Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Jakarta Rano Karno Rabu pagi ini seperti biasanya tampil rapi mengenakan pakaian dinas berkelir cokelat.
Dia tiba sekitar pukul 09.10 WIB di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, untuk memberikan sambutan dalam acara yang dihadiri sekitar 60 lansia.
Dia mengawali sambutannya dalam acara Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi DKI Jakarta bertema "Bahagia di Hari Tua" itu dengan berkata bahwa dirinya tak suka datang ke acara itu.
"Sebetulnya, jujur saya enggak suka datang ke sini", kata Rano yang kemudian disambut tawa para lansia dan sebagian berkata, "Acara nenek-nenek ya?". Rano melanjutkan, "Pasti mata saya ngembeng (berair atau berkaca-kaca)".
Rano rupanya teringat masa lalunya yang sempat diusir dari rumah. Ini lantaran rumahnya dijadikan markas para lansia berlatih renang. Ada di kolam di rumah Rano yang cukup menampung segerombolan lansia, tak pasti berapa jumlahnya.
Padahal yang dilakukan bukan berenang seperti atlet atau sekadar melatih gerakan tertentu. Namun sekilas tampak hanya "kecipak kecipuk" di pinggir kolam. Ternyata, mereka melatih otot.
Selain didatangi lansia untuk berenang, rumah Rano juga menjadi tempat karaoke. Setiap pagi, entah itu para asisten rumah tangga (ART) atau joki sudah antre mengambil nomor urut untuk bernyanyi.
Belakangan dia sadar, itu merupakan cara para lansia tetap bahagia. Rano menekankan pentingnya penerapan gaya hidup aktif terutama bagi mereka yang sudah berusia senja.
Ini pun berlaku baginya, yang sebentar lagi berusia 65 tahun. Rano sembari bercanda mengatakan tak perlu kado, tapi cukup doa saja. Para lansia yang rata-rata kaum perempuan pun tertawa mendengarnya.
Gaya hidup aktif dia lakukan, setidaknya melalui kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang mewajibkan setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) naik angkutan umum setiap hari Rabu.
Gara-gara kebijakan ini, Rano menyelipkan jalan kaki menuju Halte MRT Lebak Bulus, sebelum menaiki kereta. Rano merasa perjalanan setiap Rabu bermanfaat untuknya.
Gaya hidup aktif pun menjadi salah satu kiat yang dia berikan pada para lansia agar tetap bahagia di masa tua. Lakukan aktivitas fisik apa saja sesuai kemampuan. Ini lebih baik ketimbang perilaku hidup sedenter (minim aktivitas fisik) yang lebih banyak merugikan ketimbang manfaatnya.
Rano berkisah, sewaktu ibundanya masih hidup, juga diajak tetap bergerak. Padahal saat itu, kondisi lututnya bermasalah. Rano masih ingat sang ibu mengeluh sakit, namun tetap diminta bergerak.
"Kalau bilang sakit, ya duduk. Tapi saya bilang, jalan mak. Jangan kita duduk, demi waktu kita rugi," kata Rano menirukan ucapannya kala itu pada ibundanya.
Berbicara gaya hidup aktif, berenang juga bisa menjadi pilihan, kata Rano. Dia bahkan mengizinkan para lansia berenang di rumahnya. Namun, dengan syarat tak boleh mengusirnya dari rumah. Lagi-lagi lansia tertawa mendengar ocehan sang wagub.
Dia lalu bercerita mengenai adiknya, Suti Karno yang kini aktif dalam kegiatan sosial penyandang disabilitas.
Kondisi sang adik kini tak seperti dulu. Suti menjalani amputasi kaki kanan karena penyakit diabetes yang dideritanya selama 18 tahun.
Rano mengatakan, semula Suti malu dan memilih diam di rumah. Namun, setelah diyakinkan pentingnya terus bergerak alih-alih diam menunggu ajal, barulah Suti mengiyakan ajakan sang kakak.
"Saya bilang, 'emang lu mau diam aja menunggu mati? Bergerak. Jalan. Aktif. Lu masih bisa bawa manfaat. Karena ada orang yang lebih parah dari lu'. Baru sadar dia,", kata Rano.
