Mulyono Tertawa Lepas Saat Dituduh Calo Tiket Terminal Bukan Teman Kuliah Jokowi di UGM
Satrio Sarwo Trengginas July 29, 2025 12:30 AM

TRIBUNJAKARTA.COM - Mulyono merespons terkait tuduhan dirinya merupakan calo tiket di terminal dan bukan teman dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. 

Sosok Mulyono sebelumnya mencuri perhatian publik setelah dirinya hadir di acara reuni angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Namun, Mulyono disebut-sebut hanya lah seorang calo tiket terminal dengan nama asli Wakidi. 

Merespons tuduhan itu, Mulyono didampingi Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dian Sandi Utama memberikan klarifikasinya. 

"Nah ini dia Pak Mulyono, yang dibilang sebagai calo tiket terminal, sampai Pak Taufiq itu pergi cari tahu ke terminal. Ternyata, dijawab sama orang terminal, saya tidak pernah melihat orang ini begitu dilihatkan foto. Karena mereka sedang fitnah-fitnah aja," kata Dian Sandi seperti dikutip dari Instagramnya yang tayang pada Senin (28/7/2025). 

Dian Sandi meminta Mulyono menjelaskan sedikit terkait dengan kegiatan yang dilakukannya selepas menamatkan kuliah. 

Selepas kuliah, Mulyono mengatakan dirinya merantau ke sejumlah wilayah di Indonesia.

"Saya selesai kuliah tuh langsung di Pulau Mentawai, dari Mentawai ya keliling lah sampai Maluku, Sulawesi, Papua dan terakhir di Jambi," ujarnya. 

Dian lalu bertanya kepada Mulyono apakah pernah menjadi calo tiket seperti yang dituduhkan. 

Mendengar pertanyaan itu, Mulyono tertawa lepas. 

"Ha..ha..ha.. Kalau beli (tiket) pernah pak," katanya diikuti dengan tawa. 

Sebelumnya, Mulyono juga sempat diwawancarai oleh awak media pada saat acara reunian terkait kesibukannya setelah lulus. 

Mulyono kala itu menjawab bahwa dirinya bekerja berpindah-pindah wilayah dari Sumatera, Maluku, Sulawesi hingga Papua. Terakhir, berpindah tempat ke Jambi. 

Ia mengaku sebagai pekerja swasta yang tidak pernah pensiun. 

"Saya kan orang swasta jadi enggak pernah pensiun. Saya kerja di bidang kehutanan, saya di lapangan seperti survey, inventarisasi area-area," pungkasnya seperti dikutip dari Kompas TV. 

Dituduh calo terminal

Sebelumnya, Mulyono, tengah menjadi sorotan saat menghadiri acara reuni angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM. 

Banyak pihak yang meragukan Mulyono sebagai teman Jokowi. 

Terlebih muncul sosok yang membongkar identitas asli Mulyono ke publik.

Ternyata, nama aslinya bukan lah Mulyono. 

Hal itu diungkapkan oleh seorang pengacara senior di Surakarta, Muhammad Taufiq. 

Taufiq mengklaim telah melakukan investigasi mengenai sosok yang mengaku sebagai Mulyono itu. 

Ia mendapatkan informasi bahwa Mulyono bernama asli Wakidi. 

"Saya sudah investigasi, jadi saya sudah ketemu sama pentolan terminal, saya itu punya akses ke mana-mana karena maklum saya pernah menjadi anggota DPR termuda Surakarta dua periode dan komisi saya adalah komisi kesejahteraan rakyat membidangi antara lain, perguruan, tenaga kerja, pendidikan dan sebagainya. Singkat kata, saya sudah ketemu dan yang bersangkutan namanya adalah Wakidi," ujar Taufiq dikutip dari YouTube Hersubeno Point yang tayang pada Senin (28/7/2025).

Taufiq membongkar profesi sebenarnya yang dilakoni oleh Wakidi.

Wakidi ternyata bekerja sebagai calo tiket. 

"Itu (yang teriak) Madiun-madiun, Surabaya-surabaya, Sidoarjo-sidoarjo," kata Taufiq sembari menirukan suara teriakan yang biasa dilakukan calo terminal. 

"Wakidi bukan Mulyono, dia lima tahun yang lalu itu adalah calo tiket terminal, ada yang memang bagian dari bus. Tapi, kalau dia ini bebas (tak terikat)," tambahnya. 

Ia pun menantang kepada publik, terutama pihak yang pro terhadap Jokowi, untuk bisa membantah tuduhannya itu. 

"Silakan kalian bantah, kalian bantah, aku ini wong Solo, lahir di Solo menyelesaikan S1, S2, S3 di Solo. (Kuliah) UNS 11 Maret. Enggak usah didebat ijazah ku asli. Temen-temennya asli semua, ada semua. Kalau ditanya disertasi ya ngerti," pungkasnya. 

Tuduhan serupa

Dokter Tifa yang kerap mengkritik Jokowi juga memiliki pernyataan yang senada dengan Taufiq. 

Namun, dr Tifa menyebut nama asli Mulyono adalah Wakidi, calo di Terminal Tirtonadi, Solo.

