Jakarta (ANTARA) - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas mengenang Kwik Kian Gie sebagai sosok politikus negarawan yang menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga, maupun kelompok.
Ia menyebut kepergian tokoh nasional tersebut sebagai kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.
“Kita sebagai warga negara benar-benar kehilangan dengan meninggalnya Kwiek Kian Gie, seorang tokoh dan guru bangsa yang sangat patut kita suri tauladani. Kwiek Kian Gie, seorang tokoh yang tidak gila jabatan walaupun dia pernah menduduki berbagai jabatan strategis di negeri ini,” kata Anwar kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Menurut Anwar, meski pernah menduduki berbagai jabatan strategis di pemerintahan, seperti Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Kwik bukanlah pribadi yang haus kekuasaan.
“Dia adalah sosok politikus yang negarawan, dimana lewat dunia politik yang digumulinya dia ingin berbuat hal-hal yang terbaik bukan untuk dirinya dan keluarga serta partai dan kelompoknya, tapi untuk bangsa dan negara yang dicintainya,” kenangnya.
Anwar menyebut Kwik sebagai nasionalis tulen yang senantiasa berpikir kritis terhadap berbagai persoalan kebangsaan.
Di tengah arus pragmatisme politik, Kwik tampil sebagai suara moral yang tak gentar mengoreksi arah kebijakan pemerintah jika dinilai tidak berpihak pada kepentingan rakyat dan bertentangan dengan amanat konstitusi.
Anwar menyebut Kwik sebagai ekonom, mempunyai kritik yang tajam dan berdasar terhadap kebijakan ekonomi pemerintah kala itu. Ia terganggu oleh praktik-praktik korupsi dan campur tangan pihak asing yang merugikan masyarakat.
Sebagai seorang ekonom, katanya, dia sering menyampaikan kritik terhadap berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, karena banyak dari kebijakan yang mereka buat dan lahirkan tidak sesuai semangat dan jiwanya dengan amanat konstitusi, sehingga negara dan rakyat banyak dirugikan.
“Selamat jalan pak Kwiek. Politikus negarawan yang kami cintai,” tambahnya.
Kwik Kian Gie pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (1999-2000) di bawah Presiden Abdurrahman Wahid serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2001 -2004) pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Alumni Nederlandse Economische Hogeschool atau yang sekarang bernama Erasmus University di Rotterdam, Belanda, tersebut meninggal dunia pada usia 90 tahun.
Kabar meninggalnya Kwik Kian Gie disampaikan oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno melalui unggahan Instagram pribadinya pada Senin malam (28/7).