Menerka Makna di Balik Rangkulan Prananda Prabowo terhadap Puan Maharani Saat Bimtek PDIP di Bali
GH News July 31, 2025 07:06 PM

Momen kedekatan putraputri Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, dalam gelaran acara bimbingan teknis (bimtek) yang digelar di Bali Beach Convention Center pada Rabu (30/7/2025), cukup menarik perhatian publik.

Terutama momen ketika putra kedua Megawati, yakni Prananda Prabowo yang terlihat merangkul adiknya, Puan Maharani di lokasi Bimtek PDIP di Bali.

Terlihat juga sosok Megawati yang ikut digandeng oleh Puan dan berjalan beriringan.

Kala itu Prananda dan Puan samasama mengantar Megawati untuk memberikan pengarahan kepada anggota fraksi PDIP baik yang ada di DPR RI maupun di DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota seIndonesia.

Keakraban yang terlihat antara Prananda dan Puan ini pun jadi sorotan, terlebih ada juga Megawati yang tersenyum di samping Puan kala kakakberadik itu tengah berbincang akrab.

Lantas adakah makna tersembunyi dibalik momen keakraban Prananda dan Puan di acara Bimtek PDIP di Bali ini?

Dinilai Sarat Semiotika Simbolik 

Direktur Eksekutif Nusakom Pratama Institute, Dr Ari Junaedi turut menyoroti momen kedekatan Puan dan Prananda di acara Bimtek PDIP di Bali, Rabu kemarin.

Menurut Ari, potret Prananda yang merangkul Puan ini memang sarat akan semiotika simbolik.

Semiotika simbolik adalah cabang dari semiotika yang secara khusus mempelajari makna dan penggunaan simbol dalam komunikasi.

Jika dilihat dari sudut pandang politis, kedekatan Prananda dan Puan yang samasama menjadi Ketua DPP PDIP ini menunjukkan relasi kekeluargaan yang menegaskan bahwa hubungan antara cucucucu Bung Karno itu tak bermasalah.

Selain itu, Ari menilai kedekatan Prananda dan Puan ini bisa diartikan sebagai kesolidan dan kekompakan di tubuh PDIP.

"Asumsi sebagian orang bahwa hubungan pribadi di antara anakanak Megawati bermasalah nyatanya tidak,” kata Ari Junaedi saat dihubungi, Kamis (31/7/2025).

Hal ini juga menandakan bahwa pimpinan partai di PDIP masih solid dan tak memiliki masalah atau perselisihan.

Kemudian jika dilihat dari sisi makna, potret keakraban Prananda dan Puan ini bisa bermakna mendalam.

Terlihat tak ada sekat pemisah antara keduanya, meski diluar banyak spekulasi keretakan hubungan mereka.

Selain itu, kedekatan Prananda dan Puan ini juga bisa dimaknai bahwa segala persoalan yang ada di PDIP bisa dipecahkan dengan rasa persaudaraan.

Selaras dengan ajaran Bung Karno yang menilai bahwa kekeluargaan di atas segalanya.

Selanjutnya dalam aspek kode, Ari menilai foto Prananda dan Puan ini mengisyaratkan menjelang gelaran Kongres PDIP mendatang, tidak ada yang namanya faksifaksi di tubuh banteng. 

"Tidak ada pemilahan kubu situation room yang digawangi Prananda atau faksi Senayan yang dikomandoi Puan, semuanya lebur menjadi satu sebagai keturunan biologis maupun ideologis Soekarno," ujarnya.

Makna Kedekatan PranandaPuan Bagi Said Abdullah Ketua DPP PDIP sekaligus anggota DPR RI terpilih 20242029 Said Abdullah saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks, Parlemen Senayan, jelang pelantikan anggota DPR RI baru, Selasa (1/10/2024). (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra)

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Said Abdullah menilai, momen kedekatan Prananda dan Puan sangat menunjukkan keharmonisan.

Tak hanya sekadar hubungan kakakadik, tetapi harmoni itu juga terjaga di internal PDIP.

"PDI Perjuangan solid bukan sekadar slogan. Harmoni beliau berdua sebagai anak biologis dan ideologis Ibu Mega dan PDI Perjuangan," kata Said saat dikonfirmasi, Kamis (31/7/2025).

Said menegaskan, baik Prananda maupun Puan samasama tumbuh di rumah besar PDIP.

Keduanya merupakan anak biologis sekaligus ideologis PDIP.

Tak hanya itu, keduanya berproses dan memberi warna dalam perjalanan PDIP sebagai partai besar.

Ketua Banggar DPR RI ini juga menegaskan, bahwa tidak ada faksi di internal partai berlambang banteng moncong putih itu.

"PDI Perjuangan solid di bawah kepemimpinan Ibu Mega. Perbedaan pendapat tidak bisa kita maknai sebagai faksional di dalamnya."

"Justru itulah wujud dari demokrasi di PDI Perjuangan. Wacana boleh berbeda, tetapi ketika Ibu Ketua Umum memutuskan, kami semua solid mendukung penuh keputusan tersebut," terang dia.

Said juga merasa keberadaan Puan dan Prananda menopang penuh kepemimpinan Megawati.

“Beliau berdua hanya berbagi peran dan penugasan politiknya yang ditujukan untuk kebesaran PDI Perjuangan," kata dia.

“Sehingga di PDI Perjuangan hanya ada satu faksi di bawah Ibu Mega selaku Ketua Umum PDI Perjuangan,” tegas Said.

Isu Dua Faksi di PDIP

Sebelumnya muncul isu soal adanya dua faksi dalam tubuh PDIP.

Dua faksi tersebut adalah kubu Prananda Prabowo dan Puan Maharani.

Dalam kepengurusan PDIP Periode 20192024, Prananda Prabowo dipercaya Mega sebagai Ketua Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital.

Sementara Puan Maharani di DPP PDIP menjabat sebagai Ketua Bidang Politik.

Prananda Prabowo selama ini memang jarang muncul ke publik.

Meskipun begitu, pria kelahiran 23 April 1970 tersebut disebutsebut memiliki peran penting di tubuh PDIP.

Berbeda dengan adiknya, Puan Maharani selama ini kerap muncul di hadapan publik baik mewakili PDIP maupun pejabat publik.

Kini Puan pun menjabat sebagai Ketua DPR RI.

Berikut rincian dua faksi utama yang disebutsebut tumbuh di PDIP:

Yang dianggap sebagai faksi yang moderat dan propemerintah. Mendukung PDIP untuk bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto. Didukung oleh kalangan senior partai dan memiliki legitimasi historis sebagai putri Megawati Soekarnoputri.

Cenderung lebih progresif dan modern. Ingin PDIP berada di luar pemerintahan sebagai oposisi. Beroperasi di balik layar, namun punya pengaruh besar dalam strategi dan kampanye partai.

Baca berita lainnya terkait Kongres PDIP.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.