Pernyataan itu diungkap dr Tifa di akun X miliknya, yang ramai dikomentari warganet.

Sementara Mulyono mengaku teman Jokowi saat kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Mulyono mengatakan, Jokowi salah satu mahasiswa berprestasi di Fakultas Kehutanan UGM saat itu.

Menurutnya, justru Jokowi lulus lebih dulu daripada Mulyono dan beberapa temannya yang lain.

SOSOK MULYONO - Sosok Mulyono teman Jokowi tengah menjadi sorotan saat menghadiri acara reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan di UGM yang dihadiri Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Ada yang mencurigai bahwa Mulyono bernama asli Wakidi dan berprofesi sebagai calo terminal. (Tangkapan Kompas TV).
SOSOK MULYONO - Sosok Mulyono teman Jokowi tengah menjadi sorotan saat menghadiri acara reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan di UGM yang dihadiri Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Ada yang mencurigai bahwa Mulyono bernama asli Wakidi dan berprofesi sebagai calo terminal. (Tangkapan Kompas TV). (Tangkapan Kompas TV)

Mulyono juga hadir di acara reuni Fakultas Kehutanan UGM, di Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).

Jokowi saat itu memberikan sambutan di depan teman-temannya.

Saat itu, teman-teman Jokowi menunjuk seorang alumni bernama Mulyono.

"Ini Mulyono asli, Pak," kata rekan Jokowi sambil menunjuk seorang pria bertopi hitam.

Melihat temannya itu, Jokowi pun langsung berkelakar.

"Jangan nambah masalah lagi. Hari Mulyono sudah almarhum, ini tambah lagi," kata Jokowi disambut tawa oleh rekan-rekannya.

Rupanya Mulyono merupakan teman satu angkatan Jokowi di tahun 1980. 

"Saya Mulyono, masuk kehutanan tahun 1980 di Fakultas Kehutanan UGM dengan nomor mahasiswa 1684," kata Mulyono dikutip dari Kompas TV, Sabtu (26/7/2025).

Menurut Mulyono, ia tidak pernah mau tahu soal sosok Hari Mulyono yang dikaitkan dengan Jokowi.             

"Saya Mulyono, kalau Pak Jokowi saya tahunya namanya Joko Widodo, pernah sama-sama kuliah, pernah satu kampus, pernah ngobrol," bebernya.

"Satu angkatan, dulu gak ada kelas, masuk bareng tahun 80. Dulu gak ada jurusan," kata Mulyono lagi.

Berbeda dengan Jokowi yang mengambil skripsi soal teknologi hasil hutan, Mulyono justru menyusun skripsi soal ekonomi management.

"Saya Fakultas Kehutanan cuma dulu ambil skripsinya bidang ekonomi management.

Saat itu tidak ada jurusan, hanya Fakultas Kehutanan.

Ada ekonomi management, ada teknologi hasil hutan," bebernya.

Menurut Mulyono, ia lulus dari UGM lebih lama dari Jokowi.

Jokowi lulus dari Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985.

"(Mulyono) Lulus tahun 1987, wisudanya bulan Februari. Pak Jokowi memang nilainya lebih bagus dari saya," ungkapnya.

Mulyono menuturkan, saat kuliah Jokowi merupakan sosok yang biasa saja.

"Dia sih biasa-biasa saja, selalu inget kalau ketemu selalu sapa sebelum jadi pejabat.

Pas jadi wali kota kalo ketemu selalu nyapa juga," ungkapnya.

Ia pun tak ambil pusing soal isu ijazah palsu Jokowi.

"Kalau ijazah bukan urusan saya, masing-masing kan. Saya punya ijazah dikeluarkan UGM.

Yang jelas kuliah bareng, ijazah sama dikeluarkan oleh UGM, cuma Pak Jokowi keluar lebih cepat karena nilainya lebih bagus," kata dia lagi.

Rekan Jokowi yang lainnya, Mustoha Iskandar meyakini kalau ijazah milik Jokowi adalah asli.

"Asli pasti, wong temen-temennya banyak masih hidup. Kita satu kelas semua," kata Mustoha.

Ia juga membenarkan bahwa saat itu tidak ada jurusan di Fakultas Kehutanan.

"Memang kehutanan gak ada jurusan. Jurusannya itu sudah semester akhir, ambil matkul apa, lalu topik skripsinya apa," kata dia.

Mustoha pun heran dengan Rismon Sianipar yang mempermasalahkan jusuran teknologi kayu.

"Memang waktu itu pemitan sebutannya teknologi kayu, secara formal namun jurusan teknologi hasil hutan, tapi orang lebih senang menyebutnya teknologi kayu.

Rismon ngerti apa, saya ini alumni kehutanan, saya temannya kok," jelas dia.

Ia pun geram dengan Roy Suryo Cs yang selama ini selalu mengatakan kalau teman-teman Jokowi adalah setingan.

"Masa kita dibilang setingan hanya demi seorang Jokowi, gak waras ini orang," katanya.

Dirinya pun sering beberapa kali naik gunung dengan Jokowi saat masih kuliah.

"Dalam satu periode dalam kuliah itu beberapa kali naik gunung," tanda Mustoha. (TribunBogor/Tribunnews).

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.