak sekecil itu dipaksa sama pelaku sakit dia (korban)," katanya.
Meski sudah mengetahui pelaku sudah ditangkap dan ternyata masih satu desa dengannya, Melis tidak ingin mau tahu wajahnya seperti apa.
"Lihat wajahnya saja saya tidak mau. Tidak kenal sama pelaku ketemu saja belum pernah, " cetusnya.
Rumah Pelaku Dirusak Warga
Tersulut emosi membuat ribuan warga menyerbu rumah tersangka Rozi Yanto (20) Dusun 3, Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, pada Minggu (27/7/2025) siang.
Masyarakat tidak terima atas perbuatan pelaku yang tega berbuat asusila dan menewaskan RDP (6) dan mayatnya ditemukan di dalam area perkebunan karet.
Adapun, Desa Menang Raya merupakan salah satu dari 14 desa yang berada di Kecamatan Pedamaran Kabupaten OKI.
Mayoritas penduduk Desa Menang Raya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan yang sangat bergantung pada keberadaan kawasan konservasi di mana mereka melakukan kegiatan produksi.
Disampaikan Kades Menang Raya, Rian Syaputra bahwa rumah pelaku menjadi bulan-bulanan masyarakat.
Sehingga membuat kondisi rusak dan perabotan juga berserakan.
"Rumah tidak dirobohkan, karena struktur rumah permanen (beton). Namun jendela kaca pecah semua, genteng juga dilempari batu hingga habis dan perabotan yang di dalam rumah juga rusak berserakan," ujarnya, kepada Tribunsumsel.com pada Minggu (27/7/2025) siang.
"Memang amukan warga tadi pagi tidak bisa dibendung lagi. Karena bukan hanya masyarakat Menang Raya saja, tetapi se Kecamatan Pedamaran yang turut menyerbu rumah pelaku," katanya menambahkan.
Dijelaskan Rian, setelah informasi terkait penangkapan pelaku sekitar pukul 09.00 WIB.
Pemerintah desa dan kepolisian segera bergegas membawa pihak keluarga korban untuk dibawa ke tempat yang aman.
"Belum ada yang diusir dari desa, tapi yang jelas pihak keluarga dari pelaku sudah berhasil diamankan dari amukan massa," ungkapnya.
Meski kondisi di lokasi kondusif, Rian menyebut pengamanan masih terus dilakukan dan beberapa petugas kepolisian berjaga di lokasi.
"Saat ini di lokasi masih ada linmas desa, personel Polsek Pedamaran, pasukan dari Polres OKI berjaga-jaga. Takutnya nanti masih ada massa susulan yang datang ke lokasi," paparnya.
Selain itu, pihaknya mengimbau bagi keluarga besar korban untuk tetap bersabar karena adalah ujian.
"Alhamdulillah pelaku juga sudah dapat ditangkap, pihak keluarga juga berharap supaya pelaku dikenakan hukuman seberat-beratnya dan setimpal," tutupnya.
Dicekik Lalu Dirudapaksa
Mengaku ingin menikah dan kecanduan video dewasa menjadi alasan Rozi Yanto (20) menghabisi dan merudapaksa RDP (6) bocah SD yang juga warga Desa Menang Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel.
Untuk diketahui, Desa Menang Raya merupakan salah satu dari 14 desa yang berada di Kecamatan Pedamaran Kabupaten OKI.
Mayoritas penduduk Desa Menang Raya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan yang sangat bergantung pada keberadaan kawasan konservasi di mana mereka melakukan kegiatan produksi.
Kapolres OKI, AKBP Eko Rubiyanto mengatakan dari hasil penyelidikan awal diketahui, korban tewas karena dicekik kemudian tubuhnya dirudapaksa tersangka.
Dari hasil penyelidikan intensif diketahui bahwa pelaku membujuk korban dengan dalih membelikan makanan ringan dan mencari pipet (sedotan).
Tanpa curiga, korban mengikuti pelaku hingga akhirnya dibawa ke area semak-semak di sekitar dusun.
"Setelah sampai di lokasi, pelaku merebahkan korban ke tanah dan menciumi tubuhnya. Ketika korban berteriak dan berusaha melawan. Pelaku langsung membekap mulut korban menggunakan tangan kiri dan mencekik leher korban dengan tangan kanan hingga korban tidak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia," katanya ditemui Tribunsumsel.com di Mapolres OKI pada Minggu (27/7/2025) siang.
Tak berhenti sampai di situ, AKBP Eko mengatakan pelaku membuka pakaian korban dan melakukan tindak asusila sebanyak dua kali.
"Pelaku ini sering menonton film porno. Sehingga pelaku terpikir atau berniat untuk menyetubuhi korban. Makanya pelaku mengiming-imingi korban agar mau dibujuk mengikuti pelaku kedalam area kebun karet. Saat itu pelaku melakukan aksinya dan mendekap mulut korban. Hingga akhirnya meninggal dunia," ungkapnya.
Mendapati informasi temuan mayat wanita tersebut, tim gabungan dari Satreskrim Polres OKI dan Polsek Pedamaran bergerak cepat dan mengumpulkan keterangan saksi.
"Tepat tadi pagi sekitar pukul 08.00 WIB, kami mengamankan pelaku di rumahnya. Saat hendak diamankan, pelaku mencoba melarikan diri melalui jendela belakang rumah, namun upaya itu bisa digagalkan," sambungnya.
(*)