TIMESINDONESIA, MALANG – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan dukungannya terhadap penguatan Pendidikan vokasi sebagai salah satu kunci mewujudkan generasi emas Indonesia. Hal ini disampaikan melalui sambutan resminya dalam Grand Final Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) X 2025 yang digelar di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Malang, Rabu (30/7/2025).
Dalam sambutannya, Emil menyatakan bahwa pendidikan vokasi memiliki peran strategis dalam mencetak sumber daya manusia yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga adaptif terhadap perubahan teknologi.
Momen hangat penuh semangat usai pembukaan Grand Final OLIVIA X 2025 di UB. (FOTO: Afanin Rushafah/TIMES Indonesia)
“Pendidikan Vokasi menjadi tumpuan, bukan hanya bagi Jawa Timur, tetapi bagi seluruh Indonesia dalam menciptakan SDM dengan ketrampilan spesifik. OLIVIA menjadi ajang untuk saling mengenal lintas Lembaga dan memacu semangat pengembangan profesi,” ujar Emil Dardak dalan video sambutanya/
Ia menambahkan bahwa pembelajaran tidak berhenti setelah mendapatkan ijazah. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, mahasiswa vokasi diharapkan terus mengasah ketrampilannya agar tetap relevan dan kompetitif di dunia kerja.
OLIVIA X 2025 yang diikuti oleh mahasiswa vokasi seluruh Indonesia ini bukan hanya sekadar kompetisi, melainkan momentum untuk melihat Kembali bagaimana kualitas dan relevansi Pendidikan Vokasi di Indonesia.
Mahasiswa vokasi peserta Olivia X 2025 tampak penuh semangat dalam ajang OLIVIA X 2025 di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya. (FOTO: Afanin Rushafah/TIMES Indonesia)
Ajang bergengsi ini menggabungkan semangat kolaborasi dan kompetisi dalam satu wadah, sehingga peserta dapat termotivasi untuk terus belajar sekaligus berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc.., turut menggarisbawahi pentingnya reposisi Pendidikan vokasi di Indonesia. Menurutntya, Vokasi bukan sekadar pilihan kedua, melainkan jalur strategis yang dapat mempercepat proses Industrialisasi Nasional.
“Pendidikan Vokasi memiliki keunggulan dalam keterampilan dan praktik lapangan. Mereka tidak hanya siap kerja tapi juga siap menciptakan lapangan kerja melalui kewirausahaan,” ungkap Prof. Widodo.
Hal senada disampaikan oleh Jobby dari Direktorat Belmawa, Ditjen Diktiristek, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang hadir mewakili Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Republik Indonesia. Ia menilai bahwa OLIVIA sebagai simbol semangat vokasi Indonesia yang adaptif, produktif dan berdaya saing tinggi.
“Ini bukan sekadar lomba, tapi ruang pembuktian potensi generasi muda vokasi untuk menjawab tantangan dunia kerja dan industri yang terus berkembang,” tuturnya dengan semangat mendukung.
OLIVIA X 2025 menjadi cerminan sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi dan mahasiswa dalam membangun Pendidikan vokasi yang kuat. Dengan kolaborasi seperti ini, diharapkan Indonesia mampu melahirkan SDM vokasi yang unggul, inovatif dan siap membawa perubahan nyata di berbagai sektor. (*)