Selain bergerak, dia juga mengingatkan pentingnya menjaga pola makan sehat. Rano mengatakan saat ini tak lagi memiliki kantong empedu, sehingga harus lebih berhati-hati memilih makanan.
Selain itu, dia juga sudah pernah menjalani pemasangan ring jantung. Karenanya, Rano betul-betul menjauhkan diri dari rokok. Padahal dulunya dia perokok berat. Saat ini, sudah 20 tahun pria yang dikenal publik salah satunya melalui tokoh Si Doel dalam "Si Doel Anak Sekolahan" berhenti merokok.

Rano lalu melanjutkan tipsnya tetap bahagia di usia tua, yakni melakukan hobi. Apapun itu, misalnya menyulam atau melukis seperti Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Berbicara tentang SBY, Rano mengatakan Selasa pagi ini, SBY bersama pelukis asal Jerman, Christopher Lehmpfuhl menyambangi Balai Kota Jakarta.
SBY tak ikut melukis, tetapi menemani sang pelukis menggambar Monumen Nasional (Monas), Jakarta dari lantai 23 gedung balai kota.
Christopher Lehmpfuhl dikenal memiliki keahlian melukis dengan teknik finger painting, yakni teknik melukis menggunakan jari tangan sebagai alat utama untuk mengaplikasikan cat ke permukaan media, biasanya kertas atau kanvas. SBY rupanya pernah belajar dengan Christopher melukis alam dengan teknik finger painting.
Menurut Rano, kegiatan melukis bisa membantu untuk mengasah otak.
Beralih pada cerita Rano, mengenai kiat bahagia, tetap terhubung dengan teman-teman, kerabat, dan keluarga menjadi upaya yang disarankan Rano.
Tak menuntut hingga kado
Cukup lama Rano bercerita pagi itu. Bukan sebatas kiat tetap bahagia, tetapi juga pengakuannya yang sedari kecil tak pernah menuntut untuk menjadi apa.
Dia bahkan mengaku masih tak menyangka jadi pemimpin daerah dan kembali mengemban amanah itu di usia 64 tahun.
"Jangankan jadi penjabat. Jadi bintang film saja enggak kebayang," kata Rano.
Dia mengatakan, orang tuanya bukan dari kalangan mampu. Sang ayah hanya seniman panggung, yang tampil sekali dalam setahun.
Untuk urusan sekolah saja, Rano mendapat bantuan dari pihak sekolah karena orang tuanya tak punya uang. Beruntung dia bisa bersekolah hingga jenjang sekolah menengah atas, kemudian melanjutkan ke sekolah tinggi.
Cerita Rano lalu berlanjut pada kado yang diberikan Pemprov DKI Jakarta pada lansia, yakni gratis naik transportasi umum di Jakarta. Dia kemudian bertanya apakah semua lansia yang hadir sudah memanfaatkan fasilitas yang diberikan itu?
Ternyata sebagian mengaku belum memanfaatkannya karena tersendat di pembuatan kartu. Rano meminta BKOW DKI ikut membantu.
Hal itu lantaran, Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan Rp6 triliun untuk mewujudkan kebijakan transportasi umum gratis bagi 15 golongan termasuk lansia.
"Biarin. Saya kasih tugas Ibu Dewi (Indriati Rano Karno selaku Ketua Umum BKOW DKI Jakarta) untuk urus ini. Karena 15 golongan masyarakat Jakarta yang KTP Jakarta dan kategori lansia gratis naik transportasi umum," ujar Rano.
Selain soal angkutan gratis, rupanya Rano masih punya kado untuk para lansia, yakni umrah gratis bagi dua orang beruntung. Dia menyerahkan pemilihannya pada pengurus BKOW DKI, termasuk kriterianya.
Sebagai penutup, Rano berharap para lansia dapat memanfaatkan sisa umur dengan cara yang bermanfaat dan menjadi sosok bermanfaat bagi orang lain.
Mari saling memberi dukungan agar masa tua tidak sekadar dijalani tetapi dinikmati dengan kebahagiaan.